Kisah Ken Arok, Pendiri Kerajaan Singasari Berasal dari Kasta Sudra
loading...
A
A
A
Ken Arok berhasil menguasai Tumapel usai menggulingkan Tunggul Ametung sang penguasa sebelumnya. Ken Arok yang berasal dari kasta terendah agama Hindu sudra berhasil naik derajat hingga akhirnya menjadi raja di Kerajaan Singasari.
Sebelum menjadi raja besar, konon asal usul Ken Arok masih tak jelas. Tetapi harus diakui Ken Arok sejak kecil memiliki kecerdasan yang luar biasa dan budi pekerti yang lebih bagus dibanding anak sejawatnya.
Hal ini tampak saat Ken Arok remaja berguru pada seorang brahmana pendeta Hindu saat itu bernama Lohgawe. Kecerdasannya inilah yang menyebabkan sang guru Lohgawe memberi sang murid yang dinilai kelebihan dibanding murid lainnya.
Nama Ken Arok, muncul dari nama julukan atau gelar kehormatan, tapi bukan karena silsilah melainkan karena keluhuran budinya. Hal ini terungkap dalam buku berjudul “Hitam Putih Ken Arok dari Kejayaan hingga Keruntuhan” karya Muhammad Syamsuddin.
Gelar kehormatan ini diberikan kepada seseorang karena kemuliaan atau keluhuran budi pekertinya.Kemudian kata Arok sendiri merupakan pemberian nama dari seorang brahmana bernama Sang Hyang Lohgawe.
Dikisahkan pemberian nama ini diberikan setelah ia mampu dan berani mengutarakan pendapat, pengetahuan dan kritiknya terhadap kaum brahmana. Padahal Ken Arok sendiri datang dari golongan sudra atau kasta terendah dalam agama Hindu.
Ken Arok dikisahkan pernah memberikan pengetahuan dan kritiknya di hadapan gurunya di tengah para santri lain yang juga sama - sama berguru kepada Lohgawe.
Kata Arok sendiri adalah nama yang berarti 'pembangun' , ketika ia diberi nama oleh maha gurunya ini menandakan bahwa Arok telah lulus sebagai brahmana.Meski dalam waktu yang tergolong singkat, Arok berhasil lulus dengan capaian yang cukup tinggi.
Ken Arok berhasil lulus mendahului para santri lainnya yang terlebih dahulu menimba ilmu ke Lohgawe. Sejak dinyatakan lulus inilah, Lohgawe memperbolehkan Arok meninggalkan dirinya.
Namun Lohgawe berpesan kepada Arok untuk tetap sementara tinggal bersamanya lantaran akan berbicara beberapa hal.
Lohgawe bermaksud hendak menggalang persekutuan dengan kaum brahmana, melalui persekutuan inilah kelak membuat Ken Arok mendapat legitimasi etis dari kaum brahmana untuk melakukan tindakan politiknya.
Menurut Lohgawe, muridnya Ken Arok ini adalah murid yang cerdas, gesit, tangkas, dan ingatannya pun sangat kuat. Selain itu, Arok dikenal dengan seseorang yang berani, tabah, dan kuat menghadapi beragam gejolak dan tantangan hidup.
Kendati baru sebentar berguru ke Lohgawe, Ken Arok sudah memiliki pengetahuan yang tinggi melampaui para murid yang belajar di padepokan Lohgawe.
Sebelum berguru ke Lohgawe, Arok juga pernah berguru kepada Mahaguru Tantripala. Oleh guru pertamanya, ia diberi sebuah gulungan lontar yang berisi catatan mengenai sejarah Arok sendiri.
Gulungan lontar ini tidak pernah dibacanya hingga lontar itu diberikan kepada Lohgawe. Namun ketika Arok telah lulus menjadi brahmana, gulungan itu diberikan kembali kepadanya oleh gurunya Lohgawe yang sangat ia junjung tinggi.
Sebelum menjadi raja besar, konon asal usul Ken Arok masih tak jelas. Tetapi harus diakui Ken Arok sejak kecil memiliki kecerdasan yang luar biasa dan budi pekerti yang lebih bagus dibanding anak sejawatnya.
Hal ini tampak saat Ken Arok remaja berguru pada seorang brahmana pendeta Hindu saat itu bernama Lohgawe. Kecerdasannya inilah yang menyebabkan sang guru Lohgawe memberi sang murid yang dinilai kelebihan dibanding murid lainnya.
Nama Ken Arok, muncul dari nama julukan atau gelar kehormatan, tapi bukan karena silsilah melainkan karena keluhuran budinya. Hal ini terungkap dalam buku berjudul “Hitam Putih Ken Arok dari Kejayaan hingga Keruntuhan” karya Muhammad Syamsuddin.
Gelar kehormatan ini diberikan kepada seseorang karena kemuliaan atau keluhuran budi pekertinya.Kemudian kata Arok sendiri merupakan pemberian nama dari seorang brahmana bernama Sang Hyang Lohgawe.
Dikisahkan pemberian nama ini diberikan setelah ia mampu dan berani mengutarakan pendapat, pengetahuan dan kritiknya terhadap kaum brahmana. Padahal Ken Arok sendiri datang dari golongan sudra atau kasta terendah dalam agama Hindu.
Ken Arok dikisahkan pernah memberikan pengetahuan dan kritiknya di hadapan gurunya di tengah para santri lain yang juga sama - sama berguru kepada Lohgawe.
Kata Arok sendiri adalah nama yang berarti 'pembangun' , ketika ia diberi nama oleh maha gurunya ini menandakan bahwa Arok telah lulus sebagai brahmana.Meski dalam waktu yang tergolong singkat, Arok berhasil lulus dengan capaian yang cukup tinggi.
Ken Arok berhasil lulus mendahului para santri lainnya yang terlebih dahulu menimba ilmu ke Lohgawe. Sejak dinyatakan lulus inilah, Lohgawe memperbolehkan Arok meninggalkan dirinya.
Namun Lohgawe berpesan kepada Arok untuk tetap sementara tinggal bersamanya lantaran akan berbicara beberapa hal.
Lohgawe bermaksud hendak menggalang persekutuan dengan kaum brahmana, melalui persekutuan inilah kelak membuat Ken Arok mendapat legitimasi etis dari kaum brahmana untuk melakukan tindakan politiknya.
Menurut Lohgawe, muridnya Ken Arok ini adalah murid yang cerdas, gesit, tangkas, dan ingatannya pun sangat kuat. Selain itu, Arok dikenal dengan seseorang yang berani, tabah, dan kuat menghadapi beragam gejolak dan tantangan hidup.
Kendati baru sebentar berguru ke Lohgawe, Ken Arok sudah memiliki pengetahuan yang tinggi melampaui para murid yang belajar di padepokan Lohgawe.
Sebelum berguru ke Lohgawe, Arok juga pernah berguru kepada Mahaguru Tantripala. Oleh guru pertamanya, ia diberi sebuah gulungan lontar yang berisi catatan mengenai sejarah Arok sendiri.
Gulungan lontar ini tidak pernah dibacanya hingga lontar itu diberikan kepada Lohgawe. Namun ketika Arok telah lulus menjadi brahmana, gulungan itu diberikan kembali kepadanya oleh gurunya Lohgawe yang sangat ia junjung tinggi.
(ams)