ITB dan Pertamina Bangun Pabrik Katalis BBM September 2020

Kamis, 30 Juli 2020 - 13:34 WIB
loading...
ITB dan Pertamina Bangun Pabrik Katalis BBM September 2020
Kampus ITB, Jalan Ganesa, Kota Bandung. Foto/Ilustrasi/Istimewa
A A A
BANDUNG - PT Rekacipta Inovasi ITB milik Institut Teknologi Bandung (ITB ) bersama PT Pertamina (Persero) dan PT Pupuk Kujang memulai proses tahapan pembangunan pabrik katalis untuk campuran bahan bakar minyak (BBM).

Kepala Pusat Rekayasa Katalis ITB Prof Subagjo mengatakan, perjalanan pengembangan katalis sebenarnya telah dilakukan sejak 1982. Namun baru tahun ini terealisasi menjadi pabrik.(BACA JUGA: ITB, Pupuk Kujang dan Pertamina Tandatangani Perusahaan Patungan )

Pabrik katalis ini nanti memiliki berkapasitas produksi 800 ton/tahun. Ini adalah pabrik katalis nasional pertama di Indonesia yang 100% dikembangkan dan dibangun oleh anak bangsa.(BACA JUGA: VTM dan Swab Stick Buatan ITB, Diklaim Bantu Cek COVID-19 Lebih Akurat )

Pabrik ini berlokasi di Kawasan Industri Cikampek dan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan katalis industri pengilangan minyak, industri kimia dan petrokimia, serta industri energi.(BACA JUGA: Jebolan ITB Jadi Manager Milenial Influencer di Luar Negeri )

“Pabrik katalis tersebut mulai dibangun pada September 2020 dan diharapkan akan mulai berproduksi pada triwulan kedua 2021," kata Subagjo dalam siaran persnya, Kamis (30/7/2020).

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan, kebutuhan energi di Indonesia dengan jumlah penduduk yang sangat banyak terus mengalami peningkatan.

Di sisi lain, ketersedian fossil fuel (bahan bakar fosil) menurun dari sisi suplai. "Jadi sangat tepat ketika Pemerintah Indonesia menetapkan kebijakan untuk mulai shifting (bergeser) ke arah new and renewable energy (energi baru terbarukan)," kata Nicke.

Pertamina, ujar Nicke, telah menetapkan suatu visi ke depan untuk melakukan transisi energi dengan mengoptimalkan sumber daya alam yang dimiliki Indonesia, salah satunya sawit.

"Sehingga bioenergy yang akan banyak dikembangkan adalah bahan bakar sawit. Jadi ITB sangat tepat dalam mengembangkan bahan bakar bio hydrocarbon," ujar Nicke.

Menteri ESDM Arifin Tasrif menyampaikan, ketersediaan minyak fosil diprediksi akan berkurang di tahun 2030 ke atas karena keterbatasan sumber daya, dan harganya pun akan melambung tinggi.
(awd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2596 seconds (0.1#10.140)