Kisah Abah Guru Sekumpul Bertemu Nabi Muhammad SAW saat Ziarah di Madinah

Jum'at, 13 Oktober 2023 - 06:15 WIB
loading...
A A A
Sejak kecil dididik orangtuanya Haji Abdul Ghani dan Hajjah Masliah binti Haji Mulya dan neneknya bernama Salbiyah. Mereka menanamkan akhlak, kedisiplinan dan pendidikan tauhid serta belajar membaca Al-Qur'an.

Selain karamah sebagai wali allah, perjalanan hidup Abah Guru Sekumpul dimulai pada usian tujuh tahun dia menimba ilmu di madrasah di Kampung Keraton, Martapura. Sejak usia 10 tahun telah dikaruniai kassyaf hissi.

Yakni mampu melihat dan mendengar apa-apa yang tersembunyi atau hal-hal ghaib. Pada usia 14 tahun ia dikaruniai futuh (pencerahan spiritual) saat membaca sebuah tafsir Qur’an.

Pada masa remajanya, Guru Sekumpul menghabiskan waktu menimba ilmu hingga ke Pesantren Datu Kalampian Bangil, Jawa Timur. Selain itu berguru kepada Syekh Falah di Bogor.



Ia juga mendalami syariat dan tarekat kepada Syekh Muhammad Yasin Padang di Mekah, Syekh Hasan Masysyath, Syekh Isma’il Yamani, Syekh Abdul Qadir al-Baar, Syekh Sayyid Muhammad Amin Kutby, Allamah Ali Junaidi (Berau) ibn Jamaluddin ibn Muhammad Arsyad.

Atas petunjuk Syekh Ali Junaidi, beliau kemudian belajar kepada Syekh Fadhil Muhammad (Guru Gadung). Kepada Guru Gadung ini Guru Ijai belajar tentang ajaran Nur Muhammad.

Beliau mendapat ijazah Maulid Simthud Durar dari sahabat karibnya, Habib Anis ibn Alwi ibn Ali al-Habsyi dari Solo, Jawa Tengah. Ia sempat mengajar di Pesantren Darussalam Martapura selama lima tahun.

Kemudian membuka pengajian di rumahnya sendiri pada 1970-an, didampingi kyai terkenal yakni Guru Salman Bujang (Guru Salman Mulya). Pada 1988 pindah ke Kampung Sekumpul, membuka kompleks perumahan ar-Raudhah atau Dalam Regol.

Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1619 seconds (0.1#10.140)