Asal Usul Kabupaten Blora, Berawal dari Cerita Rakyat Belor

Jum'at, 03 Februari 2023 - 18:13 WIB
loading...
Asal Usul Kabupaten Blora, Berawal dari Cerita Rakyat Belor
Blora merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah. Foto DOK ist
A A A
JAKARTA - Blora merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah . Luas wilayahnya mencapai 1.820,59 km2 yang terbagi ke dalam 16 Kecamatan.

Mengutip dari laman resmi pemerintahan, secara bahasa nama Blora berasal dari kata Belor yang memiliki arti lumpur. Secara etimologi kata nama tersebut berasal dari dua kata yakni Wai dan Lorah. Wai berarti air sedangkan lorah berarti jurang atau tanah rendah.

Penggabungan dari dua kata tersebut menjadi Wailorah dan berubah menjadi Bailorah yang kemudian penyebutannya berubah menjadi Blora hingga saat ini.

Baca juga : Asal-usul dan Sejarah Keberadaan Kabupaten Klaten di Jawa Tengah

Penyebutan Blora ini sesuai dengan cerita rakyat yang menyebutkan bahwa dulunya berasal dari kata Belor yang artinya lumpur.

Dalam sejarahnya, Blora merupakan sebuah wilayah yang sudah ada sejak masa Kerajaan Demak. Pada masa itu wilayahnya masuk dalam Kadipaten Jipang yang dipimpin oleh Arya Penangsang.

Wilayah Kadipaten jipang pada saat itu meliputi Pati, Blora, Lasem dan Jipangnya sendiri.

Seiring perkembangan kerajaan, Blora kemudian menjadi wilayah Kerajaan Pajang setelah perpindahan pusat pemerintahan Demak ke Pajang oleh pemimpinnya yakni Sultan Hadiwijaya.

Pada masa pemerintahan Pakubuwana I, wilayah Blora diserahkan kepada putranya bernama Pangeran Blitar untuk dikelola menjadi sebuah wilayah kekuasaannya.

Pada awal pemerintahannya, Pangeran Blora diberi gelar Adipati dan mengelola wilayah kekuasaannya seluas 3.000 karya atau setara dengan 3.000 Hektare.

Baca juga : Mengenal Asal usul dan Sejarah Nama Ponorogo Kota Reog yang Melegenda

Pada saat Mataram Islam di bawah Pakubuwana II (1727-1749) terjadi pemberontakan yang dipimpin oleh Mangkubumi dan Mas Sahid, Mangkubumi menguasai Sukawati, Grobogan, Demak, Blora, dan Yogyakarta.

Menurut Babad Giyanti dan serat kuntharatama menyatakan bahwa Mangkubumi menjadi Raja pada tanggal 1 Suro tahun Alip 1675, atau 11 Desember 1749.

Bersamaan dengan Mangkubumi diangkat sebagai Raja, maka diangkat pula pemimpin prajurit Mangkubumen, Wilatikta yang diangkat menjadi Bupati Blora.

Pengangkatan Wilatikta menjadi Bupati Blora pada tanggal 2 Suro Tahun Alip atau tanggal 11 Desember 1749 Masehi menandai hari jadi Kabupaten Blora hingga saat ini.
(bim)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2300 seconds (0.1#10.140)