Banjir Bandang Susulan Bisa Terjadi Luwu Utara, Masyarakat Harus Waspada
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Upaya pencarian dan evakuasi korban terdampak banjir bandang di enam kecamatan Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, terus dilakukan. Potensi terjadinya banjir susulan masih perlu diwaspadai. Baca : Alih Fungsi Lahan yang Tidak Terkontrol Pemicu Banjir Bandang
Dari data sementara yang dihimpun hingga pukul 14.00 WITA kemarin dilaporkan ada penambahan korban meninggal dunia menjadi 19 orang. Total sebanyak 1.565 orang menjadi korban terdampak banjir bandang di Luwu Utara, dimana 1.542 dinyatakan selamat, dan empat dalam pencarian.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel, Endro Yudo Waryono mengatakan, penyelamatan korban terdampak tetap menjadi prioritas utama. Kendala akses ke lokasi terdampak menjadi hambatan.
Pasalnya lumpur dan material bangunan yang terbawa banjir menutupi akses jalan dan pemukiman warga. Alat berat dan petugas terus dikerahkan untuk membersihkan puing-puing bekas banjir di tiap lokasi.
"Prioritas pertama tentu penyelamatan korban, evakuasi, kemudian assesment. Sambil jalan juga membuka akses jalan. Karena memang itu menjadi kendala utama untuk berakses. Siapapun kita mau bawa bantuan, mau evakuasi, itu terhambat dengan lumpur dan material bangunan yang terbawa banjir," sebut Endro kepada SINDOnews, kemarin.
Dia melanjutkan, secara bertahap pemulihan dampak pasca banjir dilakukan. Jaringan listrik dan telekomunikasi yang sempat mengalami gangguan, berangsur-angsur diperbaiki.
Endro menyebut, banjir bandang di Luwi Utara berdampak pada kurang lebih 4.200 kepala keluarga. Sekitar 15.000 jiwa lebih terpaksa harus mengungsi. Ada 46 warga yang dilaporkan hilang. Baca Juga : Sudah 15 Orang Meninggal Akibat Banjir Bandang di Masamba
"Korban meninggal ter-update sampai hari ini (kemarin) 19 meninggal dunia. Kemudian laporan-laporan dari keluarga itu ada 46 orang ini dalam pencarian. Hari ketiga ini kita masih lakukan evakuasi-evakuasi dan pencarian," urai dia.
Meski begitu, Endro belum mau berspekulasi soal taksiran kerugian atas bencana banjir bandang ini. Proses assesment oleh petugas masih sementara berlangsung di tiap tempat terdampak.
"Itu masih harus banyak melakukan assesment yang lebih detail ke tempat-tempat publik, masjid, kantor dan sebagainya. Tapi yang pokok adalah prioritas keselamatan jiwa. Yang kedua, buka akses jalan supaya bisa dilalui. Barulah ketiga pembersihan hunian supaya warga tidak berlama-lama di pengungsian," paparnya.
Para warga terdampak dikatakan masih mengungsi pada posko yang disiapkan. Ada enam posko yang tersebar di enam kecamatan terdampak. Salah satunya posko induk yang bertempat di Kecamatan Masamba. Di tiap posko, didirikan dapur umum, tenaga medis pun dikerahkan untuk merawat korban.
Bantuan logistik juga terus mengalir. Tidak hanya dari pemerintah setempat, lembaga sosial dan relawan lainnya. Kata Endro, bantuan juga berdatangan dari daerah tetangga Luwu Utara, baik Luwu Timur, Luwu maupun Palopo.
"Mereka turun ke lapangan membantu memperkuat sumber daya manusianya, selain membawa bantuan logistik kebutuhan dasar. Insya Alla semua bisa tersentuh, yang penting kebutuhan dasar tercukupi," tutur Endro. Baca Lagi : Gubernur Sulsel Laporkan Bencana Masamba ke Presiden Jokowi
Ditambahkan, disamping makanan, kebutuhan mendesak warga atau pengungsi adalah ketersediaan air bersih. Selain itu kebutuhan pakaian yang layak, dan obat-obatan.
Endro tak menampik, potensi terjadinya banjir susulan masih perlu diwaspadai. Apalagi curah hujan dengan intesitas yang tinggi diprediksi masih terjadi di Luwu Utara. Warga belum direkomendasikan untuk kembali ke daerah terdampak banjir.
"Memang kemungkinan itu masih bisa terjadi. Karena ada peringatan dini dari BMKG memang diprediksi, diperkirakan bahwa empat hari kedepan masih ada kemungkinan curah hujan yang relatif tinggi. Untuk itu perlu ada peningkatan kewaspadaan, setidaknya menjauhlah dari titik berpotensi bencana banjir," tegasnya.
Dari data sementara yang dihimpun hingga pukul 14.00 WITA kemarin dilaporkan ada penambahan korban meninggal dunia menjadi 19 orang. Total sebanyak 1.565 orang menjadi korban terdampak banjir bandang di Luwu Utara, dimana 1.542 dinyatakan selamat, dan empat dalam pencarian.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel, Endro Yudo Waryono mengatakan, penyelamatan korban terdampak tetap menjadi prioritas utama. Kendala akses ke lokasi terdampak menjadi hambatan.
Pasalnya lumpur dan material bangunan yang terbawa banjir menutupi akses jalan dan pemukiman warga. Alat berat dan petugas terus dikerahkan untuk membersihkan puing-puing bekas banjir di tiap lokasi.
"Prioritas pertama tentu penyelamatan korban, evakuasi, kemudian assesment. Sambil jalan juga membuka akses jalan. Karena memang itu menjadi kendala utama untuk berakses. Siapapun kita mau bawa bantuan, mau evakuasi, itu terhambat dengan lumpur dan material bangunan yang terbawa banjir," sebut Endro kepada SINDOnews, kemarin.
Dia melanjutkan, secara bertahap pemulihan dampak pasca banjir dilakukan. Jaringan listrik dan telekomunikasi yang sempat mengalami gangguan, berangsur-angsur diperbaiki.
Endro menyebut, banjir bandang di Luwi Utara berdampak pada kurang lebih 4.200 kepala keluarga. Sekitar 15.000 jiwa lebih terpaksa harus mengungsi. Ada 46 warga yang dilaporkan hilang. Baca Juga : Sudah 15 Orang Meninggal Akibat Banjir Bandang di Masamba
"Korban meninggal ter-update sampai hari ini (kemarin) 19 meninggal dunia. Kemudian laporan-laporan dari keluarga itu ada 46 orang ini dalam pencarian. Hari ketiga ini kita masih lakukan evakuasi-evakuasi dan pencarian," urai dia.
Meski begitu, Endro belum mau berspekulasi soal taksiran kerugian atas bencana banjir bandang ini. Proses assesment oleh petugas masih sementara berlangsung di tiap tempat terdampak.
"Itu masih harus banyak melakukan assesment yang lebih detail ke tempat-tempat publik, masjid, kantor dan sebagainya. Tapi yang pokok adalah prioritas keselamatan jiwa. Yang kedua, buka akses jalan supaya bisa dilalui. Barulah ketiga pembersihan hunian supaya warga tidak berlama-lama di pengungsian," paparnya.
Para warga terdampak dikatakan masih mengungsi pada posko yang disiapkan. Ada enam posko yang tersebar di enam kecamatan terdampak. Salah satunya posko induk yang bertempat di Kecamatan Masamba. Di tiap posko, didirikan dapur umum, tenaga medis pun dikerahkan untuk merawat korban.
Bantuan logistik juga terus mengalir. Tidak hanya dari pemerintah setempat, lembaga sosial dan relawan lainnya. Kata Endro, bantuan juga berdatangan dari daerah tetangga Luwu Utara, baik Luwu Timur, Luwu maupun Palopo.
"Mereka turun ke lapangan membantu memperkuat sumber daya manusianya, selain membawa bantuan logistik kebutuhan dasar. Insya Alla semua bisa tersentuh, yang penting kebutuhan dasar tercukupi," tutur Endro. Baca Lagi : Gubernur Sulsel Laporkan Bencana Masamba ke Presiden Jokowi
Ditambahkan, disamping makanan, kebutuhan mendesak warga atau pengungsi adalah ketersediaan air bersih. Selain itu kebutuhan pakaian yang layak, dan obat-obatan.
Endro tak menampik, potensi terjadinya banjir susulan masih perlu diwaspadai. Apalagi curah hujan dengan intesitas yang tinggi diprediksi masih terjadi di Luwu Utara. Warga belum direkomendasikan untuk kembali ke daerah terdampak banjir.
"Memang kemungkinan itu masih bisa terjadi. Karena ada peringatan dini dari BMKG memang diprediksi, diperkirakan bahwa empat hari kedepan masih ada kemungkinan curah hujan yang relatif tinggi. Untuk itu perlu ada peningkatan kewaspadaan, setidaknya menjauhlah dari titik berpotensi bencana banjir," tegasnya.
(sri)