Melihat Pembuatan Benda Pusaka di Istana Kedatuan Luwu

Senin, 16 Januari 2017 - 16:22 WIB
Melihat Pembuatan Benda Pusaka di Istana Kedatuan Luwu
Melihat Pembuatan Benda Pusaka di Istana Kedatuan Luwu
A A A
PALOPO - Jika Anda penasaran ingin melihat proses daur ulang badik atau benda pusaka seperti keris yang telah berusia ratusan tahun, ada baiknya mengunjungi Istana Kedatuan Luwu yang berada di Jalan Andi Djemma, Kelurahan Amsangan, Kecamatan Wara, Kota Palopo, Sulawesi Selatan. Di sini Anda akan melihat secara langsung proses pembuatan keris pusaka yang didaur ulang dari besi yang telah berusia ratusan tahun.

Samsu (52), merupakan keturunan ketujuh Baitullah yang khusus membuat benda pusaka di Istana Kedatuan Luwu. Proses pembuatan keris di tempat ini tidak seperti pembuatan keris pada umumnya. Jika Anda hendak membuat satu keris membutuhkan besi-besi yang tua dan telah berusia diatas ratusan tahun.

Namun, yang menarik dari pembuatan benda pusaka ini adalah landasannya yang diperkirakan telah berusia ribuan tahun. Landasan yang digunakan untuk membuat badik merupakan peninggalan sejarah peradaban besi Nusantara yang ada di Sulawesi Selatan.

Sementara, arang yang digunakan untuk memanaskan besi tua ini juga bukan arang sembarangan. Arang khusus ini terbuat dari kayu jambu laut yang hanya tumbu di tanah tandus yang ada di sekitar Danau Matano.

Sejumlah pencinta benda pusaka dan sejarawan di seluruh Indonesia juga banyak yang memesan keris di sini. Para pencinta benda pusaka dari berbagai negara Asia seperti Singapura juga datang untuk membuat dan memesan. Bahkan, keris buatan Samsu telah sampai ke Eropa.

Besi asal tanah Luwu yang berusia di atas 100 tahun yang telah tertanam di dasar Danau Matano memiliki berbagai macam pamor yang secara alami terbentuk dengan sendirinya saat didaur ulang. Seni inilah yang menjadi daya tarik untuk memiliki keris dari besi tanah Luwu.

Melihat Pembuatan Benda Pusaka di Istana Kedatuan Luwu


Harga yang ditawarkan Samsu juga bervariasi, mulai dari Rp500 ribu hingga Rp5 juta, tergantung jenis besi, model, serta tingkat kerumitannya dalam membuat satu jenis badik. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu buah badik juga tergantung dari tingkat kerumitannya. Dalam sebulan, Samsu mampu meraup untung hingga Rp10 juta.

Sejumlah pencinta besi tua seperti Andi Patawari Panuseri juga sangat bersyukur bisa melihat secara langsung proses pembuatan keris dan benda-benda pusaka, mengingat selama ini mereka hanya mendengar cerita turun-temurun tentang cara pembuatan besi dan pembentukan pamor keris.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6751 seconds (0.1#10.140)