2 Warga Yogyakarta Diduga Turut Jadi Korban Dukun Pengganda Uang Mbah Slamet
loading...
A
A
A
YOGYAKARTA - Dukun pengganda uang, Slamet Tohari (43) atau dikenal dengan Mbah Slamet, bersama asistennya Budi Santoso (46), diduga juga menjadikan dua warga Yogyakarta, sebagai tumbal. Selain itu, ada satu warga Gunungkidul, yang turut menjadi korban pembunuhan berantai di Banjarnegara, Jawa Tengah tersebut.
Kasat Reskrim Polresta Yogyakarta, AKP Archye Nevadha mengatakan, belum mendapat kepastian perihal warga Yogyakarta yang menjadi korban kesadisan dukun pengganda uang Mbah Slamet. "Kami terus berkoordinasi dengan Polresta Banjarnegara, terkait hasil pemeriksaan terhadap Mbah Slamet," ujarnya.
Archey menambahkan, kepastian keberadaan warga Yogyakarta turut menjadi korban pembunuhan berantai dukun pengganda uang tersebut, masih menunggu hasil pemeriksaan lanjutan. Meski demikian, dia tetap akan membuka layanan laporan orang hilang terkait kasus pembunuhan berantai tersebut.
Layanan laporan orang hilang untuk mengantisipasi adanya tambahan korban dukun pengganda uang Mbah Slamet tersebut, di buka di Polsek, dan juga lewat aduan online. "Kami menunggu laporan orang hilang, baik berkaitan dengan kasus Mbah Slamet atau kasus pidana lainnya," kata dia.
Nomor aduan online tersebut adalah 0896-8570-8900, warga Yogyakarta, dapat menghubungi hotline tersebut melalui WhatsApp (WA). Nomor tersebut, bisa dihubungi selama 24 jam karena aktif terus-menerus.
Sementara Kapolres Gunungkidul, AKBP Edy Bagus Sumantri juga mengaku masih belum mendapat informasi detil berkaitan dengan adanya warga Gunungkidul, yang menjadi korban dukun pengganda uang Mbah Slamet. "Kami masih belum mendapat kepastian," terangnya.
Tercatat ada sebanyak 12 korban pembunuhan berantai yang dilakukan dukun pengganda uang Mbah Slamet. Jenazah korban ditanam dalam delapan lubang di hutan Dusun Talun, Wanayasa, Banjarnegara. Berdasarkan pengakuan pelaku, satu merupakan warga Gunungkidul, dan dua warga Yogyakarta yang dikubur satu liang.
Kasat Reskrim Polresta Yogyakarta, AKP Archye Nevadha mengatakan, belum mendapat kepastian perihal warga Yogyakarta yang menjadi korban kesadisan dukun pengganda uang Mbah Slamet. "Kami terus berkoordinasi dengan Polresta Banjarnegara, terkait hasil pemeriksaan terhadap Mbah Slamet," ujarnya.
Archey menambahkan, kepastian keberadaan warga Yogyakarta turut menjadi korban pembunuhan berantai dukun pengganda uang tersebut, masih menunggu hasil pemeriksaan lanjutan. Meski demikian, dia tetap akan membuka layanan laporan orang hilang terkait kasus pembunuhan berantai tersebut.
Layanan laporan orang hilang untuk mengantisipasi adanya tambahan korban dukun pengganda uang Mbah Slamet tersebut, di buka di Polsek, dan juga lewat aduan online. "Kami menunggu laporan orang hilang, baik berkaitan dengan kasus Mbah Slamet atau kasus pidana lainnya," kata dia.
Nomor aduan online tersebut adalah 0896-8570-8900, warga Yogyakarta, dapat menghubungi hotline tersebut melalui WhatsApp (WA). Nomor tersebut, bisa dihubungi selama 24 jam karena aktif terus-menerus.
Sementara Kapolres Gunungkidul, AKBP Edy Bagus Sumantri juga mengaku masih belum mendapat informasi detil berkaitan dengan adanya warga Gunungkidul, yang menjadi korban dukun pengganda uang Mbah Slamet. "Kami masih belum mendapat kepastian," terangnya.
Tercatat ada sebanyak 12 korban pembunuhan berantai yang dilakukan dukun pengganda uang Mbah Slamet. Jenazah korban ditanam dalam delapan lubang di hutan Dusun Talun, Wanayasa, Banjarnegara. Berdasarkan pengakuan pelaku, satu merupakan warga Gunungkidul, dan dua warga Yogyakarta yang dikubur satu liang.
(eyt)