Pura Mangkunegaran Direvitalisasi, Erick Thohir dan Gibran Yakin Solo Jadi Kota Wisata Berkelanjutan

Sabtu, 21 Januari 2023 - 20:40 WIB
loading...
Pura Mangkunegaran Direvitalisasi, Erick Thohir dan Gibran Yakin Solo Jadi Kota Wisata Berkelanjutan
Menteri BUMN Erick Thohir, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dan KGPAA Mangkunegoro X Bhre Cakra Hutomo Wira Sudjiwo saat peresmian Taman Pracima Pura Mangkunegaran. Foto/Ist
A A A
SOLO - Menteri BUMN Erick Thohir yakin Solo bakal menjadi kota wisata berkelanjutan pascarevitalisasi Pura Mangkunegaran. Hal itu disampaikan saat menghadiri peresmian Taman Pracima atau Pracima Tuin di dalam komplek Pura Mangkunegaran.

Revitalisasi Taman Pracima tersebut merupakan wujud dukungan BUMN dalam memelihara gelora mencintai sejarah bangsa, mencintai kekayaan budaya lokal, menggiatkan perekonomian rakyat, dan memperkuat kunjungan wisata di dalam negeri.



"Ini menjadi bagian dari upaya mengembalikan Solo sebagai kota wisata yang bisa berkelanjutan," ujar Erick Thohir saat memberikan kata sambutan di hadapan Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Mangkunegoro X Bhre Cakra Hutomo Wira Sudjiwo dan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, Sabtu (21/1/2023).

Menurut Erick, kepemimpinan KGPAA Mangkunegaran X saat ini bisa menjadi bagian dari membangun sejarah dan budaya Jawa. "Membangun sejarah dan budaya Jawa yang selama ini kadang-kadang terlupakan sejalan dengan perubahan zaman yang terjadi," ungkap Erick.

Menteri BUMN juga mengucapkan terima kasih kepada para pimpinan BUMN yang sudah terlibat dalam proses revitalisasi Pura Mangkunegaran. "Terimakasih atas kerjasama nya. Bagaimana kita bisa membangun sebuah sejarah yang telah berlangsung sekian lama. Yang tadinya tidak dapat dinikmati, hari ini, bisa dinikmati bersama," ujar Erick.

Sebelum merevitasalisasi Taman Pracima, Erick juga telah memimpin upaya menghidupkan kembali Lokomotif Mak Itam di Sumatera Barat, membangun dan rebranding Sarinah, hingga mulai merevitalisasi Kawasan Sanur di Bali.


Geliat mempercantik Taman Pracima sudah mulai dilakukan sejak tahun 2022. Dalam sebuah peninjauan, November 2022, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming bersama KGPAA Mangkunegoro X menunjukkan bahwa revitalisasi ini dapat berjalan atas kerja sama Kementerian BUMN serta Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah.

Revitalisasi area Taman Pracima ini terinspirasi dari taman kerajaan yang dibangun pada era pemerintahan Sampeyan-dalem Ingkang Jumeneng Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (S.I.J.K.G.P.A.A.) Mangkoenagoro VII.

Nama Taman Pracima berarti taman yang terletak di area barat. Sesuai dengan lokasi taman yang terletak di area barat Pura Mangkunegaran. Revitalisasi ini merupakan salah satu upaya pengembangan kebudayaan Jawa, khususnya Mangkunegaran berkelanjutan.

Taman Pracima beserta bangunan-bangunan di dalamnya, di antaranya Pracimasana, Pracimaloka, dan Pracimawisik, direncanakan menjadi wadah pengembangan kesenian, kolaborasi budaya, pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), serta kuliner khas Mangkunegaran.

Sementara itu, Wali Kota Solo berharap melalui revitalisasi ini, area Pura Mangkunegaran dapat menjadi salah satu destinasi dan ruang publik yang baru di Kota Solo.

“Semoga taman Mangkunegaran ini menjadi salah satu destinasi yang baru, ruang publik yang baru untuk dinikmati wisatawan maupun masyarakat karena adanya spot-spot baru,” ujar Gibran.

Revitalisasi ini menjadi salah satu langkah awal menjadikan kawasan Pura Mangkunegaran sebagai tempat interaksi publik sekaligus sebagai ruang terbuka hijau. Hal ini merupakan salah satu dukungan kepada Pemkot Solo dalam meningkatkan paru-paru kota dan memperluas area resapan air tanah.

Didasarkan Kajian

Adapun KGPAA Mangkunegara X menerangkan, revitalisasi Pura Mangkunegaran dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan kajian-kajian pendahulu. Untuk saat ini, fokus utama adalah menyelesaikan revitalisasi area taman.

“Bangunan dan taman ini merupakan inpirasi dari Eyang Buyut saya era KGPAA Mangkunegaran VII. Dari kajian-kajian yang kita lakukan dengan pendampingan dari cagar budaya, semua kita lakukan berdasarkan kajian-kajian,” jelas Mangkunegara X.

Sebelumnya, PT PLN (Persero) telah menjadikan Istana Pura Mangkunegaran sebagai cagar budaya pertama yang memakai Renewable Energy Certificate (REC). Dalam keterangan tertulis PLN, disebutkan bahwa KGPAA Mangkunegara X menjelaskan langkah Istana Pura Mangkunegaran memakai REC milik PLN ini sebagai bentuk komitmen Istana dalam mendorong masifnya penggunaan energi bersih.

“Kenapa kita melakukan ini, karena Mangkunegaran sebagai pusat budaya harus terus berkembang, salah satunya memperhatikan dan menjawab isu yang berkembang selama ini. Melalui penggunaan energi bersih sebagai sumber energi listrik Istana Mangkunegaran turut berkontribusi dalam pengurangan emisi karbon,” ujarnya.

KGPAA Mangkunegara X menilai sebagai warisan cagar budaya, Pura Mangkunegaran tidak hanya berfokus kepada pelestarian kebudayaan tetapi juga kepada pelestarian lingkungan.

Sebagai pusat kebudayaan, Pura Mangkunegaran juga akan menanamkan pesan-pesan penggunaan energi bersih berdampingan dengan pesan pelestarian kebudayaan sehingga masyarakat lebih perhatian terhadap isu lingkungan.

“Ke depan kami berharap akan semakin banyak pihak khususnya dari kalangan anak muda yang peduli dan mendukung gerakan penggunaan energi hijau ini dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari hari. Dan mereka dapat menularkan semangat ini kepada generasi muda lainnya,” ujar dia.

Sementara itu, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyatakan siap mendukung langkah Istana Pura Mangkunegaran untuk menggunakan energi bersih melalui REC. Sebagai dukungan itu, PLN menyerahkan 20 unit REC atau setara dengan 20 MWh listrik bersih.

“Kami siap mendukung langkah baik Kanjeng Gusti untuk membawa Istana beralih ke sumber energi bersih. Istana Pura Mangkunegaran menjadi cagar budaya pertama yang memakai energi REC dari PLN,” ujar Darmawan sembari menambahkan, REC yang diserahkan ke Istana Pura Mangkunegaran ini bersumber dari PLTP Kamojang.

REC merupakan salah satu inovasi produk hijau PLN untuk mempermudah pelanggan dalam mendapatkan pengakuan atas penggunaan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) yang transparan, akuntable dan diakui secara internasional serta tanpa harus mengeluarkan biaya investasi untuk pembangunan infrastruktur.

“Melalui REC, PLN menghadirkan opsi untuk pemenuhan target sampai dengan 100 persen penggunaan energi terbarukan. Cara pembeliannya pun relatif mudah dan cepat,” tutur dia.

Saat ini pembangkit green energy milik PLN yang terdaftar adalah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang dengan kapasitas 140 MW, PLTP Lahendong 80 MW dan PLTA Bakaru 130 MW, atau setara 2.500.000 MWh per tahun.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2000 seconds (0.1#10.140)