Kisah Syekh Magelung Sakti, Panglima Perang Mesir Penakluk Hati Nyi Mas Gandasari

Sabtu, 21 Oktober 2023 - 06:10 WIB
loading...
Kisah Syekh Magelung Sakti, Panglima Perang Mesir Penakluk Hati Nyi Mas Gandasari
Syarif Syam atau Syekh Magelung Sakti. Foto/Istimewa
A A A
Syekh Magelung Sakti, seorang ulama murid Sunan Gunung Jati yang berpenampilan sangat khas yaitu dengan menggelung rambut panjangnya. Konon rambutnya sendiri panjangnya hingga menyentuh tanah, karena tidak bisa dipotong dengan apapun dan oleh siapapun.

Sehingga lebih sering mengikat rambutnya (gelung) tersebut kemudian dikenal sebagai Syekh Magelung (Syekh dengan rambut yang tergelung). Berdasarkan Babad Cirebon Syekh Magelung Sakti berasal dari Negeri Syam (Syria), dengan panggilan Syarif Syam.

Saat kanak-kanak, Syarif Syam tergolong bocah yang jenius, tak salah jika pada usia 7 tahun di kalangan guru dan para pendidiknya dia telah menyandang panggilan sebagai sufi cilik.Inilah yang menyebabkan dia anak yang diperebutkan guru besar di seluruh negara Timur Tengah.



Bahkan di usia 11 tahun, dia telah mampu menempatkan posisinya sebagai pengajar termuda di berbagai tempat ternama. Misalnya Madinah, Makkah, istana raja Mesir, Masjidil Agso Palestina, dan berbagai tempat ternama lainnya.

Walau begitu, dia juga banyak dihujat oleh ulama, karena kian hari rambutnya kian memanjang tak terurus.Sehingga dalam pandangan mereka, Syarif Syam, terkesan bukan sebagai seorang pelajar sekaligus pengajar religius yang selalu mengedepankan tatakrama.

Pelecehan dan hinaan yang kerap diterimanya, membuat Syarif Syam mengasingkan diri selama beberapa tahun di salah satu goa di daerah Haram, Mekkah. Hal itu dikarenakan rambut Syarif Syam semakin panjang.

Namun dia bukannya tak mau mencukur rambutnya yang lambat laun jatuh menjuntai ke tanah, tapi apa daya, walau telah ratusan kali berikhtiar ke belahan dunia lain, tetapi, dia belum pemah mendapatkan seseorang yang mampu memotong rambutnya itu.



Konon sejak dilahirkan ke alam dunia, rambut Syarif Syam memang sudah tidak bisa dipotong oleh sejenis benda tajam apapun.Sehingga pada usia 30 tahun, Syarif Syam diambil Istana Mesir untuk menjadi panglima perang dalam mengalahkan pasukan Romawi dan Tartar.

Dari sinilah namanya mulai masyhur di kalangan masyarakat luas sebagai panglima perang sakti di antara para prajurit perang yang ada sebelumnya.Betapa tidak, kepiawaian panglima perang bisa terlihat saat mengatur strategi perang serta keandalannya memainkan pedang.

Bahkan cakap menggunakan tombak serta ketepatan dalam memanah.Berbeda dengan Syarif Syam yang akhimya dikenal dengan sebutan Panglima Mohammad Syam Magelung Sakti, jika dia mengibaskan rambut panjang dan keras mirip kawat baja ke arah musuh-musuhnya.

Akibatnya sudah dapat diduga, para musuh tak ada yang berani mendekat, dan lari pontang-panting karenanya. Sampai usia 32 tahun, selama 12 tahun kemasyhurannya sebagai sosok panglima perang berambut sakti itu benar-benar tak tertandingi.



Hingga usia 34 tahun dia mendapat petunjuk, yang mengharuskannya mencari guru sebagai pembimbingnya yang juga dapat memotong rambutnya. Tanpa pertimbangan, dia langsung meninggalkan istana raja Mesir yang saat itu benar-benar amat membutuhkan tenaganya.

Dengan perbekalan secukupnya dan berteman ratusan kitab, Syarif Syam mulai mengarungi belahan dunia menggunakan jukung (sejenis perahu kecil bercadik).Dalam perjalanan ini, dia mulai singgah mendatangi beberapa ulama terkenal untuk menerimanya sebagai murid.

Di antaranya Syeikh Dzatul Ulum di Libanon, Syeikh Attijani di Yaman bagian Selatan, Syeikh Qowi bin Subhan bin Arsy di Beirut, Syeikh Assamargondi bin Zubair bin Hasan India, Syeikh Muaiwiyyah As- Salam, Malaita, Syeikh Mahmud.

Kemudian Yarussalem, Syeikh Zakariyya bin Salam bin Zaab Tunisia, Syeikh Marwan bin Sofyan Siddrul Muta’alim, Campa, dan masih banyak yang lainnya. Tapi, walau begitu banyak para waliyulloh yang didatangi, tak satupun di antara mereka yang sanggup memotong rambutnya.



Kemudian Syarif Syam ini terus berkelana pergi dari satu tempat ke tempat lain untuk mencari siapa yang sanggup untuk memotong rambut panjangnya itu. Jika dia berhasil menemukannya, orang tersebut akan diangkat sebagai gurunya.

Hingga suatu hari, dia bertemu dengan seorang pertapa sakti Resi Purba Sanghyang Dursasana Prabu Kala Sengkala, diperbatasan Selat Malaka.Dari sang Resi inilah, Syarif Syam mendapat kabar jika rambutnya dapat dipotong salah seorang wali di tanah Jawa.

Mendengar itu, Syarif Syam sangat senang dan seketika minta diri untuk langsung melanjutkan perjalanannya menuju ke tanah Jawa.Dan setibanya di pesisir Pulau Jawa, Syarif pun singgah di suatu pedesaan sambil tiada hentinya bertafakur memohon kepada Allah SWT.

Dalam bertafakur dia meminta dapat dipertemukan dengan wali yang selama ini diimpi-impikannya.Dan tepat pada malam Jum’at Kliwon, di tengah keheningan malam, Syarif Syam mendapat petunjuk jika wali yang ditemuinya berada di Cirebon, yakni Sunan Gunung Jati.



Hingga akhirnya Syarif Syam tiba di Cirebon. Dan benar saja, ketika di Cirebon inilah Syarif bertemu dengan orang tua yang dengan mudahnya memotong rambut dia. Tempat dimana rambut Syarif Syam berhasil dipotong kemudian diberi nama Karanggetas.

Orang tua itu kemudian belakangan diketahui bernama Sunan Gunung Jati sesuai dengan nazarnya akhirnya menjadi guru dari Syekh Magelung Sakti dan dia langsung berganti nama menjadi Pangeran Soka.

Selepas menjadi murid Sunan Gunung Djati, Syekh Magelung Sakti atau Pangeran Soka kemudian ditugaskan gurunya tersebut untuk menyebarkan agama Islam di Cirebon bagian Utara.Selain nama Syekh Magelung Sakti, Syarif Syam memiliki gelar Pangeran Karangkendal.

Nama Pangeran Karangkendal sendiri dia dapat karena ketika sekitar abad XV saat ditugaskan menyebarkan agama Islam di wilayah Utara. Dia tinggal di Desa Karangkendal, Kapetakan (kurang lebih 19 kilometer sebelah Utara Cirebon).



Di desa ini, Syekh Magelung Sakti kemudian diangkat anak oleh penguasa Karangkendal yang bernama Ki Tarsiman yang mempunyai nama lain Ki Krayunan atau Ki Gede Karangkendal, bahkan disebut pula dengan julukan Buyut Selawe.

Karena kala itu mempunyai 25 anak dari istrinya yang bernama Nyi Sekar. Syekh Magelung Sakti mempunyai seorang istri yang juga memiliki nama besar di wilayah Cirebon yakni Nyi Mas Gandasari yang terkenal hingga kini.

Menurut Babad Cirebon sebelum menikahi wanita sakti tersebut, Syekh Magelung Sakti mendengar sayembara bahwa ada bangsawan cantik bernama Nyi Mas Gandasari yang sedang mencari pasangan hidupnya.

Berita mengenai sayembara tersebut didapatnya saat Syekh Magelung Sakti ditugaskan Sunan Gunung Jati berkeliling ke barat Cirebon. Sayembara menyebutkan barang siapa mampu mengalahkan Nyi Mas Gandasari maka akan menjadi istri dari yang berhasil mengalahkannya.

Banyak di antaranya pangeran dan ksatria yang mencoba mengikuti sayembara tetapi tidak ada satu pun yang berhasil menang mengadu kesaktian dengan Nyi Mas Gandasari, hingga akhirnya Syekh Magelung Sakti terjun ke arena sayembara.



Pada dasarnya kemampuan dan kesaktian dari keduanya memang berimbang, hanya saja karena faktor kelelahan, akhirnya Nyi Mas Gandasari menyerah dan berlindung dibalik punggung Sunan Gunung Jati untuk berlindung dari kesaktian Syekh Magelung Sakti

Meski Nyi Mas Gandasari berlindung dibalik punggung Sunan Gunung Jati, Syekh Magelung Sakti masih tetap saja menyecarnya dengan serangan-serangan mematikan hingga dalam satu kesempatan tinju sang Syekh hampir saja mengenai kepala dari Sunan Gunung Jati.

Tetapi, anehnya sebelum tinju itu mendarat di kepala Sunan Gunung Jati, dengan serta merta Syekh Magelung Sakti jatuh lemas. Sunan Gunung jati akhirnya memutuskan bahwa dalam pertempuran tersebut tidak ada yang kalah ataupun menang.

Sunan Gunung Jati tetap menikahkan keduanya dan mereka resmi menjadi suami istri.Setelah keduanya dinikahkan, Syekh Magelung Sakti menyebarkan Islam di tanah Jawa sampai akhir hayatnya dimakamkan di Kampung Karang, Desa Karang Kendal, Cirebon.
(ams)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1815 seconds (0.1#10.140)