BMKG: Musim Hujan di DIY Awal November, Puncaknya Februari!

Kamis, 19 Oktober 2023 - 16:41 WIB
loading...
BMKG: Musim Hujan di...
BMKG sebut musim hujan di Yogyakarta terjadi awal November dan puncaknya Februari mendatang. Foto/SINDOnews
A A A
YOGYAKARTA - Kepala Stasiun Klimatologi DIY, Reni Kraningtyas mengatakan awal musim hujan di DIY diperkirakan terjadi November mendatang. Hal ini berdasarkan pantauan BMKG pada tingkat curah hujan bulanan di DIY.

”Curah hujan Oktober terlihat masih kecil, sehingga belum menunjukkan awal musim hujan. Kemudian November sekitar 200 milimeter per bulan, jadi November ini masuk dasarian awal musim penghujan,” kata Reni, Kamis (19/10/2023).

”Karena kalau awal musim penghujan itu tiga dasarian berturut-turut curah hujannya diatas 150 milimeter per bulan,” tambahnya.



Meski begitu, awal musim hujan di DIY tidak terjadi secara bersamaan. Umumnya, pada dasarian pertama, hujan di DIY lebih dulu terjadi di Kulonprogo bagian utara. Kemudian akan menyebar ke wilayah Gunungkidul, Bantul dan Sleman wilayah utara di dasarian dua dan ketiga.

Reni mengatakan curah hujan ini diperkirakan berskala kecil. Hal ini disebabkan dampak gelombang El Nino yang tergolong kecil di wDIY, serta suhu permukaan laut di pantai Timur Afrika yang cenderung tidak sampai ke wilayah Indonesia.

”Kita hanya mengandalkan penguapan dari perairan kita, sehingga pada saat ini, pada periode El Nino yang IOD-nya positif mengakibatkan curah hujan yang lebih sedikit dari biasanya,” ucapnya.

Selain itu, kata dia, kondisi tersebut juga berimbas pada mundurnya waktu terjadinya awal musim hujan. Sementara Reni mengatakan puncak musim hujan di wilayah DIY diperkirakan akan terjadi pada Februari 2024.



”Tetapi, karena awal musim hujannya mundur, sehingga musim hujan juga diperkirakan akan lebih pendek. Tapi umumnya 16 sampai 18 dasarian, atau sekitar 6 bulan,” terangnya.

Suhu panas di wilayah DIY masih akan terjadi hingga akhir Oktober mendatang. Hal ini disebabkan oleh musim kemarau, fenomena El Nino dan posisi gerak semu matahari.



”Kenapa suhu panas karena memang yang pertama kemarau, kemudian El Nino, kemudian posisi matahari gerak semu ke arah selatan,” ungkapnya.

”Sedangkan wilayah kita, DIY itu kan selatan ekuator, jadi semakin bergerak ke bawah. Makannya kenapa di wilayah DIY dan Jawa Tengah panas, karena bergeraknya ke selatan, tetapi nanti akan naik lagi,” pungkasnya.
(ams)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2174 seconds (0.1#10.140)