Longsor Masih Hantui Warga, Radius Pengungsian Diperlebar 2 KM

Minggu, 14 Mei 2017 - 04:09 WIB
Longsor Masih Hantui Warga, Radius Pengungsian Diperlebar 2 KM
Longsor Masih Hantui Warga, Radius Pengungsian Diperlebar 2 KM
A A A
MALILI - Trauma akan musibah longsor yang menewaskan tujuh orang warga di Dusun Harapan, Desa Maliwowo, Kecamatan Angkona Kabupaten Luwu Timur, Jumat lalu masih menghantui warga sekitar hingga Sabtu (13/5/2017).

Terlebih dengan informasi yang menyebutkan masih adanya genangan atau tumpukan lumpur di atas gunung di Desa Maliwowo Kecamatan Angkona kapan saja bisa tumpah terbawa air dan mengepung pemukiman warga. Peristiwa naas yang menimpah puluhan warga kampung ini hingga menewaskan tujuh orang yang terdiri dari 4 keluarga, melukai beberapa orang dan merusak sedikitnya 14 rumah milik warga setempat, membuat mereka masih was-was.

Bahkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Luwu Timur beserta aparat TNI, Polri dan Basarnas atau tim yang terlibat dalam penyelamatan warga pasca bencana longsor telah memutuskan untuk memperlebar radius pengungsian hingga 2 KM.

Tercatat sebanyak 65 KK atau sekira ratusan warga terpaksa diungsikan ke rumah keluarga dan tenda-tenda penampungan untuk sementara diamankan sambil menunggu situasi di kampung mereka benar-benar aman dari ancaman longsor.

Dari pantauan SINDO di lokasi, warga mengangkut harta benda mereka satu persatu menggunakan kendaraan motor roda dua dan mobil. Sesekali, mereka dibantu kendaraan milik aparat serta mobil truk yang disiagakan mengangkut sisa lumpur yang menutup jalan Trans Sulawesi dan menutup rumah warga.

"Kemarin sempat terjadi longsor susulan, setelah dicek informasinya terdapat endapan lumpur di atas gunung, jika hujan deras, lumpur ini dipastikan akan tumpah ke bawah, makanya kami diminta mengungsi hingga 2 kilometer dari lokasi ini (longsor)," ujar Piston salah seorang warga yang sementara mengemas harta benda mereka.

Piston mengaku, saat longsor susulan jumat lalu, lumput sempat menyentuh rumahnya meski tidak separah 14 rumah tetangganya yang ambruk terkepung material lumpur hingga menewaskan tujuh orang.

Kepala Desa Maliwowo, Hasdar Adit melaporkan, jumlah KK di desanya sekira 600 KK lebih dengan jumlah penduduk lebih dari 3.000 jiwa. "Ada empat dusun di Desa Maliwowo, yakni Dusun Makmur Satu, Dusun Makmur Dua, Dusun Ujung Batu dan Dusun Ujung Baru dan Dusun Bubu. Korban yang terkena longsor di Dusun Harapan Satu, ada 17 KK dan 15 rumah rata dengan tanah," sebutnya.

Sementara, lanjut Kades Maliwowo, dusun yang berpotensi terjadi bencana yakni wilayah Dusun Ujung Batu dimana ada sebanyak 65 KK atau 100 lebih jiwa yang tinggal di sini. "Kami sudah perintahkan agar sementara waktu mereka mengungsi, bagi yang tidak punya keluarga, bisa menginap di kantor desa, atau di tenda-tenda penampungan untuk sementara waktu hingga kondisi wilayah mereka bisa dipastikan aman dari longsor," ujarnya.

Kepala BPBD Luwu Utara Zabur memastikan, jumlah terakhir korban yang meninggal dunia akibat longsor di Angkona sebanyak tujuh orang yakni, Darwis dan Erna pasangan suami isteri, Ayu Marlianti dan Andi Sul adalah ibu dan anak, Yoga dan Haerul adalah ayah dan anak satu lagi yakni Sri.

"Jumat saat terjadi longsor, korban yang ditemukan enam orang, siang tadi (sabtu-red), sekira pukul 9.45 jenazah terakhir atas nama Erba berhasil ditemukan," ujarnya.

Terkait kondisi dan fasilitas tempat pengungsian yang disiapkan oleh pemerintah pasca diungsikannya ratusan warga di Dusun Ujung Batu, dirinya menyampaikan jika saat ini Pemkab Luwu Timut melalui lintas SKPD telah menyiapkan kebutuhan sehari-hari warga termasuk tempat tidur dan kebutuhan makanan.

"Kami sudah siapkan, ini berkat kerja sama lintas SKPD di Luwu Timur. Selain itu bantuan dari banyak pihak juga telah masuk bukan hanya dari masyarakat di Luwu Timur sendiri termasuk dari luar di wilayah Luwu Raya, baik itu dari pemerintah, organisasi masyarakata atau ormas dan organisasi kepemudaan serta mahasiswa di Luwu Raya," ujarnya.

Salah satu pihak penyumbang yang ditemui SINDO di posko darurat yakni, rombongan dari Puskesmas Tana Lili Kabupaten Luwu Utara. Rombongan yang dipimpin langsung oleh Kepala Puskesmas Tana Lili, dr Nisma S.Kep menyampaikan keinginan seluruh dokter dan perawat untuk turut berpartisipasi dalam meringankan beban keluarga korban bencana longsor di Angkona.

"Tidak seberapa yang kami berikan, kami hadir karena kepedulian sesama dan tanggung jawab profesi sebagai seorang dokter dan perawat untuk membantu tanpa melihat batasan wilayah kerja, meski kami dari Luwu Utara," ujarnya.

Rombongan Puskesmas Tana Lili ini membawa sejumlah kebutuhan pokok yakni, beras, telur, mie instan, biskuit serta air mineral kemasan karton. Selain itu, rombongan ini juga membawa dua dokter, beberapa orang perawat dan bidan yang lengkao dengan obat-obatan dan saty unit ambulance.

Sementara itu terkait arus lalu lintas di poros Angkona Kabupaten Luwu Timur terlihat masih belum lancar seperti biasanya. Meski Pemkab Lutim telah menurunkan delapan alat berat, lima eskavator dan tiga lauder belum mampu membersihkan total lumpur yang menutupi jalan dan pemukiman warga.

"Khusus lumpur di jalan raya sudah dibersihkan dan diangkut, sementara pembersihan sisah lumpur di pemukiman warga kemungkinan akan dilanjutkan besok," ujar Wakil Bupati Luwu Timur, Irwan Bahri Syam yang ditemui di lokasi kemarin.

Kapolres Luwu Timur, AKBP Parojohan Simanjuntak, mengatakan arus lalulintas di poros angkona perlahan mulai lancar meski mereka sementara memberlakukan buka tutup karena alat berat hingga sore kemarin masih bekerja selain mengantisipasi jika kemungkinan terjadi longsor susulan. "Kita berdoa semoga besok sudah lancar dan bisa dilalui kembali kendaraan umum seperti biasanya," ujarnya.

Dari pantauan KORAN SINDO, sekira pukul 15.00 wita kemarin, jalan poros angkona sudah bersih dari lumpur, namun banyaknya alat berat dan kendaraan truk yang bekerja melakukan pembersihan sehingga mobil angkutan umum masih tertahan di dua sisi.

Sejak jumat rerjadinya longsor hingga sore kemarin, jalur alternatif masih diberlakukan oleh petugas Satlantas Polres Luwu Timur da petugas Dishub. Untuk menuju ke utara dan sebaliknya, para sopir menghindari jalur melewati angkona dan memilih jalur ke Mangkutana meski jaraknya lebih jauh sekira 20 kilometer lebih ketimbang melewati jalur Angkona.

Informasi korban yang meninggal seluruhnya telah dimakamkan sore kemarin. Sanak keluarga mereka telah menjemputnya di RS I Lagaligo Wotu sejak jumat hingga sabtu kemarin. Sementara itu, informasi korban yang luka-luka menyebutkan sebagian sudah dipulangkan dan beberapa orang masih menjalani perawatan.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5656 seconds (0.1#10.140)