Mantan Napiter Bergabung Bantu Deradikalisasi di Cilacap

Selasa, 21 November 2023 - 09:20 WIB
loading...
Mantan Napiter Bergabung Bantu Deradikalisasi di Cilacap
Peresmian Yayasan Derap Bakti Pertiwi yang dibentuk oleh sejumlah mantan napiter di Cilacap, Jawa Tengah untuk membantu program deradikalisasi. Foto/Ist
A A A
CILACAP - Sejumlah mantan narapidana teroris (napiter) bergabung membantu deradikalisasi dengan membentuk Yayasan Derap Bakti Pertiwi di Cilacap, Jawa Tengah.

Peresmian yayasan mitra deradikalisasi di wilayah Cilacap dan sekitarnya ini dilakukan bersamaan dengan seminar kebangsaan bertema “Tahun Politik: Tantangan dan Mitigasi Radikalisme, Ekstrimisme, Intoleran dan Terorisme di Indonesia” di Pendopo Wijaya Kusuma Sakti, Cilacap.



Dalam peresmian, para mitra deradikalisasi diajak untuk meninggalkan ideologi terorisme. Pasalnya, ideologi terorisme dibangun dari narasi berdasarkan distorsi dan manipulasi untuk mewujudkan kepentingan tertentu.

“Ideologi terorisme itu bertujuan politis yaitu ingin menghancurkan suatu negara dan mengganti dengan negara yang ingin mereka bentuk,” ujar Direktur Deradikalisasi dilakukan BNPT Brigjen Pol R. Ahmad Nurwakhid saat peresmian Yayasan Derap Bakti Pertiwi di Cilacap, dikutip Selasa (21/11/2023)..

Selama ini kelompok terorisme selalu menggunakan dalil-dalil agama dalam membenarkan aksinya. Padahal terorisme tidak ada kaitannya dengan agama apapun. Hal itu karena tidak ada satu pun agama yang membenarkan terorisme.



“Namun, ada oknum agama yang salah dalam menafisrkan dan memberikan informasi yang menyimpang. Biasanya kelompok ini menunggangi agama mayoritas yang ada di suatu wilayah,” imbuhnya.

Nurwakhid mengharapkan pemerintah dapat mengantisipasi dan melarang segala bentuk ideologi radikalisme dan terorisme melalui regulasi dan kebijakan. Pasalnya, sejauh ini belum ada aturan atau Undang-Undang yang melarang keberadaan ideologi-ideologi transnasional yang tidak sesuai dengan ideologi Pancasila, sejak UU Subversif di Indonesia dihapus.

“Intinya ideologi radikalisme dan terorisme adalah paham yang dikapitalisasi untuk kepentingan proxy war. Mereka bertujuan merusak negara kita dan mengganti dengan negara khilafah. Padahal jelas Indonesia adalah negara kesepakatan yang dulu diperjuangkan oleh para pendiri bangsa,” ucapnya.

Oleh karena itu, Nurwakhid mengajak para mitra deradikalisasi agar benar-benar menanggalkan ideologi-ideologi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia dan ajaran Islam rahmatan lil alamin.

“Saya berharap kedepannya yayasan ini juga dapat membantu proses reintegrasi para mantan narapidana terorisme lainnya agar diterima oleh masyarakat dan seluruh masyarakat dapat hidup berdampingan secara rukun dan damai,” tandas Nurwakhid.

Mantan napiter, Ustaz Sofyan Tsauri menyampaikan kelompok terorisme sering melakukan manipulasi informasi. Contohnya adalah kelompok Khawarij yang menggunakan ayat dan hadis dalam Al Qur'an untuk mewujudkan kepentingannya mendirikan negara Islam dan menjustifikasi tindakan kriminal yang telah dilakukan.

"Padahal, di Indonesia umat Islam diwajibkan untuk mengikuti pemimpin dan suara mayoritas dan agama Islam tidak mengajarkan segala bentuk kekerasan,” katanya.

Sofyan menegaskan bahwa agama merupakan kekuatan yang dahsyat dan ketika jatuh kepada orang yang beriman, mencintai persatuan dan kaum muslimin, maka kehidupan akan menjadi rahmatan lil’alamin.

“Akan tetapi, apabila jatuh ke orang-orang yang jahat dan mempunyai agenda tersembunyi, maka akan menimbulkan perpecahan,” tegasnya.

Ketua Yayasan Derap Bakti Pertiwi Adi Jihadi menjelaskan bahwa pembentukan yayasan ini atas dasar keresahan dan kekhawatiran para mitra deradikalisasi terhadap tindakan dan pemikiran yang tidak sesuai dengan agama dan negara. Paham yang dimaksud adalah paham intoleran dan segala tindakan yang mengarah pada terorisme.

“Dari pemikiran itulah kami (mitra deradikalisasi) mengusulkan kepada emerintah daerah dan BNPT untuk membentuk yayasan ini. Harapannya dengan dibentuknya yayasan ini akan terciptanya masyarakat yang inklusif, damai dan harmoni dalam bingkai Kesatuan Negara Republik Indonesia,” paparnya.

Pj Bupati Cilacap, Yunita Dyah Suminar mengapresiasi inisiatif dan mendukung keberadaan Yayasan Derap Bakti Pertiwi ini. Ia berharap terbentuknya Yayasan Derap Bakti Pertiwi mampu berkontribusi meminimalisir dan mengantisipasi penyebaran paham radikalisme dan terorisme khususnya di Kabupaten Cilacap.

“Ini menjadi ide dan kemajuan yang luar biasa karena para mantan napiter telah kembali ke NKRI dan menunjukkan keseriusannya dalam mereduksi paham radikalisme dan terorisme yang ada di masyarakat,” tutur Yunita.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2058 seconds (0.1#10.140)