Manipulasi Order GoFood Fiktif, Mantan Ojol di Surabaya Raup Keuntungan Miliaran Rupiah
loading...
Polda Jatim mengamankan mantan driver Ojol lantaran melakukan tindak pinada manipulasi order GoFood fiktif di wilayah Surabaya dan Sidoarjo. Foto/Ilustrasi
A
A
A
SURABAYA - Polda Jatim mengamankan dua orang mantan driver ojek online (Ojol) yakni HA dan BSW lantaran melakukan tindak pidana manipulasi order GoFood fiktif di wilayah Surabaya dan Sidoarjo. Akibat aksinya itu pelaku meraup keuntungan miliaran rupiah.
Wadireskrimsus Polda Jatim AKBP Arman mengatakan, pelaku melakukan aksi manupulasi selama satu tahun lebih dan sudah meraup keuntungan miliaran rupiah. “Pelaku untung Rp2 miliar lebih dari aplikator,” kata Arman, Kamis (7/9/2023).
Modusnya pelaku menjalankan seratus ribu lebih akun untuk menjalankan ordek fiktif atau order palsu yang beroperasi di Surabaya dan Sidoarjo.
”Pelaku memesan paket makanan ke akun fiktif melalui akun GoFood guna mendapatkan keuntungan dari jumlah vocher dan potongan harga. Dari situ pelaku mendapatkan keuntungan dan selalu melancarkan aksinya setiap hari,” ungkapnya.
Dari tangan pelaku, petugas mengamankan barang bukti berupa empat kartu ATM, uang tunai dan laptop. Pelaku terancam Pasal 35 tentang transaksi elektronik dengan ancaman hukuman maksimal 12 tahun penjara dan denda maksimal Rp12 miliar.
Wadireskrimsus Polda Jatim AKBP Arman mengatakan, pelaku melakukan aksi manupulasi selama satu tahun lebih dan sudah meraup keuntungan miliaran rupiah. “Pelaku untung Rp2 miliar lebih dari aplikator,” kata Arman, Kamis (7/9/2023).
Modusnya pelaku menjalankan seratus ribu lebih akun untuk menjalankan ordek fiktif atau order palsu yang beroperasi di Surabaya dan Sidoarjo.
”Pelaku memesan paket makanan ke akun fiktif melalui akun GoFood guna mendapatkan keuntungan dari jumlah vocher dan potongan harga. Dari situ pelaku mendapatkan keuntungan dan selalu melancarkan aksinya setiap hari,” ungkapnya.
Dari tangan pelaku, petugas mengamankan barang bukti berupa empat kartu ATM, uang tunai dan laptop. Pelaku terancam Pasal 35 tentang transaksi elektronik dengan ancaman hukuman maksimal 12 tahun penjara dan denda maksimal Rp12 miliar.
(ams)
Lihat Juga :
