Cegah DBD, Kowarteg Ganjar Lakukan Sejumlah Langkah Preventif di Kemayoran
loading...
Relawan Kowarteg Indonesia membantu pencegahan kasus DBD di di Jalan Benda Timur, Gg 9, RT11/02, Kelurahan/Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (16/7/2023). Foto/Dok. SINDOnews
A
A
A
JAKARTA - Relawan Komunitas Warteg (Kowarteg) Indonesia membantu pencegahan kasus demam berdarah dengue (DBD) di kawasan Ibu Kota. Mereka melakukan tiga langkah yakni edukasi perakitan alat fogging sederhana, penyerahan bantuan alat fogging, dan penyemprotan rumah warga serta selokan.
”Dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat berdampak pada pemutusan mata rantai jentik-jentik nyamuk aedes aegypti,” kata Sekjen Kowarteg Indonesia Seno Herlangga di Jalan Benda Timur, Gg 9, RT11/02, Kelurahan/Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (16/7/2023).
Puluhan masyarakat sangat terkesan dengan alat pengasapan atau fogging yang bisa dibuat dengan bahan-bahan sederhana. "Pembuatan alat fogging ini dari barang-barang bekas atau bisa baru yang tersedia di lingkungan seperti pipa dari untuk AC pipa tembaga, terus ada spray gun, ada pemantik api dan gas, serta ada untuk klem, selang air, dan tadi kami ada obat juga untuk foggingnya sendiri," ujarnya.
Seno menyebutkan, kepadatan penduduk seperti kawasan Kemayoran dan perubahan iklim jadi faktor penyebab perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti sebagai penyebab DBD. Dia pun berpesan kepada warga untuk meningkatkan kesadaran akan kebersihan lingkungan serta menerapkan gerakan menutup, menguras, dan mengubur (3M).
"Sangat bermanfaat untuk warganya mengingat bulan-bulan ini memasuki musim penghujan. Jadi, alangkah baiknya kita sebagai dari tim Kowarteg melaksanakan kegiatan baksos fogging untuk mencegah peningkatan DBD," jelasnya.
Salah satu tokoh masyarakat, Siti Komala (60) mengaku hadirnya relawan Ganjar dapat menginspirasi masyarakat lain untuk sama-sama menjaga lingkungan, seperti halnya mencegah kasus DBD. "Bermanfaat sekali untuk lingkungan," jelasnya.
”Dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat berdampak pada pemutusan mata rantai jentik-jentik nyamuk aedes aegypti,” kata Sekjen Kowarteg Indonesia Seno Herlangga di Jalan Benda Timur, Gg 9, RT11/02, Kelurahan/Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (16/7/2023).
Puluhan masyarakat sangat terkesan dengan alat pengasapan atau fogging yang bisa dibuat dengan bahan-bahan sederhana. "Pembuatan alat fogging ini dari barang-barang bekas atau bisa baru yang tersedia di lingkungan seperti pipa dari untuk AC pipa tembaga, terus ada spray gun, ada pemantik api dan gas, serta ada untuk klem, selang air, dan tadi kami ada obat juga untuk foggingnya sendiri," ujarnya.
Seno menyebutkan, kepadatan penduduk seperti kawasan Kemayoran dan perubahan iklim jadi faktor penyebab perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti sebagai penyebab DBD. Dia pun berpesan kepada warga untuk meningkatkan kesadaran akan kebersihan lingkungan serta menerapkan gerakan menutup, menguras, dan mengubur (3M).
"Sangat bermanfaat untuk warganya mengingat bulan-bulan ini memasuki musim penghujan. Jadi, alangkah baiknya kita sebagai dari tim Kowarteg melaksanakan kegiatan baksos fogging untuk mencegah peningkatan DBD," jelasnya.
Salah satu tokoh masyarakat, Siti Komala (60) mengaku hadirnya relawan Ganjar dapat menginspirasi masyarakat lain untuk sama-sama menjaga lingkungan, seperti halnya mencegah kasus DBD. "Bermanfaat sekali untuk lingkungan," jelasnya.
(poe)
Lihat Juga :
