BNPB Dorong Pemda Sorong Tetapkan Status Tanggap Darurat Banjir-Longsor
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB ) mendorong agar Pemda Kota Sorong, Papua Barat utuk segera menetapkan status tanggap darurat bencana banjir dan longsor serta membentuk posko penanganan darurat bencana.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Raditya Jati menjelaskan bahwa Pemda Kota Sorong masih melakukan upaya penanganan darurat pascabencana. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sorong telah mengidentifikasi kebutuhan mendesak warga yang mengungsi, seperti kebutuhan dasar, alat pembersih rumah dan alokasi anggaran operasional penanganan darurat. (Baca juga: Pemain Layangan di Bali Ditangkap karena Ganggu Listrik Bandara Ngurah Rai)
Jumlah warga terdampak masih dalam pendataan oleh BPBD setempat. "Data terakhir per 19 Juli 2020, BPBD setempat mencatat korban meninggal dunia sebanyak 5 orang dan luka-luka 4 orang. Sedangkan kerusakan rumah dan infrastruktur masih dalam proses pendataan," katanya, Senin (20/7/2020). (Baca juga: Rapat Konsolidasi PDIP Solo Ricuh, Ketua Anak Ranting Diduga Dipukul)
Disebutkan bahwa curah hujan dengan intensitas tinggi menjadi salah satu pemicu banjir dan longsor di beberapa wilayah Sorong, Papua Barat pada hari Kamis (16/7/2020) sekitar pukul 18.00 WIT . Tak hanya itu, pasang air laut juga menyebabkan debit air Sungai Remu meluap dan merendam rumah warga.
Sementara itu, lokasi terdampak banjir di Kota Sorong berada di sembilan distrik, yakni Distrik Sorong Timur, Sorong Kota, Sorong Utara, Sorong Manoi, Sorong, Malaimsima, Klaurung, Maladumes dan Sorong Kepulauan. Sedangkan beberapa kelurahan terdampak longsor di tujuh tempat di Kelurahan Klademak, Klakubik, Puncak Cendrawasih, Malamu, Doom Barat, Remu Selatan dan Kofkerbu.
Beberapa rumah terdampak berada di bantaran sungai Remu dan lereng bukit sehingga sangat berisiko untuk terdampak bencana banjir dan longsor. Sementara ini, masyarakat terdampak mengungsi secara mandiri ke kediaman keluarga atau tetangga terdekat.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh BPBD Kota Sorong, SAR, TNI, Polri, SKPD terkait, dan masyarakat sekitar untuk menangani dampak bencana banjir dan longsor ini. Upaya penyelamatan dan evakuasi korban banjir pun telah dilakukan. Tidak hanya itu, BPBD Kota Sorong telah mendirikan tenda Posko bertempat di kantor Walikota Sorong dan menyalurkan bantuan dari PT Pertamina ke masyarakat terdampak. BPBD Provinsi Papua Barat pun telah tiba ke lokasi untuk melakukan pendampingan.
Dalam proses penanganan, BNPB berkoordinasi dengan BPBD Kota Sorong untuk berdiskusi dan melakukan edukasi terkait penanganan darurat bencana, meninjau lokasi banjir dan longsor dan melakukan pendampingan pengaktivasian Posko PDB.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Raditya Jati menjelaskan bahwa Pemda Kota Sorong masih melakukan upaya penanganan darurat pascabencana. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sorong telah mengidentifikasi kebutuhan mendesak warga yang mengungsi, seperti kebutuhan dasar, alat pembersih rumah dan alokasi anggaran operasional penanganan darurat. (Baca juga: Pemain Layangan di Bali Ditangkap karena Ganggu Listrik Bandara Ngurah Rai)
Jumlah warga terdampak masih dalam pendataan oleh BPBD setempat. "Data terakhir per 19 Juli 2020, BPBD setempat mencatat korban meninggal dunia sebanyak 5 orang dan luka-luka 4 orang. Sedangkan kerusakan rumah dan infrastruktur masih dalam proses pendataan," katanya, Senin (20/7/2020). (Baca juga: Rapat Konsolidasi PDIP Solo Ricuh, Ketua Anak Ranting Diduga Dipukul)
Disebutkan bahwa curah hujan dengan intensitas tinggi menjadi salah satu pemicu banjir dan longsor di beberapa wilayah Sorong, Papua Barat pada hari Kamis (16/7/2020) sekitar pukul 18.00 WIT . Tak hanya itu, pasang air laut juga menyebabkan debit air Sungai Remu meluap dan merendam rumah warga.
Sementara itu, lokasi terdampak banjir di Kota Sorong berada di sembilan distrik, yakni Distrik Sorong Timur, Sorong Kota, Sorong Utara, Sorong Manoi, Sorong, Malaimsima, Klaurung, Maladumes dan Sorong Kepulauan. Sedangkan beberapa kelurahan terdampak longsor di tujuh tempat di Kelurahan Klademak, Klakubik, Puncak Cendrawasih, Malamu, Doom Barat, Remu Selatan dan Kofkerbu.
Beberapa rumah terdampak berada di bantaran sungai Remu dan lereng bukit sehingga sangat berisiko untuk terdampak bencana banjir dan longsor. Sementara ini, masyarakat terdampak mengungsi secara mandiri ke kediaman keluarga atau tetangga terdekat.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh BPBD Kota Sorong, SAR, TNI, Polri, SKPD terkait, dan masyarakat sekitar untuk menangani dampak bencana banjir dan longsor ini. Upaya penyelamatan dan evakuasi korban banjir pun telah dilakukan. Tidak hanya itu, BPBD Kota Sorong telah mendirikan tenda Posko bertempat di kantor Walikota Sorong dan menyalurkan bantuan dari PT Pertamina ke masyarakat terdampak. BPBD Provinsi Papua Barat pun telah tiba ke lokasi untuk melakukan pendampingan.
Dalam proses penanganan, BNPB berkoordinasi dengan BPBD Kota Sorong untuk berdiskusi dan melakukan edukasi terkait penanganan darurat bencana, meninjau lokasi banjir dan longsor dan melakukan pendampingan pengaktivasian Posko PDB.
(shf)