Kisah Kusni Kasdut, Bandit Legendaris dan Pejuang Kemerdekaan yang Dihukum Mati Presiden Soeharto

Senin, 03 Juli 2023 - 13:20 WIB
loading...
A A A
Belum ada tambahan Kasdut di belakangnya. Kusni juga terlibat aksi pelucutan senjata tentara Jepang. Di Malang. Ia ikut memimpin penyerbuan gudang-gudang senjata. Menggasak amunisi sekaligus membagi-bagikan ke sesama pejuang.

Tidak terkecuali aset-aset vital. Kusni juga ikut merebut paksa. Tentara Jepang yang mentalnya sudah ambruk karena kalah perang, ditawan. Yang nekat melawan, dengan terpaksa mereka habisi. Jelang akhir Oktober 1945.

Surabaya yang kelak menjadi ibu kota Jawa Timur, tengah bergolak. Inggris dengan NICA yang diboncengi tentara Belanda hendak menjajah kembali Indonesia melalui Surabaya. Kusni Kasdut berasal dari Blitar.

Begitu cerita yang telanjur tersebar luas. Kelak saat diinterogasi aparat kepolisian Semarang, Jakarta, dan Surabaya, atas aksi kejahatan yang dilakukan, ia juga menyampaikan cerita serupa. Ia selalu mengaku lahir di Desa Jatituri, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar, pada akhir tahun 1929.



Cerita tentang asal-usul Kusni Kasdut dari Blitar, datang dari Kastun. Kisah itu diungkap saat Kusni hendak pamit berjuang mengusir penjajah Inggris, dan Belanda, di Surabaya. Bukannya percaya. Kusni Kasdut malah marah.

Termasuk bapaknya yang dikatakan seorang Lurah Jatituri yang mati karena disiksa Jepang, Kusni juga tak percaya.

Beragam pertanyaan berpusing di kepalanya: ”Kenapa selama ini dirahasiakan? Ada apa? Kenapa tidak tinggal saja di Blitar? Kenapa hidup dengan menyewa rumah di Malang?. Kusni Kasdut sempat mendatangi Desa Jatituri, Blitar, dan menemui kepala desa di sana”.

Namun ia mendapati jawaban yang mengecewakan. Nama-nama yang disebut ibunya, tidak pernah ada. Kecurigaanya terlahir sebagai anak haram makin berlipat. Kekecewaannya ditumpahkan dengan ancaman tidak sudi pulang sebelum ibunya bercerita yang sebenarnya.

Kusni Kasdut ternyata memang bukan berasal dari Blitar. Juga bukan dari Malang.Kusni lahir di Desa Bayan Patikrejo Kabupaten Tulungagung. Sekitar 20 kilometer dari Kabupaten Blitar. Wonomejo, ayahnya bukan kepala desa.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2760 seconds (0.1#10.140)