Dialog BPJS Ketenagakerjaan Pangkalan Bun 'Kerja Keras Bebas Cemas'
loading...
A
A
A
KOTAWARINGIN BARAT - BPJS Ketenagakerjaan Cabang Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalteng menggelar dialog interaktif bersama Radio Jreng Pangkalan Bun, Rabu 12 April 2023. Tema yang diangkat adalah “Kerja Keras Bebas Cemas”.
Kepala Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Pangkalan Bun, Yadi Hadriyanto menjelaskan perbedaan dari BPJS Ketenagakerjaan dengan BPJS Kesehatan. “Namanya saja sudah beda, terus yang kedua BPJS Ketenagakerjaan itu diperuntukkan untuk seluruh pekerja Indonesia,” ujar Yadi saat diwawancara oleh penyiar Radio Jreng.
Ia melanjutkan, jadi jika ada orang yang sudah berpenghasilan, artinya berhak mendapatkan perlindungan dari BPJS Ketenagakerjaan atau BPJAMSOSTEK.
“Sedangkan BPJS Kesehatan itu adalah untuk seluruh warga negara Indonesia tanpa terkecuali mulai dari lair sampai meninggal," katanya.
Ia melanjutkan, bentuk perlindungannya atau programnya juga beda, kalau BPJS Ketenagakerjaan ada yang namanya Jaminan Kecelakaan kerja (JKK), Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Pensiun (JP), Jaminan Kematian (JKM) dan Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP).
“Manfaat JKK itu sendiri adalah biaya pengobatan tapa batas biaya sampai dinyatakan sembuh, berapapun biayanya akan kami bayarkan sesuai kebutuhan medis," sebutnya.
Untuk JHT, lanjut dia, ini adalah tabungan dari peserta BPJAMSOSTEK yang bisa diambil setelah pekerja sudah tidak bekerja atau terdaftar di perusahaan manapun. “Idealnya diambilnya saat tua, namanya juga Jaminan Hari Tua kan dan ini salah satu upaya untuk mencegah yang namanya Generasi Sandwich,” kata Yadi.
Program berikutnya adalah Jaminan Kematian (JKM) manfaatnya adalah santunan berupa uang tunai senilai Rp42 juta jika peserta meninggal bukan karena kecelakaan kerja.
“Misal meninggal karena sakit, atau bahkan bunuh diripun akan kami bayarkan haknya, dan juga ada manfaat beasiswa pendidikan dalam hal ini adalah ahliwaris (anak) jika kecelakaan kerja berakibat kematian atau cacat total tetap senilai total Rp174 juta untuk 2 orang anak mulai dari TK-Perguruan Tinggi atau sederajat. Dengan catatan untuk JKM ini peserta dengan minimal kepesertaan 3 tahun," paparnya.
Kemudian, Jaminan Pensiun (JP) adalah program yang dikelola oleh BPJS Ketenagakerjaan untuk memberi perlindungan terhadap para pesertanya yang sudah memasuki usia pensiun atau mengalami cacat total tetap.
“Sementara Jaminan Pensiun (JP) dapat dilakukan pencairan jika peserta sudah memasuki usia pensiun 58 tahun, meninggal dunia, atau mengalami cacat total tetap. Perihal pengecekan saldo Jaminan Pensiun (JP) bisa dilakukan secara manual dengan datang ke kantor cabang BPJAMSOSTEK," jelasnya.
Selain itu, BPJAMSOSTEK juga meluncurkan program JKP sebagai pelindung pekerja saat terjadi PHK. Bentuk perlindungannya ada 3 yaitu bantuan uang tunai selama 6 bulan sebesar 45% dari upah selama 3 bulan pertama, dan 25% 3 bulan berikutnya dengan batas upah maksimal terhitung adalah Rp 5 Juta.
“Selain itu manfaat pelatihan kerja juga ada serta informasi pasar kerja, jadi dalam kondisi buruk PHK peserta BPJAMSOSTEK punya kesempatan untuk bertahan tetap sejahtera dan berkesempatan untuk mengasah skilnya untuk siap bekerja lagi di perusahaan atau tempt kerja barunya nanti," terangnya.
Kemudian beberapa waktu lalu BPJAMSOSTEK juga telah melaunching program Sertakan (Sejahterakan Pekerja Sekitar Anda).
“Program Sertakan atau Sejahterakan Pekerja Sekitar Anda ini adalah bentuk penghargaan kita sama orang-orang disekitar kita, pekerja-pekerja yang mungkin belum sadar akan pentingnya perlindungan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan bisa kita sertakan pelan pelan untuk bisa peduli atas pelindungan dirinya dari risiko kerja," katanya.
Diakhir sesi wawancara, Yadi menjelaskan, Kerja Keras Bebas Cemas ini adalah satu kampanye atau pesan yang masih "fresh from the oven" yang kami luncurkan untuk pekerja Indonesia.
“Pesan kalimat Kerja Keras Bebas Cemas ini sebenarnya sejalan dengan semua manfaat yang kami jelaskan. Dengan berbagai manfaat yang kami sampaikan, pekerja seharusnya bisa bekerja keras tanpa rasa cemas karena sudah mendapatkan perlindungan dari BPJS Ketenagakerjaan,” pungkasnya.
Kepala Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Pangkalan Bun, Yadi Hadriyanto menjelaskan perbedaan dari BPJS Ketenagakerjaan dengan BPJS Kesehatan. “Namanya saja sudah beda, terus yang kedua BPJS Ketenagakerjaan itu diperuntukkan untuk seluruh pekerja Indonesia,” ujar Yadi saat diwawancara oleh penyiar Radio Jreng.
Ia melanjutkan, jadi jika ada orang yang sudah berpenghasilan, artinya berhak mendapatkan perlindungan dari BPJS Ketenagakerjaan atau BPJAMSOSTEK.
“Sedangkan BPJS Kesehatan itu adalah untuk seluruh warga negara Indonesia tanpa terkecuali mulai dari lair sampai meninggal," katanya.
Ia melanjutkan, bentuk perlindungannya atau programnya juga beda, kalau BPJS Ketenagakerjaan ada yang namanya Jaminan Kecelakaan kerja (JKK), Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Pensiun (JP), Jaminan Kematian (JKM) dan Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP).
“Manfaat JKK itu sendiri adalah biaya pengobatan tapa batas biaya sampai dinyatakan sembuh, berapapun biayanya akan kami bayarkan sesuai kebutuhan medis," sebutnya.
Untuk JHT, lanjut dia, ini adalah tabungan dari peserta BPJAMSOSTEK yang bisa diambil setelah pekerja sudah tidak bekerja atau terdaftar di perusahaan manapun. “Idealnya diambilnya saat tua, namanya juga Jaminan Hari Tua kan dan ini salah satu upaya untuk mencegah yang namanya Generasi Sandwich,” kata Yadi.
Program berikutnya adalah Jaminan Kematian (JKM) manfaatnya adalah santunan berupa uang tunai senilai Rp42 juta jika peserta meninggal bukan karena kecelakaan kerja.
“Misal meninggal karena sakit, atau bahkan bunuh diripun akan kami bayarkan haknya, dan juga ada manfaat beasiswa pendidikan dalam hal ini adalah ahliwaris (anak) jika kecelakaan kerja berakibat kematian atau cacat total tetap senilai total Rp174 juta untuk 2 orang anak mulai dari TK-Perguruan Tinggi atau sederajat. Dengan catatan untuk JKM ini peserta dengan minimal kepesertaan 3 tahun," paparnya.
Kemudian, Jaminan Pensiun (JP) adalah program yang dikelola oleh BPJS Ketenagakerjaan untuk memberi perlindungan terhadap para pesertanya yang sudah memasuki usia pensiun atau mengalami cacat total tetap.
“Sementara Jaminan Pensiun (JP) dapat dilakukan pencairan jika peserta sudah memasuki usia pensiun 58 tahun, meninggal dunia, atau mengalami cacat total tetap. Perihal pengecekan saldo Jaminan Pensiun (JP) bisa dilakukan secara manual dengan datang ke kantor cabang BPJAMSOSTEK," jelasnya.
Selain itu, BPJAMSOSTEK juga meluncurkan program JKP sebagai pelindung pekerja saat terjadi PHK. Bentuk perlindungannya ada 3 yaitu bantuan uang tunai selama 6 bulan sebesar 45% dari upah selama 3 bulan pertama, dan 25% 3 bulan berikutnya dengan batas upah maksimal terhitung adalah Rp 5 Juta.
“Selain itu manfaat pelatihan kerja juga ada serta informasi pasar kerja, jadi dalam kondisi buruk PHK peserta BPJAMSOSTEK punya kesempatan untuk bertahan tetap sejahtera dan berkesempatan untuk mengasah skilnya untuk siap bekerja lagi di perusahaan atau tempt kerja barunya nanti," terangnya.
Kemudian beberapa waktu lalu BPJAMSOSTEK juga telah melaunching program Sertakan (Sejahterakan Pekerja Sekitar Anda).
“Program Sertakan atau Sejahterakan Pekerja Sekitar Anda ini adalah bentuk penghargaan kita sama orang-orang disekitar kita, pekerja-pekerja yang mungkin belum sadar akan pentingnya perlindungan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan bisa kita sertakan pelan pelan untuk bisa peduli atas pelindungan dirinya dari risiko kerja," katanya.
Diakhir sesi wawancara, Yadi menjelaskan, Kerja Keras Bebas Cemas ini adalah satu kampanye atau pesan yang masih "fresh from the oven" yang kami luncurkan untuk pekerja Indonesia.
“Pesan kalimat Kerja Keras Bebas Cemas ini sebenarnya sejalan dengan semua manfaat yang kami jelaskan. Dengan berbagai manfaat yang kami sampaikan, pekerja seharusnya bisa bekerja keras tanpa rasa cemas karena sudah mendapatkan perlindungan dari BPJS Ketenagakerjaan,” pungkasnya.
(nag)