Di Usianya Ke-207, Kemacetan dan Sampah Masih Persoalan di Bandung

Selasa, 05 September 2017 - 22:18 WIB
Di Usianya Ke-207, Kemacetan dan Sampah Masih Persoalan di Bandung
Di Usianya Ke-207, Kemacetan dan Sampah Masih Persoalan di Bandung
A A A
BANDUNG - Kota Bandung terus mengalami perkembangan dan pertumbuhan positif di usianya yang ke-207. Namun, dari perkembangan positif tersebut, kemacetan dan sampah masih menjadi masalah utama di Kota Bandung.

Kepala Dinas Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan (Bapelitbang) Kota Bandung Hery Antasari Padmadinata mengatakan, Kota Bandung yang menginjak usia ke-207 merupakan kondisi yang sangat matang dari sisi fisik dan angka. Namun, perkembangan saat ini, masih banyak permasalahan yang harus segera diselesaikan. "Di antara persoalan yang saat ini masih terus dicari solusinya adalah kemacetan dan sampah," kata Hery seusai Obrolan Teras SINDO (OTS) dengan tema "Refleksi HUT ke-207 Kota Bandung, Menelik Arah Pembangunan Kota" di Restoran Kalapa Lagoon, Selasa (5/9/2/2017).

Dia mengungkapkan, persoalan sampah sebenarnya sudah secara relatif bisa tertangani. Tetapi, dalam jangka panjang sampah juga belum mendapatkan kepastian dan akan menjadi persoalan. "Bagaimana jika TPA Sarimukti ditutup. Sementara solusi yang ditawarkan dengan teknologi open dumping juga belum siap. Termasuk juga kerja sama dengan regional bersama Pemprov Jabar," ujar dia.

Selain itu, kemacetan di Kota Bandung menjadi tugas berat yang harus segera dicarikan solusinya. Sebab, persoalan ini tidak bisa diselesaikan sendiri oleh Pemkot Bandung. "Kemacetan ini kan multidimensi. Banyak pihak yang terlibat. Tapi, Pemkot Bandung mau tidak mau menjadi fokus. Padahal, mengatasi persoalan kemacetan harus melibatkan seluruh pihak," ungkap Hery.

Hery berharap, seluruh lapisan masyarakat di Kota Bandung dapat mendukung seluruh program yang sedang dijalankan dan akan dilakukan untuk mengatasi berbagai persoalan yang masih tersisa. "Minimal jangan buang sampah sembarangan. Patuhi peraturan yang ada mulai tingkat kewilayahan hingga kota. Jika tidak bisa melakukan yang lebih besar, maka lakukan yang kecil terlebih dulu," kata dia.

Diskusi OTS yang berlangsung setiap Selasa ini juga dihadiri narasumber lain, yakni pelaku industri kreatif Ujang Koswara dan Budayawan Sunda Taufik Faturohman. Dari sisi pelaku industri kreatif, Ujang menilai, arah pembangunan Kota Bandung sudah menunjukan pertumbuhan yang jauh lebih baik. Terutama di bawah kepemimpinan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. Tetapi, dari sisi industri kreatif, masih dibutuhkan peningkatan kemampuan sumber daya manusia (SDM).

"Pertumbuhan dan pembangunan secara fisik memang sudah baik. Tapi, Pemkot Bandung harus bisa membentuk karakter penguatan SDM untuk bisa membawa masyarakat Bandung menjadi pemain produk. Memang butuh proses untuk bisa mencapai itu," ujar Ujang.

Sementara Budayawan Sunda Taufik Faturohman mengatakan, persoalan yang terjadi di Kota Bandung sebenarnya bukan hanya menjadi tugas pemkot. Masyarakat dan seluruh elemen memiliki andil untuk ikut mencarikan solusi.
(mcm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4408 seconds (0.1#10.140)