RSCM Sebut Pria Obesitas 200 Kg asal Tangerang Meninggal karena Gagal Napas

Kamis, 20 Juli 2023 - 17:05 WIB
loading...
RSCM Sebut Pria Obesitas...
Cipto Raharjo (semasa hidup), pasien obesitas berbobot 200 kilogram asal Kota Tangerang yang meninggal dunia di RSCM Jakarta. Foto/ MPI/Dok
A A A
TANGERANG - Manajemen Rumah Sakit Ciptomangunkusumo (RSCM) Jakarta menyatakan pasien obesitas berbobot 200 kilogram asal Kota Tangerang, Cipto Raharjo (45) meninggal dunia karena gagal napas. Cipto wafat pada Rabu, 19 Juli 2023 pukul 03.00 WIB.

Sub Koordinator Humas RSCM Jakarta Yani Astuti mengatakan, Cipto memiliki komplikasi setelah dilakukan triage kegawatdaruratan. Sehingga, Cipto membutuhkan perawatan dari profesi multidisiplin ilmu dan dilakukan perawatan lanjutan di ruang rawat inap Gedung A.

Cipto, lanjut Yani, menjalani perawatan intensif secara optimal selama kurang lebih 9 hari oleh tim multidisiplin yang terdiri atas dokter ahli perawatan intensif (intensivis), pulmonologi (paru), kardiovaskular (jantung), pencernaan, syaraf, kulit, bedah pembuluh darah, gizi, rehabilitasi medik, dan didukung oleh perawat serta berbagai tenaga kesehatan lainnya.

"Namun, Rabu kemarin Cipto Raharjo dinyatakan telah meninggal dunia sekitar pukul 02.32 WIB dikarenakan gagal napas," kata Yani dalam keterangannya, Kamis, (20/7/2023).

Menurut Yani, pemulasaran jenazah Cipto dilakukan secara muslim. Jenazah kemudian dikembalikan ke keluarga untuk dimakamkan.


Sebelumnya diberitakan, Cipto Raharjo pria obesitas 200 kilogram asal Kelurahan Kunciran Indah, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, meninggal dunia setelah dirawat di RSCM, Jakarta Pusat.

Pihak keluarga pun mengungkapkan kondisi Cipto terus menurun ketika dirawat di RSCM. Diketahui, Cipto sebelumnya dirawat di RSUD Kota Tangerang pada Selasa (4/7/2023) lalu dirujuk ke RSCM pada Selasa (11/7/2023).

"Semenjak dipindahkan ke RSCM kondisinya enggak membaik, jadi alatnya banyak jadi ketahuan semua penyakitnya," ujar kakak Cipto, Ristanto kepada MNC Portal Indonesia.

Dia mengatakan, Cipto mengalami komplikasi. Selain mengalami masalah pada kakinya, dari pemeriksaan, Cipto memiliki gangguan pada paru-paru, jantung, dan ginjal.

"Ada jantung, paru, ginjal, yang parah itu semalam paru. Napasnya itu sesak sebelum Magrib sadar sempet nelepon saya suruh ke sana," ucapnya.

Pada Selasa (18/7/2023) dirinya langsung pergi ke RSCM ketika kondisi Cipto menurun. Pada pukul 21.00 WIB Ristanto pun bertemu dengan dokter yang menangani Cipto namun dia belum diperbolehkan menemui adiknya itu.

"Saya ketemu dokternya, karena dia (Cipto) maksa terus (mau ketemu ) dicegat sama dokternya 'Engga boleh Pak itu lagi darurat, di dalam ada delapan orang dokter'," katanya.

Pukul 24.00 WIB, Ristanto dipanggil pihak RSCM untuk meminta persetujuan, sebab dokter hendak mengambil tindakan karena kondisi Cipto semakin parah.

"Dahaknya keluar darah akhirnya dokter ambil tindakan bahwa mau dimasukkan selang yang ada kameranya jadi mau mengetahui penyakitnya apa, karena airnya banyak banget, di dalam paru-paru itu, setelah itu kan dokter ambil tindakan itu," jelasnya.

Ristanto pun bertanya risiko tindakan yang diambil tersebut kepada dokter. Menurut dokter, kata Ristanto, 95% Cipto dapat selamat.

"Adapun 5%-nya bisa gagal, bisa henti jantung. Ya sudah akhirnya dikerjakan karena enggak ada pilihan lain. Satu-satunya cara ya itu saja Pak kuras airnya," tuturnya.

Ristanto mengungkapkan setelah dokter mengambil tindakan tersebut, kondisi Cipto semakin memburuk. Tekanan darahnya berubah dari 100 menjadi 50. "Masuk saya (masuk ke kamar rawat), dia (Cipto) sudah koma akhirnya pukul 03.00 WIB meninggal," pungkasnya.

(hab)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1611 seconds (0.1#10.140)