Kisah Tunggul Ametung Galau Ditinggal Prajurit Tumapel yang Tak Setia

Selasa, 19 September 2023 - 06:15 WIB
loading...
Kisah Tunggul Ametung Galau Ditinggal Prajurit Tumapel yang Tak Setia
Diorama Tunggul Ametung menculik Ken Dedes di Museum Mpu Purwa. Foto/Wikimedia Commons/Risa Herdahita
A A A
MALANG - Tunggul Ametung sebagai seorang penguasa sempat sedih karena ditinggal prajurit Tumapel di tengah masa kepemimpinannya yang akan segera berakhir. Kegalauan tersebut ia sampaikan kepada istrinya Ken Dedes dan Dalung. Perihal siapa sosok Dalung inilah mungkin tak dijelaskan lebih detail.

Hanya saja ketiga orang ini melakukan pembicaraan di Taman Larangan di kompleks istana akuwu Tumapel. Kala itu Tumapel masih menjadi dari Kerajaan Kediri, di bawah sang raja Kertajaya.

Pada hari itu, Tunggul Ametung tengah pusing memikirkan bagaimana agar akuwu Tumapel yang dipimpinnya tetap kuat. Sayang para prajuritnya mulai habis dan berbalik kanan mendukung Ken Arok. Tunggul Ametung sadar betul bahwa para prajuritnya kini banyak yang tidak setia kepadanya.

Sementara pada saat yang sama, kekuatan Arok semakin bertambah kuat dan besar. Ketika di Taman Larangan itu, Tunggul Ametung meminta arak. Maka Ken Dedes pun langsung mengambilkan sebotol arak. Arak itu langsung ditenggak oleh Tunggul Ametung, sebagaimana dikutip dari "Hitam Putih Ken Arok : Dari Kejayaan Hingga Keruntuhan" dari Muhammad Syamsuddin.



Karena kepala semakin pening akibat masalah yang membebani pikirannya ditambah dengan tuak yang ditenggak, Tunggul Ametung pun dibawa ke tempat tidur. Saat berada di tempat tidur itu, pasukan Ken Arok sudah mengepung Tumapel. Sisa-sisa prajurit Tumapel sudah tidak berdaya.

Banyaknya prajurit Ken Arok di luar Pakuwuan itu sempat memunculkan kecurigaan Tunggul Ametung, bahwa bisa jadi Arok akan melakukan pemberontakan dan pengkhianatan. Namun Ken Dedes mampu meyakinkan bahwa Arok hanya menjalankan tugasnya untuk mengamankan Pakuwuan.

Saat itu Dalung mohon pamit untuk keluar dan Tunggul Ametung hanya ditemani oleh Permaisurinya, Ken Dedes. Kepada Dedes, Tunggul Ametung memberi perintah, jangan sampai ada orang yang menginjakkan kakinya ke pendopo Pakuwuan.

Saat bersama dengan Paramesywari-nya dalam hal ini Ken Dedes di kamar tidur itu, Tunggul Ametung menyatakan kepada istrinya itu bahwa selama ini dirinya telah mencium sesuatu yang tak beres di Pakuwuan, sehingga menjadikan sekitar Pakuwuan sendiri dilanda ketidakstabilan.

Mendengar hal ini, Ken Dedes memberi tahu kepada suaminya yang sedang mabuk itu bahwa orang yang bikin kekacauan dan ketidakberesan di Tumapel sesungguhnya Mpu Gandring. Mendengar informasi dari istrinya ini, Tunggul Ametung langsung kaget dan hampir syok, sebab selama ini ia tidak tahu kalau Gandring telah bermain di belakangnya.

Ken Dedes menyatakan bahwa Gandring sendiri ingin menjadi akuwu Tumapel karenanya, ahli pembuat senjata itu langsung mengorganisir prajurit Tumapel, terutama dari kalangan tamtama. Mendengar informasi dari Ken Dedes itu, Tunggul Ametung dengan pedang di tangannya langsung beranjak ke luar kamar yang dibuntuti oleh permaisurinya itu. Ia melihat suasana di luar yang diliputi ketegangan.

Di luar Pakuwuan itu, pasukan Ken Arok berhadap-hadapan dengan prajurit Tumapel yang berpihak kepada Tunggul Ametung. Melihat situasi yang tegang itu, Tunggul Ametung langsung bertanya kepada Ken Dedes, siapa dari dua pasukan yang berhadap-hadapan itu yang membela dirinya.

Ken Dedes menjawab yang membela akuwu Tumapel adalah pasukan Arok. Maka saat itu juga, Tunggul Ametung langsung bilang ke Ken Dedes untuk menyuruh Arok menghabisi Gandring. Namun saat mendengar Ken Arok telah menghabisi nyawa Mpu Gandring, Tunggul Ametung justru malah marah. Ia mengatakan bagaimana bisa Ken Arok membunuh Mpu Gandring, padahal sosok Gandring adalah andalan Tunggul Ametung untuk membuat senjata.
(hri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1525 seconds (0.1#10.140)