Evakuasi Pria Obesitas Berbobot 200 Kg, Petugas Jebol Dinding Rumah
loading...
A
A
A
GROBOGAN - Petugas gabungan terpaksa menjebol dinding rumah Sumarlan (55), untuk mengevakuasinya ke rumah sakit. Warga Desa Ngrandu, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah tersebut, divekuasi ke rumah sakit karena mengalami obesitas dengan berat badan mencapai 200 kg.
Butuh waktu sekitar satu jam bagi petugas gabungan untuk mengevakuasi Sumarlan, hingga bisa dinaikkan ke dalam ambulans yang mengangkutnya ke rumah sakit. Evakuasi dilakukan petugas dari Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Babinsa, dan perangkat desa, serta dibantu warga.
Dinding rumah Sumarlan yang terbuat dari papan kayu terpaksa dijebol, untuk mempermudah mengangkut tubuh Sumarlan ke dalam ambulans. Belasan orang dilibatkan untuk bisa mengangkat tubuh Sumarlan, hingga masuk ke dalam mobil ambulans.
Saat hendak mengangkat tubuh Sumarlan, petugas sempat kerepotan karena tidak ada tandu yang bisa muat dengan tubuh Sumarlan. Akhirnya, petugas bersama warga dan Babinsa mengangkat tubuh Sumarlan menggunakan tiga buah kain selendang.
Kepala Puskesmas Geyer 2, Bambang Triyono mengatakan, pembongkaran dinding rumah terpaksa dilakukan, karena tidak ada pintu rumah yang cukup untuk tubuh pasien. "Kami juga sempat kesulitan saat membujuk Sumarlan, agar bersedia diobati di rumah sakit. Tim medis dan petugas Dinas Sosial sempat ditolak," ungkapnya.
Setelah melibatkan kepala desa, akhirnya Sumarlan bersedia untuk dibawa ke RSUD dr Soedjati Purwodadi Grobogan, untuk menjalani pengobatan. Sebelum dibawa ke rumah sakit, tim medis Puskesmas Geyer 2 terlebih dahulu memeriksa kondisi kesehatan, dan membersihkan luka pada kedua kaki Sumarlan.
Sumarlan tidak bisa berjalan, dan mengalami penambahan berat badan secara drastis setelah mengalami kecelakan sepeda motor pada tahun 2016. Saat itu dia mengalami kecelakaan tunggal, saat melintasi jalan desa yang sedang diperbaiki.
Usai mengalami kecelakaan tunggal tersebut, sebenarnya Sumarlan sempat merantau ke Jakarta selama tiga tahun. Dia bekerja di perusahaan bordir di Jakarta, dan tinggal di sebuah rumah bersama anak tunggalnya.
Saat berada di Jakarta, dia mulai mengalami obesitas dan akhirnya mengundurkan diri dari pekerjaannya untuk pulang kampung agar bisa fokus dalam penyembuhan penyakitnya. Saat ini Sumarlan sudah ditangani tim medis RSUD dr Soedjati Purwodadi Grobogan, dan terus dipantau sampai kondisinya dinyatakan sehat.
Baca Juga
Butuh waktu sekitar satu jam bagi petugas gabungan untuk mengevakuasi Sumarlan, hingga bisa dinaikkan ke dalam ambulans yang mengangkutnya ke rumah sakit. Evakuasi dilakukan petugas dari Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Babinsa, dan perangkat desa, serta dibantu warga.
Dinding rumah Sumarlan yang terbuat dari papan kayu terpaksa dijebol, untuk mempermudah mengangkut tubuh Sumarlan ke dalam ambulans. Belasan orang dilibatkan untuk bisa mengangkat tubuh Sumarlan, hingga masuk ke dalam mobil ambulans.
Saat hendak mengangkat tubuh Sumarlan, petugas sempat kerepotan karena tidak ada tandu yang bisa muat dengan tubuh Sumarlan. Akhirnya, petugas bersama warga dan Babinsa mengangkat tubuh Sumarlan menggunakan tiga buah kain selendang.
Kepala Puskesmas Geyer 2, Bambang Triyono mengatakan, pembongkaran dinding rumah terpaksa dilakukan, karena tidak ada pintu rumah yang cukup untuk tubuh pasien. "Kami juga sempat kesulitan saat membujuk Sumarlan, agar bersedia diobati di rumah sakit. Tim medis dan petugas Dinas Sosial sempat ditolak," ungkapnya.
Setelah melibatkan kepala desa, akhirnya Sumarlan bersedia untuk dibawa ke RSUD dr Soedjati Purwodadi Grobogan, untuk menjalani pengobatan. Sebelum dibawa ke rumah sakit, tim medis Puskesmas Geyer 2 terlebih dahulu memeriksa kondisi kesehatan, dan membersihkan luka pada kedua kaki Sumarlan.
Sumarlan tidak bisa berjalan, dan mengalami penambahan berat badan secara drastis setelah mengalami kecelakan sepeda motor pada tahun 2016. Saat itu dia mengalami kecelakaan tunggal, saat melintasi jalan desa yang sedang diperbaiki.
Usai mengalami kecelakaan tunggal tersebut, sebenarnya Sumarlan sempat merantau ke Jakarta selama tiga tahun. Dia bekerja di perusahaan bordir di Jakarta, dan tinggal di sebuah rumah bersama anak tunggalnya.
Saat berada di Jakarta, dia mulai mengalami obesitas dan akhirnya mengundurkan diri dari pekerjaannya untuk pulang kampung agar bisa fokus dalam penyembuhan penyakitnya. Saat ini Sumarlan sudah ditangani tim medis RSUD dr Soedjati Purwodadi Grobogan, dan terus dipantau sampai kondisinya dinyatakan sehat.
(eyt)