Sumur Mengering, Warga Semarang Terpaksa Beli Air Rp40.000 Sehari

Kamis, 07 September 2017 - 17:21 WIB
Sumur Mengering, Warga Semarang Terpaksa Beli Air Rp40.000 Sehari
Sumur Mengering, Warga Semarang Terpaksa Beli Air Rp40.000 Sehari
A A A
SEMARANG - Warga di RW 6 Kelurahan Sukorejo Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah, harus mengeluarkan uang Rp40.000-Rp50.000 per hari untuk memenuhi kebutuhan air bersih.

Warga Kampung Deliksari ini, mengalami kekurangan air bersih selama musim kemarau sekitar dua bulan terakhir. Sumur-sumur yang selama ini menjadi andalan warga untuk mendapatkan air bersih mengering, sehingga memaksa warga membeli air bersih.

Ny Siami, salah seorang warga mengaku, setiap hari dirinya menghabiskan sekitar 16 jerigen air bersih atau empat rit, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mulai dari memasak, mandi, cuci dan lainnya.

Setiap jerigen ia beli seharga Rp2.000, sehingga dalam sehari untuk memenuhi kebutuhan air bersih tujuh orang keluarganya, harus mengeluarkan uang Rp32.000.

Sebenarnya ada sendang (sumber mata air) di wilayah tersebut, hanya saja jaraknya cukup jauh yakni mencapai lebih dari 3 km dan akses jalannya hanya bisa dilalui jalan kaki. "Kita beli dari warga sini juga yang mengambil air," katanya, Kamis (7/9/2017).

Ia mengaku, sebenarnya setiap RT memiliki bak penampungan air, untuk menampung air dari sumber mata air tersebut. Hanya saja, lanjutnya, saat ini pengisian tandan digilir seminggu sekali setiap RTnya.

"Kalau pas RT saya dapat giliran jatah air dari sendang Gayam, mengambil sendiri dari tandon, kalau tidak dapat giliran mau tidak mau ya harus membeli," ucapnya.

Warga lain Jariyatun mengaku, setiap hari bahkan dirinya harus mengeluarkan uang Rp50.000 untuk memenuhi kebutuhan air bersih selama musim kemarau ini.

"Kalau begini terus uang hasil kerja hanya cukup untuk beli air, padahal kita juga harus membiayai anak sekolah dan lainnya," ujarnya.

Ia mengaku, selama ini belum mendapakan bantuan air bersih dari pemerintah ataupun dari pihak lain. "Setiap musim kemarau selalu kekurangan air bersih," ucapnya.

Warga sebenarnya sudah mengajukan pemasangan air dari PDAM Tirta Moedal Kota Semarang. Hanya saja sampai saat ini belum ada realisasinya. Sampai saat ini yang terpasang hanya pipa-pipa saja, sehingga belum bisa dimanfaatkan oleh warga.

"Sudah 30 tahun saya tinggal di sini, tapi tidak ada PDAM yang masuk," imbuhnya.

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyatakan, musim kemarau ini ada dua kelurahan yang mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih karena sumur mengering.

"Berdasarkan pantauan kami, ada dua kelurahan yakni Rowosari dan Sukorejo, itupun tidak semua wilayah. Mudah-mudahan tidak bertambah," ujarnya saat mengunjungi warga RW 6 Kelurahan Sukorejo, Kamis (7/9).

Wali kota menyatakan, sudah memerintahkan kepada PDAM Tirta Moedal, untuk segera melakukan droping air bersih ketika ada permintaan dari warga yang membutuhkan.

"Droping Air bersih gratis tidak ada biaya," katanya di hadapan warga.

Terkait tidak adanya saluran PDAM ke wilayah RW 6 Sukorejo, wali kota mengaku, Pemerintah melalui PDAM, sudah merencanakan penambahan sekitar 80.000 sambungan baru selama lima tahun ke depan.

Sementara itu, Kabag Perencanaan PDAM Tirta Moedal Saiful Anam mengaku, dalam waktu dekat akan ada 100 rumah dipasang saluran pipa. Penyambungan akan dilakukan sesuai kesiapan wagra.

Ia mengaku, khusus untuk warga kurang mampu, PDAM memberikan harga khusus yakni hanya Rp900.000 dari harga normal Rp1,5 juta. "Itupun bisa diangsur," ucapnya.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8185 seconds (0.1#10.140)