Dimas Kanjeng Divonis 18 Tahun, Jaksa dan Pengacara Banding

Selasa, 01 Agustus 2017 - 13:23 WIB
Dimas Kanjeng Divonis 18 Tahun, Jaksa dan Pengacara Banding
Dimas Kanjeng Divonis 18 Tahun, Jaksa dan Pengacara Banding
A A A
PROBOLINGGO - Dimas Kanjeng Taat Pribadi (46), terdakwa kasus pembunuhan terhadap dua pengikutnya menjalani sidang vonis di Pengadilan Negeri Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Selasa (1/8/2017).

Oleh majelis hakim, Dimas Kanjeng divonis 18 tahun penjara. Vonis yang dijatuhkan majelis hakim terhadap terdakwa lebih ringan dari tuntutan yang diajukan oleh tim Jaksa Penuntut Umum (JPU), yakni hukuman penjara seumur hidup.

Majelis hakim sendiri diketuai oleh Basuki Wiyono, yang merupakan Ketua PN Kraksaan, dengan anggota majelis hakim Syarifudin Prawiranegara, dan Yudisthira Alfian.

Menanggapi hasil putusan sidang ini, baik pihak terdakwa mau pun tim JPU menyatakan banding. "Vonisnya di bawah tuntutan yang kami ajukan, makanya kami meminta untuk banding," ujar anggota tim JPU, M Usman.

Baginya, yang terpenting vonis majelis hakim, membuktikan bahwa terdakwa memang bersalah. Ada penganjuran untuk melakukan pembunuhan terhadap kedua korban. Hal ini melanggar Pasal 340 KUHP junto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.

Dimas Kanjeng sendiri memilih bungkam, dan hanya menebarkan senyum kepada ratusan orang yang memadati ruang persidangan. Dia hanya menjawab singkat, untuk banding. Jawaban dengan nada suara pelan ini, disampaikannya sesaat setelah majelis hakim selesai membacakan keputusannya.

Pria berbadan tambun dengan tampilan selalu rapi tersebut, keluar ruang sidang mengenakan baju batik lengan panjang, dan celana panjang hitam, dengan pengawalan ketat petugas kepolisian, dan kejaksaan.

Petugas kejaksaan, langsung menggiring Dimas Kanjeng, masuk dalam mobil tahanan, untuk di bawa kembali ke Surabaya. Dalam pengawalan ketat, Dimas Kanjeng, masih sempat menyambut salam dari para pengikutnya, yang hadir di persidangan tersebut.

Kuasa hukum terpidana, Muhammad Sholeh, menyatakan, keputusan majelis hakim merupakan keputusan yang ragu-ragu. "Vonis 18 tahun penjara, lebih ringan dari tuntutan. Biasanya, kalau tuntutanya seumur hidup, vonisnya paling tidak 20 tahun. Ini membuktikan majelis hakim ragu-ragu, karena kawatir apabila menjatuhkan vonis meringankan, dianggap menerima sesuatu," ujarnya.

Sejak awal, dia menyatakan, tuntutan yang disampaikan JPU, tidak berdasarkan pada fakta-fakta persidangan. Tuntutan tersebut, dinilainya hanya berdasarkan berita acara pemeriksaan. Empat saksi pelaku pembunuhan yang dihadirkan, dinilai Sholeh, dalam persidangan tidak ada yang membuktikan Kanjeng Dimas, melakukan anjuran pembunuhan.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6722 seconds (0.1#10.140)