Raih Kalpataru 2023, Nugroho Widiasmadi: Hari Pangan Sedunia Momentum Wujudkan Kesehatan Lingkungan
loading...
A
A
A
SEMARANG - Hari Pangan Sedunia menjadi momentum dalam menjaga lingkungan dan mendukung ketahanan dan kemandirian pangan. Sekaligus mewujudkan kesehatan lingkungan dan menciptakan dunia yang lebih hijau.
Upaya itu telah dirintis dosen Universitas Wahid Haysim (Unwahas) Semarang, Nugroho Widiasmadi. Peraih penghargaan Kalpataru 2023 dalam kategori Pembina Lingkungan ini telah berhasil melakukan berbagai terobosan.
Sebagai seorang pakar, Nugroho telah memainkan peran kunci dalam memerangi degradasi sumber daya air dan tanah yang memiliki dampak signifikan pada ketahanan pangan dan kesehatan lingkungan.
“Kondisi saat ini merupakan tantangan yang dapat memengaruhi kita semua, dan penghargaan ini adalah pengakuan atas perjuangan berkelanjutan untuk mencari solusi yang berkelanjutan,” tuturnya, Sabtu (21/10/2023).
Hal itu dibuktikannya dengan penemuan Teknologi Biosoildam MA-11 yakni, teknologi yang mampu mengonservasi tanah dan air dengan biaya terjangkau dan efisien.
Peraih penghargaan “Dosen Berprestasi Nasional” pada 2007 ini menyebut inovasi dapat diterapkan di berbagai kondisi lahan. “Termasuk lahan tambang, lahan tandus, dan lahan yang tercemar oleh pupuk dan pestisida kimia,” tuturnya.
Tidak hanya itu, melalui riset yang terintegrasi, Nugroho juga berhasil menciptakan konsep Agrokonservasi dengan menggunakan Teknologi Biosoildam MA-11. Konsep ini memberikan harapan untuk petani, terutama kelompok tani dalam meningkatkan hasil panen pertanian sambil menjaga keberlanjutan lingkungan dan daya dukung tanah.
Dalam situasi global saat ini, kata Nugroho, di mana perubahan iklim, tekanan ekonomi, dan dampak pandemi Covid-19 memengaruhi hidup, teknologi Biosoildam MA-11 memiliki potensi untuk mengatasi berbagai tantangan ini.
Upaya itu telah dirintis dosen Universitas Wahid Haysim (Unwahas) Semarang, Nugroho Widiasmadi. Peraih penghargaan Kalpataru 2023 dalam kategori Pembina Lingkungan ini telah berhasil melakukan berbagai terobosan.
Sebagai seorang pakar, Nugroho telah memainkan peran kunci dalam memerangi degradasi sumber daya air dan tanah yang memiliki dampak signifikan pada ketahanan pangan dan kesehatan lingkungan.
“Kondisi saat ini merupakan tantangan yang dapat memengaruhi kita semua, dan penghargaan ini adalah pengakuan atas perjuangan berkelanjutan untuk mencari solusi yang berkelanjutan,” tuturnya, Sabtu (21/10/2023).
Hal itu dibuktikannya dengan penemuan Teknologi Biosoildam MA-11 yakni, teknologi yang mampu mengonservasi tanah dan air dengan biaya terjangkau dan efisien.
Peraih penghargaan “Dosen Berprestasi Nasional” pada 2007 ini menyebut inovasi dapat diterapkan di berbagai kondisi lahan. “Termasuk lahan tambang, lahan tandus, dan lahan yang tercemar oleh pupuk dan pestisida kimia,” tuturnya.
Tidak hanya itu, melalui riset yang terintegrasi, Nugroho juga berhasil menciptakan konsep Agrokonservasi dengan menggunakan Teknologi Biosoildam MA-11. Konsep ini memberikan harapan untuk petani, terutama kelompok tani dalam meningkatkan hasil panen pertanian sambil menjaga keberlanjutan lingkungan dan daya dukung tanah.
Dalam situasi global saat ini, kata Nugroho, di mana perubahan iklim, tekanan ekonomi, dan dampak pandemi Covid-19 memengaruhi hidup, teknologi Biosoildam MA-11 memiliki potensi untuk mengatasi berbagai tantangan ini.