Pemprov Jawa Timur Berencana Bangun Shelter Baru di Asrama ODGJ Pasuruan
loading...
A
A
A
PASURUAN - Pemprov Jawa Timur (Jatim) berencana membangun shelter di asrama Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) UPT Rehabilitasi Sosial Bina Laras (RSBL) Grati, Kabupaten Pasuruan . Bangunan akan berdiri di atas lahan seluas 2,5 hektare dengan kapasitas tampung 250 orang.
"Tahun depan akan kita bangun di lahan tersisa yang ada di belakang gedung lama untuk bisa menampung lebih banyak pasien ODGJ," jelas Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Jatim Adhy Karyono setelah meninjau UPT RSBL, Minggu (5/3/2023).
Menurutnya, pembangunan shelter bagi ODGJ sangat penting. Keberadaan shelter memiliki tiga fungsi.Yakni shelter sebagai hunian sementara baik pra maupun pasca rehabilitasi medik, shelter sebagai wadah rehabilitasi sosial dan pusat edukasi masyarakat tentang kesehatan jiwa.
"Maka dari itu, saya berharap lahan di belakang seluas 2,5 hektare dapat dibangun tahun depan. Apalagi Gubernur Khofifah sangat peduli terhadap pelayanan publik utamanya yang menerima manfaat penyandang masalah sosial," ungkapnya.
Dia menyebutkan, dari 30 Balai Sosial di Jatim, sebagian sudah waktunya direhab. Salah satunya UPT RSBL Pasuruan. Kondisi bangunan tersebut sudah dimakan usia, kontur tanah rendah, dan saluran drainase tidak bagus menyebabkan banjir, menjadi alasan utama untuk segera melakukan pembenahan di sisi infrastruktur.
"Otomatis akan menjadi atensi. Tahun depan kita rencanakan akan dibangun bangunan di atas lahan yang lebih tinggi agar tidak banjir dan bisa menampung jumlah pasien ODGJ lebih banyak lagi," tuturnya.
Adhy mengatakan, UPT RSBL Pasuruan saat ini menampung 200 orang. Nantinya, apabila bangunan di belakang sudah selesai dibangun, maka daya tampung pasien akan bertambah. Hal ini sesuai mengingat, jumlah orang yang mengalami gangguan kejiwaan dan stress cukup banyak.
"Daftar antrean cukup banyak sehingga kami bisa memberikan ruang yang lebih luas bisa dengan kapasitas sekitar 200-250 orang," sebutnya.
Rencana pembangunan shelter, kata dia, harus memperhatikan perencanaan yang baik dan memenuhi standart pelayanan dari rehabilitasi sosial secara nasional. Sebab, kata Adhy, bangunan baru tidak hanya untuk shelter, tetapi juga dilengkapi dengan fasilitas pelayanan rehabiilitasi sosial dan administrasi.
"Seperti perkantoran, asrama, ruang isolasi dan ruang makan. Semua kebutuhan fasilitas pendukung akan disiapkan di komplek yg baru.” jelasnya.
"Tahun depan akan kita bangun di lahan tersisa yang ada di belakang gedung lama untuk bisa menampung lebih banyak pasien ODGJ," jelas Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Jatim Adhy Karyono setelah meninjau UPT RSBL, Minggu (5/3/2023).
Menurutnya, pembangunan shelter bagi ODGJ sangat penting. Keberadaan shelter memiliki tiga fungsi.Yakni shelter sebagai hunian sementara baik pra maupun pasca rehabilitasi medik, shelter sebagai wadah rehabilitasi sosial dan pusat edukasi masyarakat tentang kesehatan jiwa.
"Maka dari itu, saya berharap lahan di belakang seluas 2,5 hektare dapat dibangun tahun depan. Apalagi Gubernur Khofifah sangat peduli terhadap pelayanan publik utamanya yang menerima manfaat penyandang masalah sosial," ungkapnya.
Dia menyebutkan, dari 30 Balai Sosial di Jatim, sebagian sudah waktunya direhab. Salah satunya UPT RSBL Pasuruan. Kondisi bangunan tersebut sudah dimakan usia, kontur tanah rendah, dan saluran drainase tidak bagus menyebabkan banjir, menjadi alasan utama untuk segera melakukan pembenahan di sisi infrastruktur.
"Otomatis akan menjadi atensi. Tahun depan kita rencanakan akan dibangun bangunan di atas lahan yang lebih tinggi agar tidak banjir dan bisa menampung jumlah pasien ODGJ lebih banyak lagi," tuturnya.
Adhy mengatakan, UPT RSBL Pasuruan saat ini menampung 200 orang. Nantinya, apabila bangunan di belakang sudah selesai dibangun, maka daya tampung pasien akan bertambah. Hal ini sesuai mengingat, jumlah orang yang mengalami gangguan kejiwaan dan stress cukup banyak.
"Daftar antrean cukup banyak sehingga kami bisa memberikan ruang yang lebih luas bisa dengan kapasitas sekitar 200-250 orang," sebutnya.
Rencana pembangunan shelter, kata dia, harus memperhatikan perencanaan yang baik dan memenuhi standart pelayanan dari rehabilitasi sosial secara nasional. Sebab, kata Adhy, bangunan baru tidak hanya untuk shelter, tetapi juga dilengkapi dengan fasilitas pelayanan rehabiilitasi sosial dan administrasi.
"Seperti perkantoran, asrama, ruang isolasi dan ruang makan. Semua kebutuhan fasilitas pendukung akan disiapkan di komplek yg baru.” jelasnya.