Mentan Menilai Diversifikasi Pangan Lokal Perlu Pendampingan
loading...
A
A
A
BOGOR - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pengembangan diversifikasi pangan lokal dan pekarangan pangan lestari perlu pendampingan.
Pendampingan bisa dilakukan oleh mahasiswa di berbagai perguruan tinggi nasional. Menurut Mentan, mahasiswa memiliki peran penting dalam membuat suatu terobosan dan inovasi yang tidak biasa untuk kepentingan masyarakat Indonesia.
"Kami berharap mahasiswa mau turun ke lapangan. Konsepnya sudah ada dan kita juga punya ilmunya. Hanya saja perlu dilakukan pendekatan yang tidak biasa. Ini adalah salah satu solusi untuk menjaga ketahanan pangan Indonesia," ujar Mentan dalam keterangannya saat menghadiri penandatanganan kerja sama dengan enam perguruan tinggi Indonesia, Selasa, 4 Agustus 2020 di Bogor, Jawa Barat. (BACA JUGA: Pasien Covid-19 Terus Bertambah, RS Muhammadiyah Mulai Kewalahan)
Menurut Mentan, kerja sama ini sangat penting karena persoalan pertanian tidak bisa diselesaikan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) saja. Melainkan harus melibatkan seluruh lapisan masyarakat, terutama Perguruan Tinggi sebagai mercusuar utama.
"Kami berharap definisi-definisi serta teori-teori yang diajarkan oleh perguruan tinggi Indonesia, dapat segera digagas oleh BKP (Badan Ketahanan Pangan) untuk dapat mengembangkan ketahanan pangan. Karena ini menyangkut hak hidup masyarakat Indonesia," terangnya.
Oleh karena itu, Mentan berharap pengembangan diversifikasi dan pekarangan rumah dapat memberikan manfaat untuk keberlangsungan hidup sehari-hari.
"Dibutuhkan tata kelola yang baik dari hulu hingga hilir. Jadi kita bukan hanya fokus pada hasilnya, tetapi prosesnya juga harus kita kawal," katanya. (BACA JUGA: Korban Selamat Ledakan Beirut: Ini Malapetaka! Melapetaka di Lebanon!....)
Sebagai informasi, Kementan melalui Badan Ketahanan Pangan (BKP) resmi melakukan kerja sama dengan enam perguruan tinggi di Indonesia. Kerja sama ini meliputi pengembangan diversifikasi pangan dan pendampingan kegiatan pekarangan pangan lestari.
Enam perguruan yang dimaksud meliputi Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Lampung (UNILA), Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Brawijaya (UB), Universitas Hasanuddin (UNHAS), dan Universitas Lambung Mangkurat (UNLAM).
Pendampingan bisa dilakukan oleh mahasiswa di berbagai perguruan tinggi nasional. Menurut Mentan, mahasiswa memiliki peran penting dalam membuat suatu terobosan dan inovasi yang tidak biasa untuk kepentingan masyarakat Indonesia.
"Kami berharap mahasiswa mau turun ke lapangan. Konsepnya sudah ada dan kita juga punya ilmunya. Hanya saja perlu dilakukan pendekatan yang tidak biasa. Ini adalah salah satu solusi untuk menjaga ketahanan pangan Indonesia," ujar Mentan dalam keterangannya saat menghadiri penandatanganan kerja sama dengan enam perguruan tinggi Indonesia, Selasa, 4 Agustus 2020 di Bogor, Jawa Barat. (BACA JUGA: Pasien Covid-19 Terus Bertambah, RS Muhammadiyah Mulai Kewalahan)
Menurut Mentan, kerja sama ini sangat penting karena persoalan pertanian tidak bisa diselesaikan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) saja. Melainkan harus melibatkan seluruh lapisan masyarakat, terutama Perguruan Tinggi sebagai mercusuar utama.
"Kami berharap definisi-definisi serta teori-teori yang diajarkan oleh perguruan tinggi Indonesia, dapat segera digagas oleh BKP (Badan Ketahanan Pangan) untuk dapat mengembangkan ketahanan pangan. Karena ini menyangkut hak hidup masyarakat Indonesia," terangnya.
Oleh karena itu, Mentan berharap pengembangan diversifikasi dan pekarangan rumah dapat memberikan manfaat untuk keberlangsungan hidup sehari-hari.
"Dibutuhkan tata kelola yang baik dari hulu hingga hilir. Jadi kita bukan hanya fokus pada hasilnya, tetapi prosesnya juga harus kita kawal," katanya. (BACA JUGA: Korban Selamat Ledakan Beirut: Ini Malapetaka! Melapetaka di Lebanon!....)
Sebagai informasi, Kementan melalui Badan Ketahanan Pangan (BKP) resmi melakukan kerja sama dengan enam perguruan tinggi di Indonesia. Kerja sama ini meliputi pengembangan diversifikasi pangan dan pendampingan kegiatan pekarangan pangan lestari.
Enam perguruan yang dimaksud meliputi Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Lampung (UNILA), Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Brawijaya (UB), Universitas Hasanuddin (UNHAS), dan Universitas Lambung Mangkurat (UNLAM).
(vit)