Gubernur Kalbar Apresiasi Mahasiswi Doktoral UGM
loading...
A
A
A
PONTIANAK - Seiring dengan perkembangan globalisasi di dunia mempengaruhi manusia dalam bertukar informasi baik dalam berbagai pandangan, produk, pemikiran maupun aspek-aspek kebudayaan.
Hal ini juga memberikan pengaruh besar dalam dunia arsitektur, membuat bentuk hunian sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan manusia juga mempengaruhi bentukan hunian arsitektur.
Pengaruh perkembangan globalisasi dan lingkungan dapat memberi pengaruh terhadap identitas dari keragamaan arsitektur pada setiap wilayah. Kerentanan dalam transformasi bentuk arsitektur dapat berdampak pada identitas yang dapat bertahan ataupun menghilang.
Rumah tinggal tradisional yang memiliki bentuk arsitektur yang khas kini kian berangsur mulai menghilang, maka perlu adanya pelestarian dengan DNA Arsitektur dimiliki setiap rumah tinggal tradisional.
DNA Arsitektur Rumah Tradisional Melayu di Kalimantan Barat ini menjadi bahan disertasi oleh Indah Kartika Sari. Ia satu diantara Mahasiswi Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada, yang merupakan putri terbaik Kalimantan Barat dalam Ujian Terbuka Promosi Doktor Arsitektur. Ujian terbuka dilakukan di hadapan para penguji dan penguji tamu kehormatan Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji, Ketua MABM Kalbar Prof. Chairil Effendy serta Arsitek Senior Yori Antar melalui Ujian Daring (Online) di Balai Petitih Kantor Gubernur Kalbar, Senin (27/7/2020).
“DNA Arsitektur merupakan kerangka kerja yang mengandung intruksi yang terkait peraturan hirarki, urutan dan kode yang menjadi acuan dalam replikasi arsitektur melalui transmisi genotipe dan transformasi fenotipe,” ungkap Indah Kartika Sari.
Gen sebagai ekspresi DNA berfungsi menyampaikan informasi genetic dari generasi ke generasi. Dalam ilmu Arsitektur, Gen merupakan informasi genetic yang selalu direplikasi, berwujud dan setiap gen memiliki fungsi yang berbeda, Gen dapat ditemukan dari komponen pembentukan genotype.
“Rumah Tinggal Tradisional Melayu di Kalbar berupa rumah panggung dengan tiga tipe diantaranya Rumah Potong Limas, Rumah Potong Kawat dan Rumah Potong Godang. Ketiga tipe tersebut memiliki arti dari rumah tinggal kerabat keraton atau tokoh masyarakat, rumah tinggal saudagar dan rumah tinggal rakyat biasa,” paparnya.
Hasil penemuan penelitian DNA Arsitektur dapat mengembangkan praktek dalam ilmu arsitektur, yakni melalui pendekatan DNA Arsitektur dapat dilakukan penelusuran identitas dalam replikasi arsitektur.
“Identitas yang ditemukan dapat menjadi basis data dalam memetakan keanekaragaman arsitektur. Dalam hal arsitektur tradisional, data identitas dari temuan DNA arsitektur dapat menunjukkan kekayaan warisan Budaya,” tuturnya.
Sementara itu Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) Sutarmidji mengapresiasi atas disertasi yang dilakukan oleh Mahasiswi Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada Ujian Terbuka Promosi Doktor Arsitektur tersebut. Ia menyatakan ini menjadi literatur Rumah Tradisional Melayu di Kalbar. Hasil penelitian ini berdasar kajian-kajian yang lengkap sehingga terbentuknya DNA Arsitektur Rumah Tinggal Tradisional Melayu di Kalbar.
“Atas nama Pemerintah Provinsi Kalbar, saya ucapkan selamat kepada Indah Kartika Sari yang telah lulus dengan predikat Cumlaude untuk Disertasinya DNA Arsitektur Rumah Melayu dan ini menjadi suatu literatur yang baik setelah dilengkapi kajian-kajian yang horizontal dan dilengkapi kajian dengan vertical, mudah-mudahan kedepannya ada lagi Doktor-Doktor lain dalam bidang ilmu lainnya yang mengkombinasikan DNA tradisional Melayu dengan rumah-rumah tradisional lainnya,” ungkap Gubernur Sutarmidji.
Dengan adanya kombinasinya itu, sehingga adanya bangunan yang mencerminkan keberagamanan arsitektur etnik lainnya yang ada di Kalbar sebagai lambang satu kesatuan dengan tidak mengurangi DNA arsitektur aslinya.
“Filosofi-filosofi dalam setiap ruang baik kajian horizontal maupun vertikalnya harus diungkap serta aksesoris-aksesoris rumah itu juga diungkap. Sebab rumah tradisional Melayu tidak memandang kasta melainkan menunjukan kealiman seseorang dan kedudukan seseorang, ini yang harus diungkap lebih luas agar kita bisa mengetahui kebudayaan melayu maupun kebudayaan lainnya dalam hal rumah tradisional,” kata Gubernur Kalbar H. Sutarmidji. (Aws)
Hal ini juga memberikan pengaruh besar dalam dunia arsitektur, membuat bentuk hunian sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan manusia juga mempengaruhi bentukan hunian arsitektur.
Pengaruh perkembangan globalisasi dan lingkungan dapat memberi pengaruh terhadap identitas dari keragamaan arsitektur pada setiap wilayah. Kerentanan dalam transformasi bentuk arsitektur dapat berdampak pada identitas yang dapat bertahan ataupun menghilang.
Rumah tinggal tradisional yang memiliki bentuk arsitektur yang khas kini kian berangsur mulai menghilang, maka perlu adanya pelestarian dengan DNA Arsitektur dimiliki setiap rumah tinggal tradisional.
DNA Arsitektur Rumah Tradisional Melayu di Kalimantan Barat ini menjadi bahan disertasi oleh Indah Kartika Sari. Ia satu diantara Mahasiswi Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada, yang merupakan putri terbaik Kalimantan Barat dalam Ujian Terbuka Promosi Doktor Arsitektur. Ujian terbuka dilakukan di hadapan para penguji dan penguji tamu kehormatan Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji, Ketua MABM Kalbar Prof. Chairil Effendy serta Arsitek Senior Yori Antar melalui Ujian Daring (Online) di Balai Petitih Kantor Gubernur Kalbar, Senin (27/7/2020).
“DNA Arsitektur merupakan kerangka kerja yang mengandung intruksi yang terkait peraturan hirarki, urutan dan kode yang menjadi acuan dalam replikasi arsitektur melalui transmisi genotipe dan transformasi fenotipe,” ungkap Indah Kartika Sari.
Gen sebagai ekspresi DNA berfungsi menyampaikan informasi genetic dari generasi ke generasi. Dalam ilmu Arsitektur, Gen merupakan informasi genetic yang selalu direplikasi, berwujud dan setiap gen memiliki fungsi yang berbeda, Gen dapat ditemukan dari komponen pembentukan genotype.
“Rumah Tinggal Tradisional Melayu di Kalbar berupa rumah panggung dengan tiga tipe diantaranya Rumah Potong Limas, Rumah Potong Kawat dan Rumah Potong Godang. Ketiga tipe tersebut memiliki arti dari rumah tinggal kerabat keraton atau tokoh masyarakat, rumah tinggal saudagar dan rumah tinggal rakyat biasa,” paparnya.
Hasil penemuan penelitian DNA Arsitektur dapat mengembangkan praktek dalam ilmu arsitektur, yakni melalui pendekatan DNA Arsitektur dapat dilakukan penelusuran identitas dalam replikasi arsitektur.
“Identitas yang ditemukan dapat menjadi basis data dalam memetakan keanekaragaman arsitektur. Dalam hal arsitektur tradisional, data identitas dari temuan DNA arsitektur dapat menunjukkan kekayaan warisan Budaya,” tuturnya.
Sementara itu Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) Sutarmidji mengapresiasi atas disertasi yang dilakukan oleh Mahasiswi Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada Ujian Terbuka Promosi Doktor Arsitektur tersebut. Ia menyatakan ini menjadi literatur Rumah Tradisional Melayu di Kalbar. Hasil penelitian ini berdasar kajian-kajian yang lengkap sehingga terbentuknya DNA Arsitektur Rumah Tinggal Tradisional Melayu di Kalbar.
“Atas nama Pemerintah Provinsi Kalbar, saya ucapkan selamat kepada Indah Kartika Sari yang telah lulus dengan predikat Cumlaude untuk Disertasinya DNA Arsitektur Rumah Melayu dan ini menjadi suatu literatur yang baik setelah dilengkapi kajian-kajian yang horizontal dan dilengkapi kajian dengan vertical, mudah-mudahan kedepannya ada lagi Doktor-Doktor lain dalam bidang ilmu lainnya yang mengkombinasikan DNA tradisional Melayu dengan rumah-rumah tradisional lainnya,” ungkap Gubernur Sutarmidji.
Dengan adanya kombinasinya itu, sehingga adanya bangunan yang mencerminkan keberagamanan arsitektur etnik lainnya yang ada di Kalbar sebagai lambang satu kesatuan dengan tidak mengurangi DNA arsitektur aslinya.
“Filosofi-filosofi dalam setiap ruang baik kajian horizontal maupun vertikalnya harus diungkap serta aksesoris-aksesoris rumah itu juga diungkap. Sebab rumah tradisional Melayu tidak memandang kasta melainkan menunjukan kealiman seseorang dan kedudukan seseorang, ini yang harus diungkap lebih luas agar kita bisa mengetahui kebudayaan melayu maupun kebudayaan lainnya dalam hal rumah tradisional,” kata Gubernur Kalbar H. Sutarmidji. (Aws)
(atk)