Jejak Dakwah Syeikh Silau Laut Kakek UAS, Ulama Besar yang Juga Jago Silat

Jum'at, 16 Juni 2023 - 05:23 WIB
loading...
A A A
Dalam usahanya untuk membekali dirinya dengan ilmu bermanfaat, Syekh Silau Laut juga belajar ke Aceh, namun belum diketahui daerah dan gurunya tempat ia belajar. Saat usia remaja itu, Syekh Silau Laut merasa masih kurang puas dengan ilmu yang dimilikinya.

Tidak lama setelah ia pulang dari Minangkabau dan Aceh, salah seorang Pakciknya bergelar Panglima Putih membawanya merantau ke negeri Fathani (Thailand). Atas restu kedua orang tuanya, ia pun berangkat untuk menambah ilmu Agama Islam. Di dalam pelayarannya, Abdurrahman muda (Syekh Silau Laut) menunjukkan kemahirannya dalam ilmu silat kepada para penumpang kapal.

Baca juga: Misteri Pipa Bawah Tanah di Ponorogo Peninggalan Raja Airlangga


Dia tidak mengetahui kalau di antara mereka ada rombongan Sultan Kedah yang akan pulang ke negerinya. Di Negeri Fathani, Abdurrahman muda belajar kepada salah seorang ulama yang cukup dikenal. Ulama ini bernama Syekh Wan Mustafa dan anaknya bernama Syekh Daud Fathani.

Selama berada di sana, Abdurrahman lebih banyak belajar ilmu tauhid, ilmu tasawuf dan ilmu hikmah/ketabiban. Di samping belajar, ia ditugaskan gurunya pula untuk mengajar.

Ketika berada di Fathani, ia didatangi utusan dari Kedah dengan maksud mengundangnya datang ke negeri Kedah. Alasannya, Sultan Kedah ingin melihat kemahirannya dalam ilmu silat di hadapan Hulubalang, prajurit dan rakyat negeri Kedah. Abdurrahman muda pun memenuhi undangan itu dengan terlebih dahulu memohon restu dari gurunya.

Sesampainya di negeri Kedah, sesudah beberapa hari lamanya diadakanlah acara perang tanding untuk memilih kepala hulubalang kesultanan Kedah. Abdurrahman yang sengaja diundang untuk perang tanding tersebut, berhadapan dengan Panglima Elang Panas yang berasal dari Siam.

Dengan kuasa dan izin Allah, Abdurrahman muda menang dalam perang tanding tersebut. Lalu, Sultan Kedah pun menawarkannya untuk menjadi Kepala Hulubalang Kesultanan Kedah. Abdurrahman menerima tawaran itu, kemudian ia dinobatkan dan menjabat selama 7 tahun berturut-turut. Menurut riwayat, beliau menerima gaji 60 Ringgit setiap bulannya.



Dalam perantauannya di Fathani dan Kedah, Beliau sempat pula belajar di Kelantan. Abdurrahman menyadari bahwa cita-citanya semula adalah untuk menjadi seorang ulama yang akan mengembangkan agama Islam dan mengabdikan ilmunya di tengah-tengah masyarakat negrinya.

Dia pun meletakkan jabatannya sebagai Kepala Hulubalang Kesultanan Kedah, lalu pulang kembali ke negeri asalnya di Batubara dijemput Abangnya bernama Abbas.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1149 seconds (0.1#10.140)