Irigasi Tidak Alirkan Air, 200 Hektare Sawah di Suranenggala Cirebon Belum Digarap
loading...
Tidak adanya hujan dalam sebulan terakhir berdampak pada terlambatnya musim tanam padi di Desa Suranenggala Kidul, Kecamatan Suranenggala, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Foto tangkapan layar
A
A
A
CIREBON - Tidak adanya hujan dalam sebulan terakhir berdampak pada terlambatnya musim tanam padi di Desa Suranenggala Kidul, Kecamatan Suranenggala, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Lebih dari 200 hektare sawah dalam kondisi mengering dan retak-retak, tak bisa digarap petani lantaran tidak teraliri air karena mengeringnya irigasi.
Petani dan pemerintah desa pun harus merogoh kocek dalam-dalam untuk biaya operasional pompa yang berjalan 24 jam non-stop. Sarkiyah, petani Desa Suranenggala Kidul mengaku sangat kesulitan air setelah tidak adanya hujan sejak Mei lalu.
"Akhir Juni yang seharusnya sudah mulai masuk tanam terpaksa harus mundur hingga belum diketahui kapan akan menggarap sawahnya. Terlebih kiriman air dari wilayah hulu dibatasi hingga sawah-sawah tak kunjung basah teraliri," ujar Sarkiyah, Rabu (14/6/2023).
Narisa, Kepala Desa Suranenggala Kidul mengatakan, untuk untuk mengairi persawahan , pihaknya mengandalkan sembilan pompa yang tersebar di aliran sungai. Pompa yang bekerja selama 24 jam tersebut menyedot air kiriman dari hulu yang saat ini dibatasi alirannya.
"Bahkan, kiriman air yang datang beberapa hari sekali tersebut dirasa tak mencukupi dua ratus hektare sawah di desa ini," ungkapnya.
Dari sembilan pompa yang bekerja, lanjut dia, baru mampu mengairi lima puluh hektare sawah di desa ini. "Itu pun dirasa belum mencukupi untuk langsung dilakukan penggarapan dan tanam padi. Kami berharap kiriman air dari Majalengka dapat dilakukan lebih lama untuk mempercepat proses tanam.
Petani dan pemerintah desa pun harus merogoh kocek dalam-dalam untuk biaya operasional pompa yang berjalan 24 jam non-stop. Sarkiyah, petani Desa Suranenggala Kidul mengaku sangat kesulitan air setelah tidak adanya hujan sejak Mei lalu.
"Akhir Juni yang seharusnya sudah mulai masuk tanam terpaksa harus mundur hingga belum diketahui kapan akan menggarap sawahnya. Terlebih kiriman air dari wilayah hulu dibatasi hingga sawah-sawah tak kunjung basah teraliri," ujar Sarkiyah, Rabu (14/6/2023).
Narisa, Kepala Desa Suranenggala Kidul mengatakan, untuk untuk mengairi persawahan , pihaknya mengandalkan sembilan pompa yang tersebar di aliran sungai. Pompa yang bekerja selama 24 jam tersebut menyedot air kiriman dari hulu yang saat ini dibatasi alirannya.
"Bahkan, kiriman air yang datang beberapa hari sekali tersebut dirasa tak mencukupi dua ratus hektare sawah di desa ini," ungkapnya.
Dari sembilan pompa yang bekerja, lanjut dia, baru mampu mengairi lima puluh hektare sawah di desa ini. "Itu pun dirasa belum mencukupi untuk langsung dilakukan penggarapan dan tanam padi. Kami berharap kiriman air dari Majalengka dapat dilakukan lebih lama untuk mempercepat proses tanam.
(don)
Lihat Juga :
