Unjuk Rasa Tolak RUU Cipta Kerja di DPRD Sulsel Berujung Ricuh

Kamis, 16 Juli 2020 - 19:39 WIB
loading...
Unjuk Rasa Tolak RUU...
Aksi unjuk rasa massa dari aliansi mahasiswa dan buruh di depan Gedung DPRD Sulsel berujung ricuh, Kamis (16/7/2020). Foto/SINDOnews/Faisal Mustafa
A A A
MAKASSAR - Aksi unjuk rasa menolak omnibus law RUU Cipta Lapangan Kerja di depan Gedung DPRD Sulsel, Jalan Urip Sumoharjo, Kota Makassar, berujung ricuh . Dalam aksinya, massa aksi sempat terlibat bentrok dengan aparat kepolisian yang melakukan pengamanan di depan Gedung DPRD Sulsel, Kamis (16/7/2020).

Unjuk rasa menolak RUU Cipta Kerja kali ini dilakukan massa yang terdiri dari aliansi mahasiswa dan buruh. Adapula yang mengatasnamakan perwakilan santri. Mereka menuntut agar pemerintah menghentikan dan mencabut omnibus law RUU Cipta Kerja.



Kericuhan dalam aksi massa itu diduga dipicu adanya oknum provokator. Kepolisian pun mendeteksi hal tersebut, bahkan beberapa di antara mereka dikabarkan sempat diamankan. Kabag Operasional Polrestabes Makassar, AKBP Anwar Danu, tidak menampik adanya oknum provaktor di balik kericuhan aksi siang tadi.

"Pastikan ada riak-riaknya. Jadi ada kelompok-kelompok tertentu, yang kelompok baik-baik sementara menyampaikan orasi, kemudian disusupi oleh kelompok-kelompok yang jahat yang mungkin kelompok itu satu, dua, tiga orang, itulah yang membuat jadi biang kerok sebenarnya," ucap Anwar.

Aksi kejar-kejaran pun sempat terjadi. Polisi berupaya mengamankan mereka yang teridentifikasi. Beberapa orang diamankan di kawasan jembatan layang atau Flyover. Letaknya tidak begitu jauh dari pusat aksi di depan Kantor DPRD Sulsel, Jalan Urip Sumoharjo.

Hanya saja Anwar tidak menyebut pasti berapa orang provokator yang telah diamankan. Sementara ini pihaknya masih melakukan pendataan lanjutan. Anwar menyebut, sebanyak delapan unit kendaraan roda dua diamankan petugas saat aksi kejar-kejaran berlangsung.



Sempat beredar kabar bahwa salah satu dari oknum provokator yang diamankan membawa senjata tajam. Namun, Anwar menampik hal tersebut. "Kalau yang bawa sajam kami belum tahu kebetulan kita ini situasi COVID-19 jadi protokol kesehatan itu tetap kita jaga. Salah satunya pemeriksaan denga thermal gun," imbuhnya.

Kepolisian mencatat sebanyak 500 pengunjuk rasa yang memadati area Kantor DPRD Sulsel hingga kawasan Flyover, Jalan Urip Sumoharjo, Makassar. Mereka membentangkan spanduk dan sejumlah petaka, juga orasi bergantian hingga aksi bubar dengan kondusif.
(tri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2288 seconds (0.1#10.140)