Dibantu USAID Kolaborasi, Kepala Kampung Waroser Manokwari Selatan: Saya Angkat Jempol dan Apresiasi
loading...
Elarin Saul Wamati, Kepala Kampung Waroser, Distrik Oransbari, Papua Barat. Foto/Haryudi
A
A
A
MANOKWARI SELATAN - Elarin Saul Wamati, Kepala Kampung Waroser, Distrik Oransbari, Papua Barat mengapresiasi USAID Kolaborasi yang telah membantu menjadi penghubung antara pemerintah dengan masyarakat setempat.
Pasalnya, setelah kebutuhan masyarakat terkait fasilitas umum dijembatani USAID Kolaborasi, pihak Pemerintah Daerah (Pemda) Manokwari Selatan akhirnya datang dan mau membangun Pukesmas.
"Saya berterima kasih, angkat jempol dan apresiasi sekali dengan USAID Kolaborasi. Kami bisa duduk bareng dengan Dinas Kesehatan," ungkap Elarin saat ditemui di Kampung Waroser, Jumat (1/9/2023).
"Contohnya saja Puskesmas Kampung setelah kami rembuk bicara sudah jadi. Sementara masih dalam tahap renovasi," tambahnya.
Meski demikian, ia tetap berharap pemerintah terus membantu kampungnya dalam hal sektor pendidikan. Sebab, hingga saat ini kesadaran masyarakat terkait pentingnya pendidikan dirasa masih rendah.
Jumlah penduduk dari empat rukun tetangga (RT) di Kampung Waroser mencapai 442 jiwa. Dari jumlah tersebut, separuh lebih atau sebanyak 232 jiwa tidak pernah mengenyam pendidikan. Data itu ditempelkan di Kantor Kampung Waroser hingga Jumat, 1 September 2023.
Padahal sarana dan prasarana dari jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) sudah berdiri di Kampung Waroser.
"Semua sudah ada di sini, jadi anak-anak dari mulai dari usia dini sudah bisa masuk sekolah," kata Elarin.
Elarin menambahkan pihaknya telah berulang kali mengupayakan agar anak-anak usia produktif mau menempuh pendidikan formal. Namun, permasalahan begitu kompleks. Ada anak-anak enggan pergi sekolah karena dia pikir tak bisa menghasilkan uang.
Pasalnya, setelah kebutuhan masyarakat terkait fasilitas umum dijembatani USAID Kolaborasi, pihak Pemerintah Daerah (Pemda) Manokwari Selatan akhirnya datang dan mau membangun Pukesmas.
"Saya berterima kasih, angkat jempol dan apresiasi sekali dengan USAID Kolaborasi. Kami bisa duduk bareng dengan Dinas Kesehatan," ungkap Elarin saat ditemui di Kampung Waroser, Jumat (1/9/2023).
"Contohnya saja Puskesmas Kampung setelah kami rembuk bicara sudah jadi. Sementara masih dalam tahap renovasi," tambahnya.
Meski demikian, ia tetap berharap pemerintah terus membantu kampungnya dalam hal sektor pendidikan. Sebab, hingga saat ini kesadaran masyarakat terkait pentingnya pendidikan dirasa masih rendah.
Jumlah penduduk dari empat rukun tetangga (RT) di Kampung Waroser mencapai 442 jiwa. Dari jumlah tersebut, separuh lebih atau sebanyak 232 jiwa tidak pernah mengenyam pendidikan. Data itu ditempelkan di Kantor Kampung Waroser hingga Jumat, 1 September 2023.
Padahal sarana dan prasarana dari jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) sudah berdiri di Kampung Waroser.
"Semua sudah ada di sini, jadi anak-anak dari mulai dari usia dini sudah bisa masuk sekolah," kata Elarin.
Elarin menambahkan pihaknya telah berulang kali mengupayakan agar anak-anak usia produktif mau menempuh pendidikan formal. Namun, permasalahan begitu kompleks. Ada anak-anak enggan pergi sekolah karena dia pikir tak bisa menghasilkan uang.
