Kericuhan Pecah di Ruang Rapat Dinas Kesehatan Sampang, 1 Dokter Dilarikan ke Rumah Sakit
loading...
A
A
A
SAMPANG - Seorang dokter harus dilarikan ke rumah sakit, karena terkena pukul di bagian kepala saat pecah kericuhan di ruang rapat kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang. Kericuhan tersebut viral, setelah videonya beredar luas di media sosial.
Kericuhan pecah, saat sejumlah aktivis Aliansi Pemuda Reformasi melakukan audiensi di kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang, yang ada di Jalan Raya Wahid Hasyim. Para aktivis tersebut, terlibat kericuhan dengan para tenaga kesehatan.
Dalam rekaman CCTV berdurasi 25 detik yang beredar di media sosial, terlihat kericuhan terjadi di dalam ruang rapat. Mereka terlibat aksi saling dorong, dan adu pukul. Upaya yang dilakukan untuk meredam kericuhan gagal.
Kericuhan dipicu oleh tindakan seorang peserta audiensi, yang tiba-tiba naik ke atas meja saat terjadi perdebatan panas dalam proses audiensi tersebut. Peserta audiensi yang naik ke atas meja tersebut, terekam langsung memukul seorang tenaga kesehatan.
Pukulan itu mengenai bagian belakang leher korban. Usai melakukan pemukulan, pelaku kembali ke tempat duduknya dengan kondisi penuh emosi. Akibat pukulan tersebut, tenaga kesehatan yang diketahui bernama dokter Beny Irawan, Kepala Puskesmas Robatal, mengalami pusing hingga dilarikan ke RSUD Sampang, guna dilakukan tindakan medis.
Audienasi di Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang tersebut, terkait dengan pelayanan di Puskesmas Robatal, yang dinilai belum maksimal dan adanya pelecehan terhadap pasien. Para aktivis meminta dokter di Puskesmas Robatal, untuk dipindahkan.
Beny Irawan mengaku, tudingan soal pelayanan di Puskesmas Robatal yang belum maksimal tersebut, tidaklah benar. "Saya tidak merasa melecehkan pasien yang sering menderita pusing kepala tersebut," tegasnya.
Dihadapan keluarga pasien tersebut, Benny Irawan hanya menjawab bahwa pasien akan sembuh sendiri pada saat nanti berkeluarga atau menikah. Jawaban tersebut yang disalah artikan oleh keluarga pasien, sehingga muncul tudingan pelayanan tidak etis hingga terjadi pemukulan.
Ketua Aliansi Pemuda Reformasi, Zainullah mengatakan, kasus tersebut jangan telalu didramatisir dan dipolitisir hingga dapat mengaburkan tuntutan. "Kami menginginkan oknum dokter tersebut dipindah dari Puskesmas Robotal," tegasnya.
Setelah insiden pemukulan tersebut, korban masih dirawat di RSUD Sampang. Sementara kasus pemukulan tersebut, telah dilaporkan ke polisi. Korban akan menempuh jalur hukum atas pemukulan yang dialaminya.
Kericuhan pecah, saat sejumlah aktivis Aliansi Pemuda Reformasi melakukan audiensi di kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang, yang ada di Jalan Raya Wahid Hasyim. Para aktivis tersebut, terlibat kericuhan dengan para tenaga kesehatan.
Dalam rekaman CCTV berdurasi 25 detik yang beredar di media sosial, terlihat kericuhan terjadi di dalam ruang rapat. Mereka terlibat aksi saling dorong, dan adu pukul. Upaya yang dilakukan untuk meredam kericuhan gagal.
Kericuhan dipicu oleh tindakan seorang peserta audiensi, yang tiba-tiba naik ke atas meja saat terjadi perdebatan panas dalam proses audiensi tersebut. Peserta audiensi yang naik ke atas meja tersebut, terekam langsung memukul seorang tenaga kesehatan.
Pukulan itu mengenai bagian belakang leher korban. Usai melakukan pemukulan, pelaku kembali ke tempat duduknya dengan kondisi penuh emosi. Akibat pukulan tersebut, tenaga kesehatan yang diketahui bernama dokter Beny Irawan, Kepala Puskesmas Robatal, mengalami pusing hingga dilarikan ke RSUD Sampang, guna dilakukan tindakan medis.
Audienasi di Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang tersebut, terkait dengan pelayanan di Puskesmas Robatal, yang dinilai belum maksimal dan adanya pelecehan terhadap pasien. Para aktivis meminta dokter di Puskesmas Robatal, untuk dipindahkan.
Beny Irawan mengaku, tudingan soal pelayanan di Puskesmas Robatal yang belum maksimal tersebut, tidaklah benar. "Saya tidak merasa melecehkan pasien yang sering menderita pusing kepala tersebut," tegasnya.
Dihadapan keluarga pasien tersebut, Benny Irawan hanya menjawab bahwa pasien akan sembuh sendiri pada saat nanti berkeluarga atau menikah. Jawaban tersebut yang disalah artikan oleh keluarga pasien, sehingga muncul tudingan pelayanan tidak etis hingga terjadi pemukulan.
Ketua Aliansi Pemuda Reformasi, Zainullah mengatakan, kasus tersebut jangan telalu didramatisir dan dipolitisir hingga dapat mengaburkan tuntutan. "Kami menginginkan oknum dokter tersebut dipindah dari Puskesmas Robotal," tegasnya.
Setelah insiden pemukulan tersebut, korban masih dirawat di RSUD Sampang. Sementara kasus pemukulan tersebut, telah dilaporkan ke polisi. Korban akan menempuh jalur hukum atas pemukulan yang dialaminya.
(eyt)