GP Anshor Akui Kepemimpinan Kapolri Listyo Sigit Torehkan Banyak Capaian
loading...
A
A
A
SURABAYA - Polri di bawah kepemimpinan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo dinilai torehkan sejumlah pencapaian. Pencapaian Kapolri tersebut melalui berbagai transformasi yang dilakukan di tengah permasalahan internal maupun eksternal.
"GP Ansor melihat selama dua tahun kepemimpinannya, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo telah menorehkan banyak prestasi, dalam rangka terciptanya penegakan hukum (law enforcement) di Indonesia," kata Wakil Sekjen PP GP Ansor, Wibowo Prasetyo dalam keterangannya, Selasa (18/4/2023).
Menurutnya, Kapolri telah bisa membawa Polri menjadi lembaga penegak hukum yang tetap mencerminkan sisi humanis di tengah masyarakat. Dengan berbagai ujian yang tak ringan tetap mampu menjaga marwah kepolisian.
Pertama kata Wibowo, keberhasilan Kapolri Jenderal Listyo dapat diukur dari upaya menciptakan transparansi dan transformasi pelayanan publik di instansi kepolisian.
"Ini antara lain diwujudkan dengan kemudahan, kecepatan dan keterbukaan dalam pengurusan STNK, SKCK dan sebagainya, yang serba didukung teknologi digital sehingga menghilangkan praktik calo atau permainan orang dalam," katanya.
"Banyak melakukan terobosan kebijakan/regulasi yang memudahkan publik. Ini ditunjukkan seperti kebijakan membolehkan tes SIM sebanyak dua kali dan pelatihan bagi calon pendaftar SIM," tambahnya.
Perubahan setiap capaian Kapolri, dianggapnya telah berhasil membuat pelayanan Polri semakin dekat dengan masyarakat dan bersikap tegas dalam membasmi praktik KKN.
Hal itu kata dia, menjadi gambaran capain Kapolri dalam membenahi proses seleksi pendidikan jenjang karier di internal kepolisian seperti PTIK, Secapa dan lain sebagainya.
Dijelaskan Wibowo, seperti sanksi tegas terhadap lima anggota yang terbukti 'bermain dalam proses rekrutmen anggota Bintara Polri di Jawa Tengah 2022'. Dinilai telah memberikan aspek keadilan bagi para peserta didik dan telah menghilangkan pandangan like and dislike.
"Sanksi pecat oleh Kapolri pada kasus ini tercatat yang paling besar. Namun sanksi ini memberikan efek jera yang kuat," ujarnya.
Selain itu keputusan tegas yang tak kenal pandang bulu juga diperlihatkan dalam kasus kasus kejahatan yang melibatkan anggota/pimpinan Kepolisian seperti Ferdy Sambo, Teddy Minahasa, telah mampu menjaga marwah kepolisian.
"Mampu memperkuat profesionalitas Polri. Secara bertahap, Kapolri membenahi beberapa kebijakan yang dinilai kerap disalahgunakan oleh anggota," tuturnya.
Capain itu juga, lanjut Wibowo, dirasakan masyarakat dengan menciptakan rasa aman di masyarakat. Di periode Jenderal Sigit, potensi aksi terorisme mampu dideteksi atau diredam lebih dini. Kasus-kasus kejahatan juga kerap diungkap sangat cepat.
"Bahkan di saat Covid-19, Kepolisian juga secara aktif terlibat dalam berbagai program pengendalian pandemi seperti vaksinasi massal. Ini membuat kepercayaan masyarakat terhadap Polri meningkat tajam," tuturnya.
Di samping itu, Wibowo memandang sinergi dengan aparat penegak hukum lain seperti TNI, kejaksaan, hakim, KPK dsb maupun kementerian atau lembaga pemerintah.
"Memiliki komunikasi yang hangat dengan masyarakat. Kehangatan ini ditunjukkan dengan kolaborasi positif dan intensif antara kepolisian dengan sejumlah ormas, organisasi pemuda, dan berbagai tokoh masyarakat," jelasnya.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo telah menyebutkan sejumlah capaian yang berhasil dilakukan untuk mentransformasi Polri. Capaian itu disampaikan saat rapat kerja dengan Komisi III DPR RI.
"Terkait dengan transformasi pelayanan publik. kami berusaha melakukan perbaikan-perbaikan, contohnya pada saat kami menerima keluhan masyarakat terkait dengan masalah ujian surat izin mengemudi (SIM)," kata Kapolri saat rapat di gedung MPR/DPR, Jakarta, Rabu (12/4/2023).
"Kami membuat terobosan dengan memperbolehkan ujian praktik SIM dilaksanakan dua kali, yang tadinya hanya satu kali, dan kemudian kami menyiapkan pelatihan bagi calon peserta yang akan melaksanakan ujian SIM sehingga pada saat melaksanakan ujian betul-betul sudah siap," lanjutnya.
Selain itu, Sigit mengatakan pihaknya juga telah menyiapkan pengamanan dengan menerjunkan 148.884 personel Polri untuk mengawal mudik Idulfitri 2023. Di mana, langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan pemudik tahun ini yang mencapai 123 juta orang.
"Dalam waktu dekat ini kita hadapi adalah mudik Idul Fitri yang dari hasil survei Kemenhub jumlahnya bertambah dari yang awalnya 86 juta menjadi 123 juta. Sehingga tentunya ini juga menjadi perhatian khusus kami," ungkapnya.
"Sehingga kami melibatkan 148.884 personel yang akan kami turunkan untuk laksanakan operasi ini. Karena apabila kami tidak melaksanakan secara optimal potensi terjadinya kemacetan yang luar biasa tentunya akan terjadi," tambahnya.
Selain itu, Kapolri juga menjabarkan capaian transformasi juga dilakukan untuk organisasi k Mabes Polri. Salah satunya penguatan struktur dan penguatan personel yang dilakukan saat zamannya.
Pada transformasi organisasi, Polri telah melakukan penguatan struktur Korbrimob Polri, Pusdokkes Polri dan berbagai Satuan Kewilayahan lainnya.
"Penguatan struktur ini merupakan sebuah upaya guna meningkatkan pelayanan kepolisian, serta juga di satu sisi diharapkan mampu meningkatkan kerja sama antar lembaga maupun antar pimpinannya, baik kerja sama dalam negeri maupun luar negeri," tutupnya.
"GP Ansor melihat selama dua tahun kepemimpinannya, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo telah menorehkan banyak prestasi, dalam rangka terciptanya penegakan hukum (law enforcement) di Indonesia," kata Wakil Sekjen PP GP Ansor, Wibowo Prasetyo dalam keterangannya, Selasa (18/4/2023).
Menurutnya, Kapolri telah bisa membawa Polri menjadi lembaga penegak hukum yang tetap mencerminkan sisi humanis di tengah masyarakat. Dengan berbagai ujian yang tak ringan tetap mampu menjaga marwah kepolisian.
Pertama kata Wibowo, keberhasilan Kapolri Jenderal Listyo dapat diukur dari upaya menciptakan transparansi dan transformasi pelayanan publik di instansi kepolisian.
"Ini antara lain diwujudkan dengan kemudahan, kecepatan dan keterbukaan dalam pengurusan STNK, SKCK dan sebagainya, yang serba didukung teknologi digital sehingga menghilangkan praktik calo atau permainan orang dalam," katanya.
"Banyak melakukan terobosan kebijakan/regulasi yang memudahkan publik. Ini ditunjukkan seperti kebijakan membolehkan tes SIM sebanyak dua kali dan pelatihan bagi calon pendaftar SIM," tambahnya.
Perubahan setiap capaian Kapolri, dianggapnya telah berhasil membuat pelayanan Polri semakin dekat dengan masyarakat dan bersikap tegas dalam membasmi praktik KKN.
Hal itu kata dia, menjadi gambaran capain Kapolri dalam membenahi proses seleksi pendidikan jenjang karier di internal kepolisian seperti PTIK, Secapa dan lain sebagainya.
Dijelaskan Wibowo, seperti sanksi tegas terhadap lima anggota yang terbukti 'bermain dalam proses rekrutmen anggota Bintara Polri di Jawa Tengah 2022'. Dinilai telah memberikan aspek keadilan bagi para peserta didik dan telah menghilangkan pandangan like and dislike.
"Sanksi pecat oleh Kapolri pada kasus ini tercatat yang paling besar. Namun sanksi ini memberikan efek jera yang kuat," ujarnya.
Selain itu keputusan tegas yang tak kenal pandang bulu juga diperlihatkan dalam kasus kasus kejahatan yang melibatkan anggota/pimpinan Kepolisian seperti Ferdy Sambo, Teddy Minahasa, telah mampu menjaga marwah kepolisian.
"Mampu memperkuat profesionalitas Polri. Secara bertahap, Kapolri membenahi beberapa kebijakan yang dinilai kerap disalahgunakan oleh anggota," tuturnya.
Capain itu juga, lanjut Wibowo, dirasakan masyarakat dengan menciptakan rasa aman di masyarakat. Di periode Jenderal Sigit, potensi aksi terorisme mampu dideteksi atau diredam lebih dini. Kasus-kasus kejahatan juga kerap diungkap sangat cepat.
"Bahkan di saat Covid-19, Kepolisian juga secara aktif terlibat dalam berbagai program pengendalian pandemi seperti vaksinasi massal. Ini membuat kepercayaan masyarakat terhadap Polri meningkat tajam," tuturnya.
Di samping itu, Wibowo memandang sinergi dengan aparat penegak hukum lain seperti TNI, kejaksaan, hakim, KPK dsb maupun kementerian atau lembaga pemerintah.
"Memiliki komunikasi yang hangat dengan masyarakat. Kehangatan ini ditunjukkan dengan kolaborasi positif dan intensif antara kepolisian dengan sejumlah ormas, organisasi pemuda, dan berbagai tokoh masyarakat," jelasnya.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo telah menyebutkan sejumlah capaian yang berhasil dilakukan untuk mentransformasi Polri. Capaian itu disampaikan saat rapat kerja dengan Komisi III DPR RI.
"Terkait dengan transformasi pelayanan publik. kami berusaha melakukan perbaikan-perbaikan, contohnya pada saat kami menerima keluhan masyarakat terkait dengan masalah ujian surat izin mengemudi (SIM)," kata Kapolri saat rapat di gedung MPR/DPR, Jakarta, Rabu (12/4/2023).
"Kami membuat terobosan dengan memperbolehkan ujian praktik SIM dilaksanakan dua kali, yang tadinya hanya satu kali, dan kemudian kami menyiapkan pelatihan bagi calon peserta yang akan melaksanakan ujian SIM sehingga pada saat melaksanakan ujian betul-betul sudah siap," lanjutnya.
Selain itu, Sigit mengatakan pihaknya juga telah menyiapkan pengamanan dengan menerjunkan 148.884 personel Polri untuk mengawal mudik Idulfitri 2023. Di mana, langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan pemudik tahun ini yang mencapai 123 juta orang.
"Dalam waktu dekat ini kita hadapi adalah mudik Idul Fitri yang dari hasil survei Kemenhub jumlahnya bertambah dari yang awalnya 86 juta menjadi 123 juta. Sehingga tentunya ini juga menjadi perhatian khusus kami," ungkapnya.
"Sehingga kami melibatkan 148.884 personel yang akan kami turunkan untuk laksanakan operasi ini. Karena apabila kami tidak melaksanakan secara optimal potensi terjadinya kemacetan yang luar biasa tentunya akan terjadi," tambahnya.
Selain itu, Kapolri juga menjabarkan capaian transformasi juga dilakukan untuk organisasi k Mabes Polri. Salah satunya penguatan struktur dan penguatan personel yang dilakukan saat zamannya.
Pada transformasi organisasi, Polri telah melakukan penguatan struktur Korbrimob Polri, Pusdokkes Polri dan berbagai Satuan Kewilayahan lainnya.
"Penguatan struktur ini merupakan sebuah upaya guna meningkatkan pelayanan kepolisian, serta juga di satu sisi diharapkan mampu meningkatkan kerja sama antar lembaga maupun antar pimpinannya, baik kerja sama dalam negeri maupun luar negeri," tutupnya.
(nag)