Memilukan! Nyawa 2 Balita Melayang Akibat Kebakaran Rumah Panggung di Kolaka Utara
loading...
A
A
A
KOLAKA UTARA - Peristiwa memilukan terjadi di Dusun VI, Desa Watumotaha, Kecamatan Ngapa, Kabupaten Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara. Nyawa dua balita melayang, akibat kebakaran yang melanda sebuah rumah panggung, Selasa (11/7/2023).
Humas Polres Kolaka Utara, Aipda Arif Afandi menjelaskan, rumah yang terbakar milik seorang petani bernama Slamat Ridwan alias Salama (26). Istrinya bernama Santeriani (21), serta dua balitanya masing-masing Al Jumadin (3) dan Hafisah (1). "Ibunya sedang memasak lalu meninggalkan rumah," katanya.
Arif menjelaskan, Santeriani lebih awal menidurkan kedua balitanya di ayunan karena hendak menyiapkan makanan siang. Hingga pada pukul 10.00 Wita, ia sibuk di dapur untuk memasak menggunakan tungku tradisional.
Karena ada kekurangan kebutuhan hidangan yang harus dibutuhkan, ia bergegas ke warung yang berjarak sekitar 300 meter dari rumahnya. Kedua balita itu ditinggalkan tanpa penjagaan, dalam keadaan api sedang menyala.
Santeriani histeris saat ia kembali melihat kepulan asap, dan kobaran api telah menyulut seluruh bagian rumahnya yang terbuat dari kayu. Sembari berteriak minta tolong, ia sempat nekat berupaya menerobos kobaran api untuk menyelamatkan kedua balitanya.
Sayangnya, upaya itu sia-sia. Api berhasil dipadamkan setelah warga berjibaku memadamkan api kurang lebih satu jam lamanya. Lokasi kebakaran sulit dijangkau mobil pemadam, lantaran desa tersebut terletak di daerah pegunungan.
Usai kebakaran berhasil dipadamkan, jenazah kedua balita telah tertutupi arang dan puing bangunan dalam keadaan hangus. "Dikais-kais untuk mencari bagian tubuh yang tersisa rangka," bebernya.
Atas kejadian tersebut, Santeriani syok dan mengalami luka bakar pada tangan kanan dan jidat. Korban juga mengalami kerugian harta benda sekitar Rp91.700.000. Hal itu terbagi atas uang tunai senilai Rp8 juta, 15 gram emas, 700 kg kakao kering, 170 kg kemiri, dua ponsel, dan dua unit mesin potong rumput.
Saat ini jenazah kedua balita tersebut, sedang dibawa ke rumah keluarganya di Kelurahan Lapai. "Akan diberangkatkan ke Desa Sadar, Kecamatan Tellu Limpoe, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan," tutupnya.
Humas Polres Kolaka Utara, Aipda Arif Afandi menjelaskan, rumah yang terbakar milik seorang petani bernama Slamat Ridwan alias Salama (26). Istrinya bernama Santeriani (21), serta dua balitanya masing-masing Al Jumadin (3) dan Hafisah (1). "Ibunya sedang memasak lalu meninggalkan rumah," katanya.
Arif menjelaskan, Santeriani lebih awal menidurkan kedua balitanya di ayunan karena hendak menyiapkan makanan siang. Hingga pada pukul 10.00 Wita, ia sibuk di dapur untuk memasak menggunakan tungku tradisional.
Karena ada kekurangan kebutuhan hidangan yang harus dibutuhkan, ia bergegas ke warung yang berjarak sekitar 300 meter dari rumahnya. Kedua balita itu ditinggalkan tanpa penjagaan, dalam keadaan api sedang menyala.
Santeriani histeris saat ia kembali melihat kepulan asap, dan kobaran api telah menyulut seluruh bagian rumahnya yang terbuat dari kayu. Sembari berteriak minta tolong, ia sempat nekat berupaya menerobos kobaran api untuk menyelamatkan kedua balitanya.
Sayangnya, upaya itu sia-sia. Api berhasil dipadamkan setelah warga berjibaku memadamkan api kurang lebih satu jam lamanya. Lokasi kebakaran sulit dijangkau mobil pemadam, lantaran desa tersebut terletak di daerah pegunungan.
Usai kebakaran berhasil dipadamkan, jenazah kedua balita telah tertutupi arang dan puing bangunan dalam keadaan hangus. "Dikais-kais untuk mencari bagian tubuh yang tersisa rangka," bebernya.
Atas kejadian tersebut, Santeriani syok dan mengalami luka bakar pada tangan kanan dan jidat. Korban juga mengalami kerugian harta benda sekitar Rp91.700.000. Hal itu terbagi atas uang tunai senilai Rp8 juta, 15 gram emas, 700 kg kakao kering, 170 kg kemiri, dua ponsel, dan dua unit mesin potong rumput.
Saat ini jenazah kedua balita tersebut, sedang dibawa ke rumah keluarganya di Kelurahan Lapai. "Akan diberangkatkan ke Desa Sadar, Kecamatan Tellu Limpoe, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan," tutupnya.
(eyt)