Dalam Tiga Tahun Ratusan Sapi Mati Mendadak di Polman

Sabtu, 16 Januari 2016 - 07:19 WIB
Dalam Tiga Tahun Ratusan Sapi Mati Mendadak di Polman
Dalam Tiga Tahun Ratusan Sapi Mati Mendadak di Polman
A A A
POLEWALI - Kasus kematian sapi di kabupaten Polewali Mandar (Polman) perlu mendapatkan perhatian serius. Dalam tiga tahun terakhir, sedikitnya ratusan ekor sapi mati mendadak.

Sekretaris Desa Gattungan Hajar mengatakan, kematian sapi yang ada diwilayahnya cukup menjadi perhatian serius.

"Dugaan kami, ternak sapi ini sengaja diracun dengan menggunakan racun dangke yang dicampur garam atau menggunakan air dicampur pupuk urea kemudian dimasukkan keember dan disuguhkan peternak," ujar Hajar.

Menurut dia, racun yang digunakan biasanya di peroleh dari dikandang pupuk urea campur air di ember atau racun dangke dicampur garam dan ditaburi di sekitar kandang.

Aksi dilakukan lebih dari satu orang itu bergerak pada malam hari. Dimana, ternak sapi berada dikebun warga yang berjarak dari kota desa sekira 500 meter. "Paling banyak terjadi di 3 dusun yakni, Dusun Gantungan, Pangesoran dan Rura," tuturnya.

Hajar menambahkan, peternak mengetahui jika ternaknya mati setelah pagi hari saat berencana mengeluarkan ternaknya dari kandang yang berada dikebun.

Salah satu indikator bahwa ternak ini diracun adalah adanya warga yang menemukan ember berisi air bercampur pupuk. Kemudian, ternak sapi yang mati mengalami bengkak atau kembung pada bagian perut.

Belum lama ini juga, Sapi milik warga mati karena sengaja diparangi oleh oknum tak bertanggung jawab.

Salah seorang peternak sapi di Campalagian, Usman, mengaku was-was dengan kondisi itu.
"Kalau ini tidak segera disikapi dengan baik, nanti akan makin banyak ternak sapi yang mati mendadak. Harus ada upaya untuk mengungkap pelakunya," tuturnya.

Sekarang ini, kata dia untuk mengamankan, maka ternak sapi harus dikandangkan dengan baik dan tidak bisa diakses oleh pelaku yang tidak bertanggungjawab. Jika tidak, akan semakin banyak ternak sapi yang mati karena dibunuh.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4531 seconds (0.1#10.140)