Suksesi Raja Mataram setelah Sultan Agung Lengser, Diwarnai Intrik Para Pangeran Darah Biru

Sabtu, 06 Mei 2023 - 13:01 WIB
loading...
Suksesi Raja Mataram...
SUKSESI di Kerajaan Mataram setelah lengsernya Sultan Agung diwarnai intrik dan perebutan kekuasaan antarsesama pangeran darah biru putra dari Raja Mataram. Foto/Ist
A A A
SUKSESI di Kerajaan Mataram setelah lengsernya Sultan Agung diwarnai intrik dan perebutan kekuasaan antarsesama pangeran darah biru putra dari Raja Mataram.Hingga akhirnya tahta Mataram jatuh ke tangan Sultan Amangkurat I atau yang dikenal juga sebagai Sultan Amangkurat Tegalwangi.

Sultan Amangkurat I selanjutnya naik tahta sebagai raja keempat Kerajaan Mataram menggantikan ayahnya, Sultan Agung.


Suksesi ini diwarnai intrik. Apalagi Sultan Amangkurat I bukanlah anak tertua dari Sultan Agung. Lazimnya pewaris tahta raja biasanya adalah anak tertua dari ayahnya.

Sosok Sultan Amangkurat I merupakan anak kesepuluh dari Sultan Agung. Ia juga anak kedua dari permaisuri kedua bernama Raden Ayu Wetan atau yang dikenal Ratu Wetan.

Sedangkan permaisuri pertamanya bernama Kanjeng Ratu Kulon atau Ratu Kulon.

Permaisuri pertama itu disebut H.J. De Graaf dalam bukunya "Disintegrasi Mataram: Dibawah Mangkurat I", memiliki nama Ratu Emas Tinumpak sebagaimana disebut juga pada naskah yang tersimpan dalam KITLV.



Akan tetapi setelah melahirkan putranya, Raden Mas Sahwawrat, permaisuri pertama diusir dari keraton dengan alasan yang tak diketahui.

Setelah itu tempatnya diisi oleh permaisuri yang kedua. Sementara asal-usul permaisuri pertama tidak disebutkan secara jelas, sedangkan asal-usul yang kedua diketahui.

Permaisuri kedua merupakan putri keturunan Kerajaan Batang. Versi lain ada yang menyebut ia berasal Kerajaan Cirebon.

Selanjutnya setelah permaisuri yang pertama keluar meninggalkan keraton. Raden Ayu Wetan menjadi permaisuri kedua menggantikan permaisuri pertama Kanjeng Ratu Kulon.

Putra permaisuri kedua Sultan Agung yang tertua lahir sekitar tahun 1619. Anak ini mula-mula diberi nama Raden Mas Sayidin.

Lalu diberi nama Jibus, kemudian Rangkah yang berarti semak berduri dan tutup batas. Sosok inilah yang konon akhirnya menjadi Sultan Amangkurat I setelah ia naik tahta sebagai raja.

Putra kedua Ratu Kulon atau permaisuri pertama Sultan Agung disebut dalam cerita-cerita tutur tradisional dan Sadjarah Dalem sebagai Raden Mas Alit atau Pangeran Alit.

Tetapi ada versi lain yakni versi Van Goens yakni Raden Ageng. Tetapi ada yang meyakini bahwa nama sebenarnya adalah Raden Mas Sahwawrat.

Gejolak di istana Mataram masih tinggi pascapengusiran permaisuri pertama Sultan Agung. Konon anak dari permaisuri kedua yang bernama Sultan Amangkurat I ini memiliki tabiat yang buruk.

Ia bahkan sempat dikabarkan menculik istri tercantik Tumenggung Wiraguna, panglima perang Kerajaan Mataram.

Alhasil para pendukung Pangeran Alit dan adik-adiknya meminta Sultan Agung agar menjatuhkan sanksi kepada Raden Mas Sayyidin atau Sultan Amangkurat I.

Bahkan beberapa petinggi Mataram seperti Tumenggung Danupaya meminta hak-hak putra mahkota Sultan Amangkurat I dicabut dan diberikan ke Pangeran Alit.

Harapan yang sia-sia, Sultan Agung justru memarahi kedua belah pihak, dan justru mempertahankan putra mahkotanya.

Namun Sultan Agung sempat membuang Sultan Amangkurat I beberapa waktu dari keraton.

Tetapi akhirnya, putra mahkota setelah itu kembali menerima bimbingan dari gurunya, Tumenggung Mataram yang sudah tua itu.

Tumenggung Wiraguna yang dalam keadaan marah membunuh istrinya yang dikembalikan oleh putra mahkota. Dia diberi peringatan keras oleh Sultan Agung, tetapi tidak dihukum.

Bahkan ketika Sultan Agung mulai menderita sakit, ia menyiapkan Sultan Amangkurat I atau Raden Mas Sayyidin sebagai penggantinya.

Sultan Agung bahkan meminta dukungan Tumenggung Wiraguna yang sempat istrinya dibawa lari oleh Raden Mas Sayyidin agar menyukseskan tampuk pergantian kekuasaan itu.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2503 seconds (0.1#10.140)