Misteri Kematian Ki Ageng Pengging yang Gencar Mendakwahkan Syekh Siti Jenar

Jum'at, 03 Maret 2023 - 09:50 WIB
loading...
Misteri Kematian Ki...
Makam Ki Ageng Pengging yang ramai dikunjungi peziarah. Kihas kematiannya pun menjadi misteri karena gencar mendakwahkan ajaran Syekh Siti Jenar. Foto: Dok/SINDOnews
A A A
MISTERI Kematian Ki Ageng Pengging yang gencar mendakwahkan Syekh Siti Jenar akan diulas dalam cerita pagi kali ini. Jabatan bupati tidak membuat Ki Ageng Pengging lupa tentang kesederhanaan, dia tidak menjalani hidup mewah sebagaimana para bupati umumnya kala itu.

Namun sayang kematiannya penuh misteri, dia dituduh memberontak akibat gencar mendakwahkan ajaran Syekh Siti Jenar yang dinilai sesat oleh pemerintah Demak.

Dalam Babad Tanah Jawi dan beberapa naskah lain, Ki Ageng Pengging dia juga dikenal dengan nama Raden Kebo Kenanga. Dia memiliki kakak bernama Raden Kebo Kanigara (Ki Ageng Banyubiru) dan adiknya bernama Kebo Amiluhur (Ki Ageng Butuh).

Ketiganya adalah putra pasangan Andayaningrat (Ki Ageng Pengging Sepuh) yang juga dikenal Sayyid Muhammad Kabungsuwan atau Jaka Sengara dan Retno Pembayun.

Baca juga: Kisah Asmara Gajah Mada, Panglima Perang Majapahit yang Sumpahnya Menggemparkan Nusantara


Dalam versi babad, Jaka Sengara kemudian diangkat menjadi bupati Pengging karena berjasa dalam menemukan Retno Pembayun, putri dari Brawijaya, Raja Majapahit, yang diculik Menak Daliputih, Raja Blambangan, putra Menak Jingga. Jaka Sengara berhasil menemukan sang putri dan membunuh penculiknya.

Jaka Sengara kemudian menjadi Adipati/Raja Muda Pengging, bergelar Andayaningrat atau Ki Ageng Pengging I (versi lain menyebutnya Jayaningrat). Kedua putranya menempuh jalan hidup yang berbeda. Kebo Kanigara yang setia pada agama lama meninggal saat bertapa di puncak Gunung Merapi.



Sedangkan Kebo Kenanga atau Kyai Ageng Pengging masuk Islam di bawah bimbingan Syekh Siti Jenar.

Serat Kanda mengisahkan, Andayaningrat membela Majapahit saat berperang melawan Demak. Ia tewas di tangan Sunan Ngudung panglima pasukan Demak yang juga anggota Walisanga. Kebo Kenanga tidak ikut berperang karena takut menghadapi gurunya. Padahal, Syekh Siti Jenar sendiri tidak mendukung serangan Demak. Kebo Kenanga kemudian menjadi penguasa Pengging menggantikan ayahnya.

Saat menjadi penguasa Pengging, Kebo Kenanga bertemu Syekh Siti Jenar. Dikisahkan dalam Serat Siti Jenar, keduanya berdiskusi tentang persamaan teoretis dalam agama Hindu, Buddha, dan Islam namun berbeda keyakinan.



Menurut Babad Tanah Jawi, suatu ketika, Raden Patah meminta Ki Ageng Pengging untuk menghadap namun ditolak, hal itulah yang memunculkan kecurigaan Ki Ageng Pengging hendak memberontak karena tidak mau menghadap ke Demak. Maka dikirimlah Patih Wanapala untuk menyampaikan teguran.

Sementara Ki Ageng Pengging semakin gencar mendakwahkan ajaran Syekh Siti Jenar yang dianggap sesat oleh pemerintah Demak. Hingga setahun berlalu dia tetap menolak menghadap ke Demak. Raden Patah semakin murka hingga mengutus Sunan Kudus untuk menghukum mati Ki Ageng Pengging.

Setelah melalui perjalanan panjang, rombongan Sunan Kudus akhirnya tiba di Pengging. Ki Pengging merelakan kematiannya daripada harus menghadap Raden Patah. Akhirnya, ia pun meninggal dunia setelah titik kelemahannya, yaitu ujung siku, ditusuk keris Sunan Kudus.

Namun menurut Serat Siti Jenar, Ki Ageng Pengging meninggal karena kemauannya sendiri bukan karena ditusuk oleh Sunan Kudus. Dikisahkan, sebelum mati Ki Ageng Pengging berhasil menyadarkan Sunan Kudus tentang ajaran Syekh Siti Jenar yang sebenarnya.

Versi lain menyebutkan bahwa Kebo Kenanga lari ke Surabaya dan sama sekali tidak mau menghadap ke Demak. Sehingga kemudian ada silsilah makamnya ada di Surabaya (Makam Ki Ageng Pengging) yang kini telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh pemerintah.



Pada intinya, kematian Ki Ageng Pengging disebabkan karena penolakannya terhadap pemerintahan Demak. Dia adalah murid terbaik Syekh Siti Jenar, salah seorang wali yang mengajarkan kesederajatan manusia dan menolak basa-basi duniawi.

Lalu siapa Syekh Siti Jenar sebenarnya, dia adalaha seorang tokoh yang dianggap sebagai sufi asal persia dan salah seorang penyebar agama Islam di Pulau Jawa, khususnya di Kabupaten Demak.

Syekh Siti Jenar yang memiliki nama asli Syaikh Sidi Zunnar juga dikenal dengan nama Sunan Jepara sementara nama kecilnya adalah Abdul Hasan bin Abdul Ibrahim bin Ismail. Sosok Siti Jenar menjadi buah bibir di kalangan masyarakat Jawa, bahkan misteri kematian dan pemikirannya dikenal di berbagai penjuru di negeri ini.

Ada yang mengatakan bahwa ajaran Siti Jenar menyesatkan bagi kehidupan masyarakat Jawa, Di sebabkan oleh ajaranya yang bertentangan dengan islam. Dan mengaku Sebagai Allah. sehingga dalam Rapat para wali. beliau di panggil untuk menghadap dan mempertanggung jawabkan ajaranya. Karena membangkang dan dirasa sesat. Beliau akhirnya dihukum mati oleh para wali.

Sumber:
dok.sindonews/okezone
(nic)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3587 seconds (0.1#10.140)