6 Nisan Kuno di Pasar 16 Ilir Hebohkan Warga, Diduga Dari Kesultanan Palembang
loading...
A
A
A
PALEMBANG - Penemuan enam nisan kuno bertuliskan huruf Arab, menghebohkan warga Kota Palembang. Nisan-nisan kuno tersebut, ditemukan saat dilakukan penggalian di kawasan Pasar 16 Ilir, untuk kepentingan pembangunan Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL).
Dugaan sementara, nisan kuno itu berasal dari Kesultanan Palembang Darussalam, yang kental dengan kerajaan melayu. Hal ini dilihat dari masa yang tertulis, yakni abad ke 18 dan awal abad 19 masehi.
Wali Kota Palembang, Harnojoyo mengatakan, masih menunggu zuriat dan catatan sejarahnya. "Pada nisan kuno itu juga ada nama dan tahunnya. Kami harapkan, akan dapat mengungkap asal usul atau sejarah nisan kuno itu," tuturnya.
Kepala Dinas Kebudayaan Kota Palembang, Agus Rizal mengatakan, saat ini nisan-nisan kuno tersebut ditempatkan di Museum Sultan Mahmud Badarudin II Kota Palembang, sambil menunggu proses pengkajian sejarahnya.
"Kami masih menunggu hasil kajian dari arkeolog dan BRIN, untuk mengetahui secara pasti sejarahnya. Apabila ada keturunannya dan menginginkan dipindahkan makamnya, maka akan kami pindahkan. Tetapi kalau tidak, nantinya bisa ditempatkan di museum," ungkapnya.
Dugaan sementara, nisan kuno itu berasal dari Kesultanan Palembang Darussalam, yang kental dengan kerajaan melayu. Hal ini dilihat dari masa yang tertulis, yakni abad ke 18 dan awal abad 19 masehi.
Wali Kota Palembang, Harnojoyo mengatakan, masih menunggu zuriat dan catatan sejarahnya. "Pada nisan kuno itu juga ada nama dan tahunnya. Kami harapkan, akan dapat mengungkap asal usul atau sejarah nisan kuno itu," tuturnya.
Kepala Dinas Kebudayaan Kota Palembang, Agus Rizal mengatakan, saat ini nisan-nisan kuno tersebut ditempatkan di Museum Sultan Mahmud Badarudin II Kota Palembang, sambil menunggu proses pengkajian sejarahnya.
"Kami masih menunggu hasil kajian dari arkeolog dan BRIN, untuk mengetahui secara pasti sejarahnya. Apabila ada keturunannya dan menginginkan dipindahkan makamnya, maka akan kami pindahkan. Tetapi kalau tidak, nantinya bisa ditempatkan di museum," ungkapnya.
(eyt)