Gunung Merapi Erupsi! Awan Panas Meluncur ke Kali Bebeng dan Krasak

Sabtu, 11 Maret 2023 - 15:07 WIB
loading...
Gunung Merapi Erupsi! Awan Panas Meluncur ke Kali Bebeng dan Krasak
Gunung Merapi meletus dan menyemburkan awan panas guguran atau wedus gembel, Sabtu (11/3/2023) siang. Awan panas mengarah ke arah ,aliran Kali Bebeng/Krasak. Foto/Tagana DIY
A A A
SLEMAN - Gunung Merapi erupsi dan menyemburkan awan panas guguran atau wedus gembel, Sabtu (11/3/2023) siang. Awan panas dengan suhu sangat tinggi dan sangat mematikan Erupsi Gunung Merapi ini mengarah ke arah Kali Bebeng/Krasak.

Pos Pengamatan Gunung Merapi di Babadan melaporkan, awan panas guguran itu juga memicu abu vulkanik yang mengarah ke barat laut-utara yaitu ke arah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.


Petugas Pos Babadan, Yulianto mengungkapkan abu vulkanik cukup tebal dan awan panas guguran mengarah ke Barat Daya, yakni aliran ke Kali Bebeng dan Krasak.


"Kalau awan panas ke arah barat daya, tapi kalau abu vulkanik ke arah barat laut-utara. Karena faktor angin, ya. Kalo Pos Babadan saat ini sudah pasti terdampak awan panas. Ini cukup tebal," imbuh Yulianto.

Dia juga menerima laporan beberapa lokasi yang juga terdampak abu vulkanik. Beberapa wilayah yang terjadi abu vulkanik di antaranya adalah Desa Mangunsuko, Desa Dukun, Desa Paten dan Desa Sengi di Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang.

Selain itu, abu vulkanik juga terpantau di Desa Wonolelo dan Desa Krogowanan di Kabupaten Magelang. Selanjutnya di Desa Klakah dan Desa Tlogolele di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali.


"Kami belum menerima adanya laporan warga yang mengungsi di wilayah yang terdampak abu vulkanik tersebut," katanya.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengimbau warga sekitar untuk mengungsi apabila cakupan wilayah awan panas guguran beserta abu vulkanik berkembang dalam beberapa event dan jaraknya lebih jauh dari 7 kilometer.

"Ini kan baru terpantau satu kali event. Terjadi 5-6 kali guguran. Kalau cakupannya terus berkembang dan jaraknya lebih jauh dari 7 kilometer maka besar kemungkinan akan ada rekomendasi kepada warga agar mengungsi," jelas Yulianto.

Hasil monitoring lapangan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten, belum ada laporan mengenai dampak signifikan maupun adanya korban jiwa. Situasi dan kondisi masih aman terkendali.

BPPTKG menyebut gunung teramati dengan jelas hingga kabut 0-II. Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 50-100 meter di atas puncak kawah.

Di samping itu juga teramati 1 kali guyuran lava dengan jarak luncur 1500 meter ke barat daya suara guguran 2 kali dengan intensitas sedang dari Pos Babadan.

BPPTKG juga mengamati status kegempaan meliputi jumlah guguran terpantau 9, amplitudo 4-11 mm dan durasi 43.9-96.6 detik. Berikutnya hybrid/fase banyak 1, amplitudo 5 mm, S-P 0.4 detik dan durasi 7.4 detik. Berikutnya untuk rekaman vulkanik dalama berjumlah 19, amplitudo 9-12 mm, S-P 0.5-1 detik dan durasi 9.3-11.2 detik.

Lebih lanjut, BPPTKG menyebut bahwa potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

"Guna mengantisipasi potensi bahaya erupsi Gunung Merapi, maka masyarakat diimbau agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya," kata Kepala BPPTKG Agus Budi Santosa.

Masyarakat diminta agar selalu mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.

BBPTKG juga menyebut apabila terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali. Saat ini, status Gunung Merapi masih dalam level III atau 'siaga' sejak november 2020.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4018 seconds (0.1#10.140)