Sudah 4.000 Lebih Pasien COVID-19 Sembuh di Sulsel
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Tren kesembuhan COVID-19 di Sulsel kini melebihi separuh dari jumlah kasus positif. Angka kesembuhan (recovery rate) mencapai di atas 52,5% dari seluruh kasus yang dilaporkan di Sulsel. Baca : Update COVID-19 di Sulsel: 7.881 Positif, 3.679 Sembuh dan 270 Meninggal
Berdasarkan data Gugus Tugas COVID-19 per tanggal 19 Juli 2020, tercatat angka kesembuhan di Sulsel mencapai 4.201 orang. Capaian ini melewati setengah dari total kasus positif COVID-19 yang dilaporkan mencapai 8.072 orang.
Capaian akumulasi angka kesembuhan ini atas kontribusi peningkatan pasien sembuh yang mengalami fluktuasi hampir rerata 100 orang tiap harinya. Bahkan sejak kemarin, rekor tertinggi pasien sembuh tercatat ada penambahan 522 orang di Sulsel.
Ketua Tim Konsultan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sulsel, Prof Ridwan Amiruddin mengaku, tren kesembuhan ini menjadi kabar baik di Sulsel. Apalagi peningkatan kesembuhan ada kenaikan 5 kali lipat dari penambahan beberapa hari sebelumnya.
"Angka kesembuhan di Sulsel sekira 52,5%. ada tanda-tanda yang sangat bagus melihat kesembuhan naik hampir lima kali lipat," ujar Ridwan kepada SINDOnews, kemarin.
Diketahui, dalam sepekan terakhir, angka kesembuhan di Sulsel tembus lebih dari seribu orang. Dengan rerata penambahan 100 tiap harinya. Sejak Sabtu (11/07/2020) lalu mulai ada penambahan sebanyak 176 pasien sembuh, lalu hari berikutnya kembali tercatat 160 pasien sembuh (12/07/2020).
Bahkan, pada hari Senin (13/07/2020) peningkatan signifikan kembali terjadi dengan penambahan 259 pasien sembuh. Kemudian hari berikutnya ada penambahan 144 orang (14/07/2020), 113 orang (15/07/2020), lalu 211 orang (16/07/2020). Sepanjutnya tercatat ada penambahan 115 pasien sembuh (17/07/2020), kemudian 78 pasien sembuh (18/07/2020).
"Pertumbuhan kasus sudah semakin merapat ke angka (Rt) 1. Jadi trend yang bagus ini harus dapat lebih dipertahankan, dan terus disasar untuk kelompok-kelompok potensial penularan," papar dia. Baca Juga : Dalam Sepekan, Lebih 100 Orang Pasien COVID-19 di Sulsel Sembuh
Meski begitu, Ridwan tetap meminta pemerintah dan masyarakat tidak lengah. Laju penularan COVID-19 masih terjadi dan patut diwaspadai. Data gugus tugas, tercatat ada penambahan 158 kasus terkonfirmasi positif COVID-19 baru di Sulsel, kemarin.
Penambahan kasus baru positif COVID-19 itu sebagian besar masih terjadi di Kota Makassar sebanyak 93 kasus. Kemudian disusul dari Maros 28, Gowa 15, Bantaeng 7, Pangkep 5, Parepare 3, dan Luwu Timur dan Tana Toraja masing-masing penambahan 2 kasus. Selanjutnya Palopo, Sinjai, serta Takalar masing-masing berkontribusi penambahan 1 kasus baru.
Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Sulsel ini menilai, penularan kasus Covid-19 di Sulsel terjadi lewat transmisi lokal atau antar komunitas. Dengan kondisi demikian, sumber penularan dianggap tidak terdeteksi dan sulit diklaster.
Lanjut Ridwan, penularan virus sebagian besar terjadi pada kelompok rentan. Pada usia kelompok usia kerja antara 20-45 tahun. Pemerintah diharap lebih memaksimalkan peran RT/RW sebagai garda terdepan dalam upaya pengendalian COVID-19, utamanya pengawasan pelaksanaan protokol kesehatan.
"Pemerintah kota lebih mengaktifkan peran RT RW, meningkatkan peran aktif seluruh pelaku usaha. Selain itu melibatkan secara maksimal peran masjid untuk memastikan semua masjid sudah menerapkan protokol kesehatan. Pasar-pasar sudah harus dipastikan menerapkan protokol kesehatan," tegasnya.
Program trisula yang dilaksanakan lewat tracing dan testing masif, serta pelaksanaan edukasi masih perlu digalakkan. Kendati begitu Ridwan mengungkapkan, agenda protokol kesehatan masih perlu ditingkatkan sebagai upaya efektif pencegahan penularan virus korona.
Pasalnya, masyarakat yang tidak mematuhi protokol kesehatan mulai dari pakai masker, rajin cuci dan jaga jarak, dianggap menjadi salah satu potensi penyebaran virus. Hal ini memberikan kontribusi pada peningkatan kasus positif.
"Kita membutuhkan gerakan massal terhadap protokol kesehatan. Untuk kedisiplinan ini yg menjadi tantangannya. Adaptasi kebiasaan baru butuh struktural intervensi dan lingkungan yang men-support," harap Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Unhas ini.
Diketahui, angka kasus positif (positivity rate) di Sulsel hingga saat ini sudah di angka 15%. Dengan akumulasi kasus positif 8.072, ada sebanyak 3.594 orang diantaranya masih dirawat di pusat layanan kesehatan, baik di rumah sakit maupun lewat program isolasi mandiri terpusat. Sementara yang meninggal tercatat 277 orang.
Angka kesembuhan pun dinilai berkorelasi dengan rendahnya kasus kematian. Pasien terpapar COVID-19 yang masuk dalam fase kritis hingga berujung kematian bisa ditekan. Fatality rate (angka kematian) atau angka kematian di Sulsel saat ini 3%.
"Angka kefatalan kasus semakin kecil, artinya semakin membaik. Intinya semakin tinggi kesembuhan, tentu kematian semakin menurun," pungkas Ridwan. Baca Lagi : Sampai Hari Ini, 760 PNS Terinfeksi Virus Corona
Berdasarkan data Gugus Tugas COVID-19 per tanggal 19 Juli 2020, tercatat angka kesembuhan di Sulsel mencapai 4.201 orang. Capaian ini melewati setengah dari total kasus positif COVID-19 yang dilaporkan mencapai 8.072 orang.
Capaian akumulasi angka kesembuhan ini atas kontribusi peningkatan pasien sembuh yang mengalami fluktuasi hampir rerata 100 orang tiap harinya. Bahkan sejak kemarin, rekor tertinggi pasien sembuh tercatat ada penambahan 522 orang di Sulsel.
Ketua Tim Konsultan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sulsel, Prof Ridwan Amiruddin mengaku, tren kesembuhan ini menjadi kabar baik di Sulsel. Apalagi peningkatan kesembuhan ada kenaikan 5 kali lipat dari penambahan beberapa hari sebelumnya.
"Angka kesembuhan di Sulsel sekira 52,5%. ada tanda-tanda yang sangat bagus melihat kesembuhan naik hampir lima kali lipat," ujar Ridwan kepada SINDOnews, kemarin.
Diketahui, dalam sepekan terakhir, angka kesembuhan di Sulsel tembus lebih dari seribu orang. Dengan rerata penambahan 100 tiap harinya. Sejak Sabtu (11/07/2020) lalu mulai ada penambahan sebanyak 176 pasien sembuh, lalu hari berikutnya kembali tercatat 160 pasien sembuh (12/07/2020).
Bahkan, pada hari Senin (13/07/2020) peningkatan signifikan kembali terjadi dengan penambahan 259 pasien sembuh. Kemudian hari berikutnya ada penambahan 144 orang (14/07/2020), 113 orang (15/07/2020), lalu 211 orang (16/07/2020). Sepanjutnya tercatat ada penambahan 115 pasien sembuh (17/07/2020), kemudian 78 pasien sembuh (18/07/2020).
"Pertumbuhan kasus sudah semakin merapat ke angka (Rt) 1. Jadi trend yang bagus ini harus dapat lebih dipertahankan, dan terus disasar untuk kelompok-kelompok potensial penularan," papar dia. Baca Juga : Dalam Sepekan, Lebih 100 Orang Pasien COVID-19 di Sulsel Sembuh
Meski begitu, Ridwan tetap meminta pemerintah dan masyarakat tidak lengah. Laju penularan COVID-19 masih terjadi dan patut diwaspadai. Data gugus tugas, tercatat ada penambahan 158 kasus terkonfirmasi positif COVID-19 baru di Sulsel, kemarin.
Penambahan kasus baru positif COVID-19 itu sebagian besar masih terjadi di Kota Makassar sebanyak 93 kasus. Kemudian disusul dari Maros 28, Gowa 15, Bantaeng 7, Pangkep 5, Parepare 3, dan Luwu Timur dan Tana Toraja masing-masing penambahan 2 kasus. Selanjutnya Palopo, Sinjai, serta Takalar masing-masing berkontribusi penambahan 1 kasus baru.
Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Sulsel ini menilai, penularan kasus Covid-19 di Sulsel terjadi lewat transmisi lokal atau antar komunitas. Dengan kondisi demikian, sumber penularan dianggap tidak terdeteksi dan sulit diklaster.
Lanjut Ridwan, penularan virus sebagian besar terjadi pada kelompok rentan. Pada usia kelompok usia kerja antara 20-45 tahun. Pemerintah diharap lebih memaksimalkan peran RT/RW sebagai garda terdepan dalam upaya pengendalian COVID-19, utamanya pengawasan pelaksanaan protokol kesehatan.
"Pemerintah kota lebih mengaktifkan peran RT RW, meningkatkan peran aktif seluruh pelaku usaha. Selain itu melibatkan secara maksimal peran masjid untuk memastikan semua masjid sudah menerapkan protokol kesehatan. Pasar-pasar sudah harus dipastikan menerapkan protokol kesehatan," tegasnya.
Program trisula yang dilaksanakan lewat tracing dan testing masif, serta pelaksanaan edukasi masih perlu digalakkan. Kendati begitu Ridwan mengungkapkan, agenda protokol kesehatan masih perlu ditingkatkan sebagai upaya efektif pencegahan penularan virus korona.
Pasalnya, masyarakat yang tidak mematuhi protokol kesehatan mulai dari pakai masker, rajin cuci dan jaga jarak, dianggap menjadi salah satu potensi penyebaran virus. Hal ini memberikan kontribusi pada peningkatan kasus positif.
"Kita membutuhkan gerakan massal terhadap protokol kesehatan. Untuk kedisiplinan ini yg menjadi tantangannya. Adaptasi kebiasaan baru butuh struktural intervensi dan lingkungan yang men-support," harap Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Unhas ini.
Diketahui, angka kasus positif (positivity rate) di Sulsel hingga saat ini sudah di angka 15%. Dengan akumulasi kasus positif 8.072, ada sebanyak 3.594 orang diantaranya masih dirawat di pusat layanan kesehatan, baik di rumah sakit maupun lewat program isolasi mandiri terpusat. Sementara yang meninggal tercatat 277 orang.
Angka kesembuhan pun dinilai berkorelasi dengan rendahnya kasus kematian. Pasien terpapar COVID-19 yang masuk dalam fase kritis hingga berujung kematian bisa ditekan. Fatality rate (angka kematian) atau angka kematian di Sulsel saat ini 3%.
"Angka kefatalan kasus semakin kecil, artinya semakin membaik. Intinya semakin tinggi kesembuhan, tentu kematian semakin menurun," pungkas Ridwan. Baca Lagi : Sampai Hari Ini, 760 PNS Terinfeksi Virus Corona
(sri)