Penampakan Gunung Arjuno Terbakar, Hari Ke-8 Petugas dan Warga Masih Berjibaku Padamkan Api
loading...
A
A
A
MALANG - Gunung Arjuno terbakar selama sepekan lebih. Pemadaman kebakaran lewat darat masih dilakukan, kendati water bombing atau pemadaman api melalui udara juga digencarkan. Hal ini untuk mempercepat titik api padam, serta membatasi laju api agar tidak menyambar beberapa titik lainnya.
Personel Polres Malang sedang berusaha memadamkan api di Gunung Arjuno di sisi Malang, Jawa Timur. Foto/Polres Malang
Kasi Perlindungan dan Pemberdayaan Masyarakat UPT Tahura (Tahura) Raden Soerjo Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur, Ajat Sudrajat memastikan pemadaman jalur darat tetap dilakukan. Saat ini tim gabungan masih bertahan di atas dengan kekuatan lebih dari 200 orang, hingga hari kedelapan kebakaran lahan.
"Masih tetap (pemadaman lewat jalur darat) semua berjalan karena banyak titik, di Ledug, Pecalukan, di Kembar, masuk Prigen, Pasuruan," kata Ajat Sudrajat dikonfirmasi pada Minggu (3/9/2023).
Bahkan dikatakan Ajat, warga dan relawan sekitar Gunung Arjuno yang terlibat kian banyak yang terlibat. Beberapa warga dari desa-desa sekitar gunung setinggi 3.339 meter di atas permukaan laut (Mdpl).
Tetapi diakui banyaknya orang yang berpartisipasi memadamkan api, belum juga memudahkan proses pemadaman api. Apalagi sumber air yang terbatas di lereng gunung.
"Susah (padam), sumber air di pegunungan siapa yang mau mengangkat air. Jalan saja bawa badan saja susah," ungkap dia.
Di sisi lain Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Jawa Timur Satriyo Nurseno mengungkapkan, pemadaman secara manual di jalur darat masih diberlakukan.
Nantinya dari titik api yang tidak bisa dijangkau oleh jalur darat akan dilakukan water bombing atau pemadaman melalui udara.
"Di atas sudah hampir 200 orang dari semua sisi, dari Tambaksari-nya Tahura, Pasuruan, dari Malang Batu kita dorong untuk membantu pemadaman yang tidak bisa terjangkau oleh SRU darat," terang Satriyo.
Kendala medan yang curam dengan kemiringan nyaris 60 - 70 derajat membuat pemadaman jalur darat juga cukup sulit. Apalagi lahan-lahan yang terbakar didominasi oleh serasah, ilalang, dan semak belukar.
"Jadi apinya cepat membesar karena angin juga, Jadi teman-teman biasanya mengantisipasi agar tidak terlalu meluas saja. Ketika posisi naiknya tinggi sekali, Jadi kalau sampai sana sudah kelelahan dulu," tukasnya.
Sebelumnya diberitakan, lahan di wilayah Gunung Arjuno sisi Kabupaten Malang terbakar sejak Sabtu dini hari (26/8/2023).
Titik api dilaporkan muncul pertama kali di Curah Sriti, Bukit Lincing, hingga Bukit Budug Asu, yang masuk Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.
Tim gabungan dari BPBD Kabupaten Malang, petugas Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo, polisi hutan, TNI polri, hingga dibantu relawan serta masyarakat sekitar hutan berjibaku memadamkan api. Titik api yang muncul berada di lereng perbukitan dengan kemiringan mencapai 60-70 derajat menyulitkan proses pemadaman.
Cuaca kering dan kencangnya angin juga membuat api kian meluas ke beberapa wilayah. Saat ini hingga Sabtu pagi (2/9/2023) tercatat ada puluhan titik api bermunculan di Gunung Arjuno baik dari sisi Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, maupun Kota Batu.
Akibat kebakaran ini, untuk sementara waktu demi keselamatan empat posko pendakian yakni Tretes di Prigen, Kabupaten Pasuruan, jalur Tambaksari di Purwodadi, Pasuruan, serta jalur Sumber Brantas di Cangar, Kota Batu, dan terakhir melalui jalur Lawang, Kabupaten Malang, ditutup sementara waktu demi memperlancar pemadaman api.
Personel Polres Malang sedang berusaha memadamkan api di Gunung Arjuno di sisi Malang, Jawa Timur. Foto/Polres Malang
Kasi Perlindungan dan Pemberdayaan Masyarakat UPT Tahura (Tahura) Raden Soerjo Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur, Ajat Sudrajat memastikan pemadaman jalur darat tetap dilakukan. Saat ini tim gabungan masih bertahan di atas dengan kekuatan lebih dari 200 orang, hingga hari kedelapan kebakaran lahan.
"Masih tetap (pemadaman lewat jalur darat) semua berjalan karena banyak titik, di Ledug, Pecalukan, di Kembar, masuk Prigen, Pasuruan," kata Ajat Sudrajat dikonfirmasi pada Minggu (3/9/2023).
Bahkan dikatakan Ajat, warga dan relawan sekitar Gunung Arjuno yang terlibat kian banyak yang terlibat. Beberapa warga dari desa-desa sekitar gunung setinggi 3.339 meter di atas permukaan laut (Mdpl).
Tetapi diakui banyaknya orang yang berpartisipasi memadamkan api, belum juga memudahkan proses pemadaman api. Apalagi sumber air yang terbatas di lereng gunung.
"Susah (padam), sumber air di pegunungan siapa yang mau mengangkat air. Jalan saja bawa badan saja susah," ungkap dia.
Di sisi lain Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Jawa Timur Satriyo Nurseno mengungkapkan, pemadaman secara manual di jalur darat masih diberlakukan.
Nantinya dari titik api yang tidak bisa dijangkau oleh jalur darat akan dilakukan water bombing atau pemadaman melalui udara.
"Di atas sudah hampir 200 orang dari semua sisi, dari Tambaksari-nya Tahura, Pasuruan, dari Malang Batu kita dorong untuk membantu pemadaman yang tidak bisa terjangkau oleh SRU darat," terang Satriyo.
Kendala medan yang curam dengan kemiringan nyaris 60 - 70 derajat membuat pemadaman jalur darat juga cukup sulit. Apalagi lahan-lahan yang terbakar didominasi oleh serasah, ilalang, dan semak belukar.
"Jadi apinya cepat membesar karena angin juga, Jadi teman-teman biasanya mengantisipasi agar tidak terlalu meluas saja. Ketika posisi naiknya tinggi sekali, Jadi kalau sampai sana sudah kelelahan dulu," tukasnya.
Sebelumnya diberitakan, lahan di wilayah Gunung Arjuno sisi Kabupaten Malang terbakar sejak Sabtu dini hari (26/8/2023).
Titik api dilaporkan muncul pertama kali di Curah Sriti, Bukit Lincing, hingga Bukit Budug Asu, yang masuk Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.
Tim gabungan dari BPBD Kabupaten Malang, petugas Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo, polisi hutan, TNI polri, hingga dibantu relawan serta masyarakat sekitar hutan berjibaku memadamkan api. Titik api yang muncul berada di lereng perbukitan dengan kemiringan mencapai 60-70 derajat menyulitkan proses pemadaman.
Cuaca kering dan kencangnya angin juga membuat api kian meluas ke beberapa wilayah. Saat ini hingga Sabtu pagi (2/9/2023) tercatat ada puluhan titik api bermunculan di Gunung Arjuno baik dari sisi Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, maupun Kota Batu.
Akibat kebakaran ini, untuk sementara waktu demi keselamatan empat posko pendakian yakni Tretes di Prigen, Kabupaten Pasuruan, jalur Tambaksari di Purwodadi, Pasuruan, serta jalur Sumber Brantas di Cangar, Kota Batu, dan terakhir melalui jalur Lawang, Kabupaten Malang, ditutup sementara waktu demi memperlancar pemadaman api.
(shf)