Banyak Petani Milenial di Tirtoyudo Malang, Ini Saran Ketua DPP Partai Perindo
loading...
A
A
A
MALANG - Ketua DPP Partai Perindo Bidang Hukum Internal Christophorus Taufik mendorong para petani di Desa Tlogosari, Tirtoyudo, Kabupaten Malang membuat kelompok milenial. Pasalnya, ada beberapa petani yang datang dari kalangan milenial atau berumur muda.
"Solusinya tadi adalah mereka akan membuka komunikasi seluas-luasnya terhadap kelompok tani dan tidak kemungkinan membentuk kelompok-kelompok baru, karena ini menarik di sini ada ide membentuk kelompok tani milenial," ucap Christophorus Taufik, pada Sabtu malam (14/10/2023), usai diskusi di rumah salah satu warga Desa Tlogosari, Tirtoyudo, Kabupaten Malang.
Apalagi, kata Christ sapaan akrabnya, di Desa Tlogosari ternyata juga petani-petani muda banyak ditemukan. Hal ini menepis anggapan bahwa anak-anak muda tidak ada lagi yang mau meneruskan profesi sebagai petani.
"Sekaligus memecahkan pendapat orang bahwa produk pertanian tidak diminati oleh teman-teman muda. Tetapi di sini banyak sekali teman-teman muda yang masih mau melanjutkan industri di pertanian," kata bakal calon legislatif (Bacaleg) DPR RI Partai Perindo daerah pemilihan (Dapil) Malang raya.
Sementara itu, salah satu petani di Desa Tlogosari, Ahmad Zaelani menuturkan, bila pembentukan kelompok tani baru menjadi solusi untuk kesulitan petani di Desa Tlogosari, mengakses pupuk bersubsidi. Apalagi dengan penggunaan pupuk bersubsidi itu bisa memangkas biaya operasional tanam.
"Kita harus membentuk kelompok baru lagi, intinya kelompok Pemuda seperti kelompok petani milenial yang muda-muda saja. Pengeluarannya untuk modal pupuk mahal, gagal panen juga, dan sedikit minimnya panenan, berdampak pada hasil panen, dampaknya Karena bersubsidi lebih murah dari nonsubsidi, jadi hasilnya lebih maksimal," ucap Zaelani.
Hal serupa disampaikan Wawan Iswanto, petani di Desa Tlogosari menjelaskan, sejak lama ia dan beberapa petani lain di Desa Tlogosari, Tirtoyudo, Kabupaten Malang merasa kesulitan mengakses pupuk bersubsidi. Hal ini memaksa para petani menggunakan pupuk non-subsidi.
"Di sini untuk saat ini kita merasa sangat susah mendapatkan pupuk, untuk pemupukan tanaman kami. Kita mengadakan pengontrolan pada kelompok tani yang sudah ada, yaitu memang benar-benar terdistribusikan atau belum tentang pendataan," kata Wawan Iswanto.
Diskusi dengan warga Desa Tlogosari, Tirtoyudo, sendiri melibatkan Bacaleg partai berlambang Rajawali mengembangkan sayap dan bernomor urut 16 pada kertas suara Pemilu 2024 itu, yakni Christophorus Taufik dan Bagyo Sulaksono, selaku Sekretaris DPD Partai Perindo Kabupaten Malang.
Forum diskusi dan silaturahmi dengan petani ini menjadi komitmen Partai Perindo yang dikenal sebagai partai modern yang peduli rakyat kecil, gigih berjuang untuk penciptaan lapangan kerja dan Indonesia sejahtera itu.
"Solusinya tadi adalah mereka akan membuka komunikasi seluas-luasnya terhadap kelompok tani dan tidak kemungkinan membentuk kelompok-kelompok baru, karena ini menarik di sini ada ide membentuk kelompok tani milenial," ucap Christophorus Taufik, pada Sabtu malam (14/10/2023), usai diskusi di rumah salah satu warga Desa Tlogosari, Tirtoyudo, Kabupaten Malang.
Apalagi, kata Christ sapaan akrabnya, di Desa Tlogosari ternyata juga petani-petani muda banyak ditemukan. Hal ini menepis anggapan bahwa anak-anak muda tidak ada lagi yang mau meneruskan profesi sebagai petani.
"Sekaligus memecahkan pendapat orang bahwa produk pertanian tidak diminati oleh teman-teman muda. Tetapi di sini banyak sekali teman-teman muda yang masih mau melanjutkan industri di pertanian," kata bakal calon legislatif (Bacaleg) DPR RI Partai Perindo daerah pemilihan (Dapil) Malang raya.
Sementara itu, salah satu petani di Desa Tlogosari, Ahmad Zaelani menuturkan, bila pembentukan kelompok tani baru menjadi solusi untuk kesulitan petani di Desa Tlogosari, mengakses pupuk bersubsidi. Apalagi dengan penggunaan pupuk bersubsidi itu bisa memangkas biaya operasional tanam.
"Kita harus membentuk kelompok baru lagi, intinya kelompok Pemuda seperti kelompok petani milenial yang muda-muda saja. Pengeluarannya untuk modal pupuk mahal, gagal panen juga, dan sedikit minimnya panenan, berdampak pada hasil panen, dampaknya Karena bersubsidi lebih murah dari nonsubsidi, jadi hasilnya lebih maksimal," ucap Zaelani.
Hal serupa disampaikan Wawan Iswanto, petani di Desa Tlogosari menjelaskan, sejak lama ia dan beberapa petani lain di Desa Tlogosari, Tirtoyudo, Kabupaten Malang merasa kesulitan mengakses pupuk bersubsidi. Hal ini memaksa para petani menggunakan pupuk non-subsidi.
"Di sini untuk saat ini kita merasa sangat susah mendapatkan pupuk, untuk pemupukan tanaman kami. Kita mengadakan pengontrolan pada kelompok tani yang sudah ada, yaitu memang benar-benar terdistribusikan atau belum tentang pendataan," kata Wawan Iswanto.
Diskusi dengan warga Desa Tlogosari, Tirtoyudo, sendiri melibatkan Bacaleg partai berlambang Rajawali mengembangkan sayap dan bernomor urut 16 pada kertas suara Pemilu 2024 itu, yakni Christophorus Taufik dan Bagyo Sulaksono, selaku Sekretaris DPD Partai Perindo Kabupaten Malang.
Forum diskusi dan silaturahmi dengan petani ini menjadi komitmen Partai Perindo yang dikenal sebagai partai modern yang peduli rakyat kecil, gigih berjuang untuk penciptaan lapangan kerja dan Indonesia sejahtera itu.
(hri)