Kisah Ken Arok Tewas Ditikam Anaknya dengan Keris Sakti Mpu Gandring saat Makan

Minggu, 24 September 2023 - 06:50 WIB
loading...
Kisah Ken Arok Tewas Ditikam Anaknya dengan Keris Sakti Mpu Gandring saat Makan
Kolase foto Ken Arok versi AI. Foto/Instagram @ainusantara
A A A
MALANG - Pendirian Kerajaan Tumapel atau yang dikenal dengan Singosari diawali dari berbagai tragedi. Sosok Ken Arok menjadi aktor bagaimana ia memberontak dan menghabisi nyawa Tunggul Ametung sang akuwu Tumapel, yang saat itu merupakan daerah bawahan Kerajaan Kediri.

Setelahnya Ken Arok dengan pasukannya menumpas Raja Kertajaya yang berkuasa di Kerajaan Kediri. Usai serangkaian pemberontakan memberontak, membunuh Tunggul Ametung, dan menghabisi raja Kediri Kertajaya, Ken Arok mendirikan kerajaan baru dan mendeklarasikan dirinya jadi raja baru.

Ken Arok pun akhirnya mempersunting perempuan cantik yang juga mantan istri Tunggul Ametung, pria yang dibunuhnya dengan keris sakti buatan Mpu Gandring. Perempuan itulah yang sempat ia diam-diam taksir ketika masih menjadi pengawal Tunggul Ametung.

Saat Tunggul Ametung terbunuh inilah Ken Dedes tengah mengandung seorang bayi dari hasil pernikahannya dengan Tunggul Ametung. Dikisahkan dalam buku "Hitam Putih Ken Arok dari Kejayaan hingga Keruntuhan" karya Muhammad Syamsuddin, sang anak yang lahir dari rahim Ken Dedes ini diberi nama Anusapati. Anusapati pun tumbuh dalam istana Kerajaan Singasari dibawah ayah tirinya Ken Arok dan ibu kandungnya Tunggul Ametung.



Seiring pertumbuhan usia dan makin dewasa, Anusapati merasa ada perbedaan perlakuan ayahnya Ken Arok, yang dikenal dengan Prabu Sang Amurwabhumi terhadap dirinya. Sementara Anusapati menganggap perlakuan kepada Mahisa Wunga Teleng, Panji Saprang, Agnibaya, dan Dewi Rimbu, oleh Ken Arok menganggap iri Anusapati dan curiga.

Anusapati pun akhirnya memberanikan diri menanyakan kepada ibunya Ken Dedes terkait perihal asal usul dirinya. Mengingat Anusapati merasa Ken Arok tidak terlalu akrab dengannya.

Setelah didesak beberapa kali, Ken Dedes pun berterus terang kepada anak kandungnya, Anusapati. Ken Dedes menyebut jika Anusapati ingin tahu maka jawaban ayah kandungnya sesungguhnya adalah Tunggul Ametung, setelah itu Ken Dedes menceritakan dinikahi oleh Ken Arok.

Mendengar jawaban ini sontak saja Anusapati kaget dan tak menyangka. Selama ini ia memang merasa curiga bahwa Ken Arok bukan merupakan ayah kandungnya. Sebab Anusapati merasa ada sekat yang sedikit renggang antaranya dan penguasa Tumapel kala itu.



Lebih kaget lagi saat Anusapati mendengar penjelasan sang ibu terkait penyebab kematian Tunggul Ametung, ayah kandungnya. Ken Dedes pun menjawab bahwa Tunggul Ametung meninggal usai dibunuh oleh ayah tirinya, Ken Arok.

Sontak saja Anusapati kian terkejut, di sisi lain Ken Dedes langsung termenung terdiam, lantaran merasa bersalah telah membocorkan rahasia itu kepada sang anak kandungnya. Anusapati pada akhirnya pun tahu bahwa ayah kandungnya terbunuh oleh keris buatan Mpu Gandring. Menariknya keris itu masih disimpan Ken Dedes dan Anusapati meminta untuk melihat kerisnya itu.

Keris Mpu Gandring pun berpindah tangan ke Anusapati, Anusapati kemudian memiliki dendam yang luar biasa, akibat ulah Ken Arok. Ia pun mulai berencana menyusun rencana membunuh Ken Arok. Ia merencanakan membunuh Ken Arok menggunakan tangan orang lain, sama seperti yang diceritakan mengenai kisah kematian Tunggul Ametung kepada Anusapati.

Secara kebetulan dikisahkan, Anusapati mempunyai seorang Pangalasan atau pejabat di Desa Batil. Alhasil Anusapati memanggil Pangalasan itu datang. Tugas pun diberikan oleh Anusapati kepada Pangalasan tersebut. Keris yang sebelumnya di tangan Anusapati dipindah tangan ke sang Pangalasan.

Sang Pangalasan itu pun segera berangkat menunaikan tugasnya menghabisi nyawa Ken Arok. Pertaruhan pun betul - betul dilakukan Anus Apatis, ia sadar misi ini beresiko betul. Jika kegagalan itu benar terbongkar maka konspirasi dan dalang pembunuhan akan terungkap.

Bila rencana itu gagal, bukan hanya Pangalasan tersebut saja yang mati di tangan Ken Arok, tapi bisa saja ia Anusapati juga turut mati. Namun tak hanya Anusapati dan Pangalasan yang mati, ibunya Ken Dedes juga terancam akan terbunuh karena ibunya yang membocorkan informasi akan peristiwa pembunuhan Tunggul Ametung.

Usaha pun disusun, di suatu senja Ken Arok yang sedang makan di ruang makan didatangi Pangalasan utusan Anusapati dan langsung menikam keris Mpu Gandring ke punggung Ken Arok. Saat itu juga Ken Arok langsung mati dengan kesaktian keris Mpu Gandring, Ken Arok dinyatakan meninggal pada Kamis pon waktu Landep atau waktu senja, dan matahari baru saja tenggelam tahun Saka 1169 atau 1247 Masehi.

Setelah berhasil membunuh Ken Arok, si Pangalasan ini langsung melarikan diri menghadap atasannya. Ia melaporkan kematian Ken Arok, sesuai dengan instruksi yang diperintahkan Anusapati. Usai melaksanakan tugas dan melaporkan ke Anusapati, gantian Pangalasan tersebut yang akhirnya dibunuh oleh Anusapati untuk menghilangkan jejak.

Saat itulah tersiar kabar bahwa Raja Ken Arok meninggal akibat dibunuh oleh para orang Batil. Pembunuhan yang dilakukan Anusapati terhadap Pangalasan, ini dilakukan untuk mencitrakan bahwa dirinya berhasil melumpuhkan pelaku pembunuhan dan memberikan hukuman kepada orang yang telah membunuh Ken Arok.

Dari sanalah riwayat Ken Arok pun tamat, lika - liku Ken Arok dari anak tidak jelas dan sempat menjadi gembong perampok dan begal, kemudian menjadi brahmana, hingga menjadi Raja Tumapel. Sementara usai matinya Ken Arok, Anusapati dengan skema bahwa dirinya yang berhasil melumpuhkan pelaku pembunuhan Ken Arok, akhir mau naik tahta menjadi penguasa Tumapel.
(hri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1123 seconds (0.1#10.140)