VTM dan Swab Stick Buatan ITB, Diklaim Bantu Cek COVID-19 Lebih Akurat
loading...
A
A
A
BANDUNG - Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) Institut Teknologi Bandung (ITB) berhasil membuat Viral Transport Media (VTM) beserta nasopharyngeal swab stick.
Kedua produk buatan anak negeri ini telah diserahkan sebanyak 1.444 buah stick beserta VTM kepada laboratorium kesehatan daerah Provinsi Jawa Barat.
VTM merupakan media yang digunakan untuk menjaga spesimen lendir hidung dan tenggorokan pasien setelah dilakukan nasopharyngeal swab.
Media ini berfungsi untuk mencegah sampel menjadi kering dan menghindari kerusakan dari partikel virus, terutama materi genetiknya.
Berdasarkan panduan protokol yang dikeluarkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Center of Disease Control and Prevention (CDC), VTM yang digunakan harus memiliki antibiotik dan antifungi.
Keberadaan kedua agen antimikroba ini bertujuan agar spesimen yang akan diuji di laboratorium tidak rusak atau terkontaminasi dari mikroorganisme lain yang dapat mempengaruhi hasil diagnostik COVID-19.
Selanjutnya, sampel lendir yang sudah disimpan di dalam VTM akan dibawa ke laboratorium rujukan untuk diuji apakah pasien positif atau negatif COVID-19 dengan metode RT-PCR (Real Time-Polymerase Chain Reaction).
"Kami berharap alat tersebut dapat bermanfaat dalam percepatan upaya penanggulangan COVID-19 melalui uji deteksi yang akurat," kata Dekan SITH Endah Sulistiawati dalam ketenangan resminya, Selasa (14/7/2020).
Dia menuturkan, VTM yang diserahkan kepada UPTD Labkesda Jabar dibuat oleh Tim Dosen SITH-ITB yang terdiri dari dua Kelompok Keahlian (KK).
Kelompok pertama yaitu dari KK Bioteknologi Mikroba (KK-BM) dan kelompok yang kedua yaitu dari KK Genetika dan Biologi Molekuler (KK-GBM).
Tim tersebut terdiri dari Dr. Karlia Meitha, Dr. Eng. Kamarisima, Neil Priharto, M.T., S.Si., Dr. Popi Septiani, dan Dr. Tati Kristianti.
Pembuatan VTM menggunakan acuan standar yang dikeluarkan oleh WHO dan CDC. Kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik dengan dukungan pendanaan dari LPIK-ITB dan dana Pengabdian Masyarakat KK-BM SITH ITB.
Kepala UPTD Labkesda Jabar, drg. Ema Rahmawati, M.Km mengatakan, bantuan tersebut akan membantu ketersediaan dan kualitas VTM guna menunjang performa diagnostik COVID-19. Akan tetapi jumlah VTM yang tersedia saat ini masih terbatas.
Menurutnya, di masa adaptasi kebiasaan baru (AKB), jumlah masyarakat yang membutuhkan uji diagnostik COVID-19 berbasis RT-PCR ini kembali meningkat. (Baca juga: Kampung KB Lingga Asri Kembangkan Wisata Bunga di Era New Normal)
Hal ini kemudian berdampak terhadap kebutuhan VTM yang meningkat pula. Tidak hanya VTM, ketersediaan nasopharyngeal swab stick juga merupakan salah satu komponen kritis saat ini.
Kedua produk buatan anak negeri ini telah diserahkan sebanyak 1.444 buah stick beserta VTM kepada laboratorium kesehatan daerah Provinsi Jawa Barat.
VTM merupakan media yang digunakan untuk menjaga spesimen lendir hidung dan tenggorokan pasien setelah dilakukan nasopharyngeal swab.
Media ini berfungsi untuk mencegah sampel menjadi kering dan menghindari kerusakan dari partikel virus, terutama materi genetiknya.
Berdasarkan panduan protokol yang dikeluarkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Center of Disease Control and Prevention (CDC), VTM yang digunakan harus memiliki antibiotik dan antifungi.
Keberadaan kedua agen antimikroba ini bertujuan agar spesimen yang akan diuji di laboratorium tidak rusak atau terkontaminasi dari mikroorganisme lain yang dapat mempengaruhi hasil diagnostik COVID-19.
Selanjutnya, sampel lendir yang sudah disimpan di dalam VTM akan dibawa ke laboratorium rujukan untuk diuji apakah pasien positif atau negatif COVID-19 dengan metode RT-PCR (Real Time-Polymerase Chain Reaction).
"Kami berharap alat tersebut dapat bermanfaat dalam percepatan upaya penanggulangan COVID-19 melalui uji deteksi yang akurat," kata Dekan SITH Endah Sulistiawati dalam ketenangan resminya, Selasa (14/7/2020).
Dia menuturkan, VTM yang diserahkan kepada UPTD Labkesda Jabar dibuat oleh Tim Dosen SITH-ITB yang terdiri dari dua Kelompok Keahlian (KK).
Kelompok pertama yaitu dari KK Bioteknologi Mikroba (KK-BM) dan kelompok yang kedua yaitu dari KK Genetika dan Biologi Molekuler (KK-GBM).
Tim tersebut terdiri dari Dr. Karlia Meitha, Dr. Eng. Kamarisima, Neil Priharto, M.T., S.Si., Dr. Popi Septiani, dan Dr. Tati Kristianti.
Pembuatan VTM menggunakan acuan standar yang dikeluarkan oleh WHO dan CDC. Kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik dengan dukungan pendanaan dari LPIK-ITB dan dana Pengabdian Masyarakat KK-BM SITH ITB.
Kepala UPTD Labkesda Jabar, drg. Ema Rahmawati, M.Km mengatakan, bantuan tersebut akan membantu ketersediaan dan kualitas VTM guna menunjang performa diagnostik COVID-19. Akan tetapi jumlah VTM yang tersedia saat ini masih terbatas.
Menurutnya, di masa adaptasi kebiasaan baru (AKB), jumlah masyarakat yang membutuhkan uji diagnostik COVID-19 berbasis RT-PCR ini kembali meningkat. (Baca juga: Kampung KB Lingga Asri Kembangkan Wisata Bunga di Era New Normal)
Hal ini kemudian berdampak terhadap kebutuhan VTM yang meningkat pula. Tidak hanya VTM, ketersediaan nasopharyngeal swab stick juga merupakan salah satu komponen kritis saat ini.
(boy)