Buntut Viralnya Ibu Melahirkan Meninggal Dunia, 3 Nakes di Muratara Dapat Sanksi
loading...
A
A
A
MURATARA - Tiga tenaga kesehatan (nakes) di Puskesmas Pauh, Rawas Ilir, Sumsel diberi sanksi oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Muratara. Sanksi berupa pembinaan terhadap tiga bidan tersebut terkait kelalaian memberikan pelayanan terhadap ibu hamil di Puskesmas yang mengakibatkan kematian.
Plt Kadinkes, Tasman Majid mengatakan, pihaknya telah melakukan investigasi pada tanggal 29 Mei 2023. Dinkes mengumpulkan keterangan dari dua narasumber, yaitu dari keluarga korban dan tenaga kesehatan bidan.
"Dari keterangan keluarga korban, yakni suami pasien sama persis apa yang di sampaikan di media sosial facebook. Sementara keterangan tentang kesehatan bidan, mereka telah memberikan pelayanan ANC (pemeriksaan antenatal care) terhadap pasien," kata Tasman, Rabu (31/5/2023).
Pemeriksaan ANC, jelas Tasman, merupakan pemeriksaan kehamilan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan fisik serta mental pada ibu hamil. Dengan itu ibu hamil mampu menghadapi masa persalinan dan nifas.
"Persiapan pemberian ASI secara eksklusif dan kembalinya kesehatan alat reproduksi dengan wajar. ANC ini di lakukan dua kali wajib sama dokter, empat kali sama koordinator bidan," tambahnya.
Tasman mengatakan, dan dari hasil rekam medis, diketahui pada tanggal 3 Mei 2023, pasien melakukan pemeriksaan kehamilan sembilan bulan. Diketahui dari hasil pemeriksaan serta kondisi umum, pasien direkomendasikan untuk dirujuk.
Dijelaskan Tasman, awal kejadian 9 Mei, 22.45 malam, bidan menerima pasien untuk persiapan persalinan. Kemudian pada pukul 01.00 WIB malam pemeriksaan, sudah bukaan delapan. Sedangkan kepala belum turun, ketuban sedikit merembes, bidan langsung memasang infus.
Selanjutnya bidan menginformasikan pihak keluarga untuk menunggu bukaan lengkap. Hingga pukul 03.00 WIB pembukaan sudah lengkap. "Namun belum ada kemajuan, bidan berinisiatif untuk merujuk. Sampai di Lubuklinggau, lebih kurang lima menit RS Ar Bunda, pasien meninggal dunia," ujarnya.
“Kita telah melakukan audit dengan menghadirkan ahli. Tim audit internal melibatkan tenaga ahli bidang kesehatan yakni dokter anak, dokter kebidanan,” imbuhnya.
Tim audit internal untuk mengindentifikasi penyebab kematian tersebut. Dan bagi yang lalai akan ada pembinaan, guna menunggu instruksi pimpinan tindakan selanjutnya
“Untuk sementara sanksinya pembinaan, yang bersangkutan kita tarik ke Dinkes. Kami mengimbau tenaga kesehatan lain untuk kerja sesuai SOP. Koordinasi dengan para senior agar tidak terulang kembali,” pungkasnya. (Era Neizma Wedya-MncPortal)
Plt Kadinkes, Tasman Majid mengatakan, pihaknya telah melakukan investigasi pada tanggal 29 Mei 2023. Dinkes mengumpulkan keterangan dari dua narasumber, yaitu dari keluarga korban dan tenaga kesehatan bidan.
"Dari keterangan keluarga korban, yakni suami pasien sama persis apa yang di sampaikan di media sosial facebook. Sementara keterangan tentang kesehatan bidan, mereka telah memberikan pelayanan ANC (pemeriksaan antenatal care) terhadap pasien," kata Tasman, Rabu (31/5/2023).
Pemeriksaan ANC, jelas Tasman, merupakan pemeriksaan kehamilan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan fisik serta mental pada ibu hamil. Dengan itu ibu hamil mampu menghadapi masa persalinan dan nifas.
Baca Juga
"Persiapan pemberian ASI secara eksklusif dan kembalinya kesehatan alat reproduksi dengan wajar. ANC ini di lakukan dua kali wajib sama dokter, empat kali sama koordinator bidan," tambahnya.
Tasman mengatakan, dan dari hasil rekam medis, diketahui pada tanggal 3 Mei 2023, pasien melakukan pemeriksaan kehamilan sembilan bulan. Diketahui dari hasil pemeriksaan serta kondisi umum, pasien direkomendasikan untuk dirujuk.
Dijelaskan Tasman, awal kejadian 9 Mei, 22.45 malam, bidan menerima pasien untuk persiapan persalinan. Kemudian pada pukul 01.00 WIB malam pemeriksaan, sudah bukaan delapan. Sedangkan kepala belum turun, ketuban sedikit merembes, bidan langsung memasang infus.
Selanjutnya bidan menginformasikan pihak keluarga untuk menunggu bukaan lengkap. Hingga pukul 03.00 WIB pembukaan sudah lengkap. "Namun belum ada kemajuan, bidan berinisiatif untuk merujuk. Sampai di Lubuklinggau, lebih kurang lima menit RS Ar Bunda, pasien meninggal dunia," ujarnya.
“Kita telah melakukan audit dengan menghadirkan ahli. Tim audit internal melibatkan tenaga ahli bidang kesehatan yakni dokter anak, dokter kebidanan,” imbuhnya.
Tim audit internal untuk mengindentifikasi penyebab kematian tersebut. Dan bagi yang lalai akan ada pembinaan, guna menunggu instruksi pimpinan tindakan selanjutnya
“Untuk sementara sanksinya pembinaan, yang bersangkutan kita tarik ke Dinkes. Kami mengimbau tenaga kesehatan lain untuk kerja sesuai SOP. Koordinasi dengan para senior agar tidak terulang kembali,” pungkasnya. (Era Neizma Wedya-MncPortal)
(don)