Gempa Guguran Berkurang, Gunung Karangetang Tetap Berstatus Siaga
loading...
A
A
A
SITARO - Aktivitas vulkanik Gunung Karangetang di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara, mulai mengalami penurunan. Hal itu ditunjukkan dengan berkurangnya jumlah gempa guguran dalam enam jam terakhir, Kamis (24/8/2023).
Menurut laporan tertulis petugas pengamatan Gunung Karangetang, Yudia Prama Tatipang yang dilansir dari laman magma.vsi.esdm.go.id, disebutkan sepanjang pukul 12.00-18.00 Wita, gunung setinggi 1.784 meter di atas permukaan laut (mdpl) tersebut, hanya dua kali mengalami gempa guguran.
Dua gempa guguran yang terjadi sepanjang enam jam terakhir tersebut, memiliki amplitudo 20-30 mm, dan lama gempa 183-200 detik. Selain itu, Gunung Karangetang juga mengalami satu kali gempa hybrid atau fase banyak dengan amplitudo 15 mm, S-P tidak teramati dan lama gempa 21 detik.
Gunung Karangetang, dilaporkan mengalami satu kali gempa tremor menerus dalam enam jam terakhir, dengan amplitudo 0,5-2 mm, dominan 1 mm. Karena status Gunung Karangetang masih siaga, masyarakat tetap dilarang mendekati kawah dua di sisi utara, dan kawah utama di sisi selatan, dalam radius 2,5 km.
Masyarakat juga diimbau mewaspadai potensi terjadinya guguran lava dan awan panas, yang dapat terjadi sewaktu-waktu akibat adanya penumpukan material lava yang kondisinya masih labil. Guguran lava pijar dan awan panas ini, berpotensi mengarah ke sektor selatan, tenggara, barat dan barat daya.
Saat terjadi hujan lebat di kawasan puncak Gunung Karangetang, masyarakat diimbau mewaspadai terjadinya banjir lahar dan banjir bandang di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Karangetang. Banjir tersebut dapat mengalir hingga ke pantai.
Menurut laporan tertulis petugas pengamatan Gunung Karangetang, Yudia Prama Tatipang yang dilansir dari laman magma.vsi.esdm.go.id, disebutkan sepanjang pukul 12.00-18.00 Wita, gunung setinggi 1.784 meter di atas permukaan laut (mdpl) tersebut, hanya dua kali mengalami gempa guguran.
Dua gempa guguran yang terjadi sepanjang enam jam terakhir tersebut, memiliki amplitudo 20-30 mm, dan lama gempa 183-200 detik. Selain itu, Gunung Karangetang juga mengalami satu kali gempa hybrid atau fase banyak dengan amplitudo 15 mm, S-P tidak teramati dan lama gempa 21 detik.
Gunung Karangetang, dilaporkan mengalami satu kali gempa tremor menerus dalam enam jam terakhir, dengan amplitudo 0,5-2 mm, dominan 1 mm. Karena status Gunung Karangetang masih siaga, masyarakat tetap dilarang mendekati kawah dua di sisi utara, dan kawah utama di sisi selatan, dalam radius 2,5 km.
Masyarakat juga diimbau mewaspadai potensi terjadinya guguran lava dan awan panas, yang dapat terjadi sewaktu-waktu akibat adanya penumpukan material lava yang kondisinya masih labil. Guguran lava pijar dan awan panas ini, berpotensi mengarah ke sektor selatan, tenggara, barat dan barat daya.
Saat terjadi hujan lebat di kawasan puncak Gunung Karangetang, masyarakat diimbau mewaspadai terjadinya banjir lahar dan banjir bandang di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Karangetang. Banjir tersebut dapat mengalir hingga ke pantai.
(eyt)