Industri Automotif Dunia Mulai Bangkit di Tengah Pandemi COVID-19

Rabu, 29 April 2020 - 09:39 WIB
loading...
A A A
Sementara itu, perusahaan automotif Amerika Serikat (AS) seperti General Motors Co dan Ford Motor Co menargetkan produksi mobil kembali pada 18 Mei mendatang. Itu dilakukan setelah kebanyakan pabrik di AS menghentikan operasi pada Maret lalu karena pandemi virus korona.

Para eksekutif perusahaan automotif tersebut sedang berdiskusi dengan serikat pekerja dan Gubernur Michigan Gretchen Whitmer. Ford menyatakan sedang menentukan kepastian kapan produksi mobil di pabrik di Amerika Utara akan kembali beroperasi. Namun, serikat pekerja industri mobil pekan lalu memperingatkan “terlalu dini dan terlalu berisiko” untuk membuka kembali pabrik.

Gubernur Michigan Whitmer akan memberikan data kapan seharusnya sektor yang krusial akan kembali beroperasi. “Itu akan ditentukan oleh data, bukan jadwal buatan,” kata Whitmer.

Toyota juga akan membuka kembali fasilitas pabrik di Amerika Utara, termasuk pabrik di Georgetown, Kentucky, pada 4 Mei mendatang. Perusahaan automotif Jepang itu sebelum menutup pabriknya di AS karena lockdown yang diberlakukan Pemerintah AS.

"Pabrik automotif akan memasuki tahapan bekerja kembali," kata Juru Bicara Toyota, Rick Hesterberg. Namun, pabrik tentu tidak akan langsung beroperasi normal, tetapi memulai berbagai tahapan. "Kita fokus pada reorientasi para pekerja sesuai dengan protokol dan prosedur kesehatan," kata dia.

Di Beijing, China, mayoritas pabrik besar telah kembali beroperasi kembali pada awal April lalu, ketika Pemerintah China telah memperlonggar lockdown untuk menghambat persebaran virus corona. Data Purchasing Manager's Index (PMI) menunjukkan level 51. Data itu prediksi dari 32 lingkup ekonomi yang disurvei Reuters. Poin 50 menunjukkan adanya aktivitas ekonomi yang terus meningkat. “Pemulihan ekonomi dimulai dari sektor produksi untuk mendukung pertumbuhan,” demikian analisis Morgan Stanley.

Data terakhir Pemerintah China menunjukkan 84% perusahaan berskala kecil dan menengah kembali dibuka pada April lalu, dibandingkan 71,7% pada 24 April lalu. Dihantam virus corona, ekonomi China tenggelam 6,8% pada kuartal pertama dibandingkan tahun sebelumnya. Itu disebabkan industri China tidak lagi mengekspor dan mengalami kekurangan logistik.

Bagaimana dengan Indonesia? Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Kukuh Kumara, menilai industri automotif nasional masih menghadapi tantangan berat tahun ini. Pun setelah wabah corona bisa teratasi pada tengah tahun nanti. "Masih berat, di Amerika Serikat pun demikian. Mereka masih diliputi kekhawatiran," ungkapnya kepada KORAN SINDO, Selasa (28/4/2020).

Menurut Kukuh, hal paling penting bagi industri automotif nasional adalah ketepatan dalam penyelesaian wabah korona. "Yang penting wabahnya selesai dulu, baru kita berpikir bagaimana selanjutnya," paparnya.

Industri automotif sudah memiliki planning jangka pendek maupun jangka panjang setelah wabah virus yang dikenal dengan COVID-19 itu tuntas. Mengenai klaim Kementerian Perindustrian bahwa industri manufaktur ada pertumbuhan investasi, Kukuh belum melihat hal itu terjadi di industri automotif. "Saya melihat belum (ada). Yang sudah menyampaikan komitmen kan Hyundai dan belum tahu kapan realisasi," kata dia.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1865 seconds (0.1#10.140)