Kriminolog: Polda Jabar Harus Bertindak Tegas dan Terbuka

Selasa, 03 Oktober 2017 - 21:13 WIB
Kriminolog: Polda Jabar Harus Bertindak Tegas dan Terbuka
Kriminolog: Polda Jabar Harus Bertindak Tegas dan Terbuka
A A A
BANDUNG - Kriminolog dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung Yesmil Anwar mengatakan, senjata api mempengaruhi psikologi seseorang, meskipun dia merupakan penegak hukum. Seperti peristiwa di Las Vegas, Amerika Serikat, beberapa waktu lalu, itu terjadi karena orang bebas memiliki dan menggunakan senjata.

Kasus penembakan oleh anggota polisi di Kota Bandung dan Kabupaten Garut, kata Yesmil, harus disikapi serius dan terbuka oleh Polda Jabar. Institusi Polri ini harus mengambil sikap tegas menegakkan aturan dan hukum meskipun yang melakukan pelanggaran adalah anggotanya sendiri. Apalagi tidak sepatutnya ke tempat hiburan bawa senjata api.

“Kapolda baru sebaiknya jangan mengambil sikap seolah berusaha meredam dengan memberikan pernyataan bahwa tindakan anggota telah sesuai prosedur dan lain-lain. Mestinya, terbuka saja dan lakukan tindakan tegas. Proses hukum yang melakukan pelanggaran di Propam dan pidana umum. Hasil dari sidang di Propam juga umumkan kepada masyarakat,” kata Yesmil, Selasa (3/10/2017).

Dia menambahkan, perlu dilakukan evaluasi psikologi secara rutin, enam bulan atau satu tahun sekali terhadap anggota polisi yang memegang senjata. Sebab, kondisi psikologis seseorang sangat berpengaruh terhadap bagaimana dan untuk apa senjata itu digunakan. Risiko polisi bersenjata sangat besar karena mereka bersentuhan dengan masyarakat.

Berbeda dengan TNI yang memegang senjata untuk pertahanan negara. Lakukan pemeriksaan secara berkala, terkait penggunaan senjata itu. Jumlah peluru berapa, jika berkurang digunakan untuk apa, dan lain-lain.

Yesmil menyarankan, ke depan agar kasus seperti ini tak terulang, harus dimulai dari pola rekrutmen personel kepolisian. Aspek psikologi harus lebih diutamakan selain fisik dan kecakapan intelektual.

“Jika hal-hal ini bisa dilakukan mudah-mudahan kepolisian lebih dipercaya dan dicintai masyarakat. Sebaliknya, jika kasus penembakan oleh anggota polisi dibiarkan, masyarakat akan menjadi antipati dan penggunaan senjata api makin merajalela,” tandasnya.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.7155 seconds (0.1#10.140)