Terancam Terusir dari Tanah Kelahiran, Warga 16 Kampung Tua di Batam Mengadu ke DPR

Rabu, 21 Juni 2023 - 04:39 WIB
loading...
Terancam Terusir dari Tanah Kelahiran, Warga 16 Kampung Tua di Batam Mengadu ke DPR
Perwakilan warga 16 kampung tua di Pulang Rempang, Kecamatan Galang, Kota Batam, Kepulauan Riau mengadukan nasib mereka ke DPR, Selasa (20/6/2023). Foto/Ist
A A A
BATAM - Perwakilan warga 16 kampung tua di Pulang Rempang, Kecamatan Galang, Kota Batam, Kepulauan Riau mengadukan nasib mereka ke DPR. Warga kampung tua yang berjumlah sekitar 10.000 jiwa terancam terusir dari tanah kelahiran mereka karena akan menjadi tempat pengembangan industri.

"Kami merasa terancam dengan rencana relokasi warga 16 kampung tua untuk kepentingan pengembangan industri dari pihak swasta. Kami berharap bisa dibantu dalam memperjuangkan hak-hak kami atas tanah maupun hak untuk hidup dengan layak di tanah kelahiran kami," kata perwakilan warga 16 kampung tua Pulau Rempang, Rusli Ahmad di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (20/6/2023).



Kedatangan perwakilan warga kampung tua Pulau Rempang diterima Wakil Ketua Komisi II DPR dari Fraksi PKB Yanuar Prihatin, dan anggota Fraksi PKB Ratna Juwita.

Relokasi warga dari 16 kampung adat Pulau Rempang akan memberikan banyak dampak negatif. Di antaranya hilangnya sejarah 16 kampung adat, mata pencaharian ribuan kepala keluarga, serta potensi konflik horizontal di lokasi baru.

"Kami menyayangkan sikap Pemerintah Kota Batam yang seolah lebih berpihak kepada kepentingan swasta daripada kami sebagai warga mereka," katanya.

Rusli Ahmad meminta bantuan DPR untuk memperjuangkan status tanah warga kampung tua ke Badan Pertanahan Nasional (BPN). Selain itu, mereka berharap agar pemerintah tetap memperbolehkan menempati lahan di kampung tua.



"Kami tidak menghalangi rencana pengembangan industri, toh kebutuhan lahan kami dari 16 kampung adat kami hanya sekitar 1.000 hektare, padahal pihak swasta mendapatkan izin mengarap lahan hingga 17.000 hektare. Kembangkan saja industri di 16.000 hektare di luar lahan kami," katanya.

Sementara itu, Yanuar Prihatin menyatakan keprihatinannya terhadap nasib warga kampung tua Pulau Rempang. Menurutnya, konflik agraria seringkali terjadi di Indonesia, dengan berbagai macam variannya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2887 seconds (0.1#10.140)