Calon Arang, Penyihir Wanita yang Ditumpas oleh Mpu Baradah Utusan Raja Airlangga

Rabu, 18 Januari 2023 - 06:06 WIB
Calon Arang digambarkan sebagai sosok perempuan pelaku ilmu hitam yang sakti, yang setiap marah selalu berbicara dengan teluh. (Ist)
Calon Arang digambarkan sebagai sosok perempuan pelaku ilmu hitam yang sakti, yang setiap marah selalu berbicara dengan teluh .

Dilukiskan bagaimana hanya merasa kurang enak badan, panas dingin di pagi hari, siang harinya nyawa melayang. Begitu juga sakit di siang hari, sore meninggal. Begitu seterusnya teluh Calon Arang bekerja.

Saking ganasnya teluh, mereka yang usai menggotong jenazah, tiba-tiba juga ambruk dan meninggal dunia. Nyawa terus berjatuhan. Penduduk mengistilahkannya dengan pagebluk. Wabah penyakit yang bersumber dari murka Calon Arang.

Dalam prosa lirik "Calon Arang Korban Patriarki", Toeti Heraty mengisahkan, bagaimana di puncak amarahnya Calon Arang memohon izin Batari Durga melenyapkan semua penduduk tetangganya.

Istri Dewa Syiwa itu mengizinkan: "Boleh saja, kata Batari, tetapi hanya daerah pinggiran atau desa, jangan memusnahkan orang sampai ke kota".



Kota yang dimaksud adalah ibu kota Kerajaan Kediri. Dan yang terjadi seperti ada pagar pembatas tidak kasat mata. Pagebluk hanya melanda wilayah pedesaan, tapi tidak masuk wilayah ibukota.

Terutama di wilayah Desa Jirah atau Gurah (Sekarang di wilayah Kabupaten Kediri) dan sekitarnya, tempat Calon Arang berumah. Wabah begitu mengganas.

Calon Arang seorang janda yang tidak pernah ada yang tahu siapa suaminya. Di kampung Jirah, Calon Arang yang juga mendapat panggilan Ni Rangda atau Rangda dari Jirah, hidup bersama putri semata wayangnya.

Seorang gadis jelita bernama Ratna Manggali. Ratna cantik sekaligus menawan hati setiap laki-laki yang pernah bertatapan dengannya.

Namun menginjak usia 25 tahun, tidak satupun laki-laki yang berani melamarnya. Alih-alih meminang, mendekat saja para lelaki sudah ciut nyali. Mendengar nama Calon Arang, para laki-laki sudah gentar.

Terbayang seorang perempuan tukang sihir, penyembah Dewi Durga atau Dewi Bagawati yang menghabiskan waktu bersama murid-muridnya di kuburan.

Tiadanya laki-laki yang menyunting Ratna Manggali, membuat Calon Arang murka. Membayangkan anaknya yang cantik jelita menjadi perawan tua, dada Calon Arang seperti terbakar. Sebagai seorang ibu sekaligus seorang janda, Calon Arang merasa terhina.

"Alangkah marahnya sang janda. Alangkah malunya sang janda," tulis Toeti Heraty. Di kuburan, Calon Arang bersama murid-muridnya, terus menjalankan ritual mautnya. Semuanya perempuan. Wersirsa, Mahisawandana, Lendya, Lende, Lendi, Guyang, Larung, dan Gandi.

Murid-murid kinasih itu menandak-nandak (menari), mengikuti sang guru yang merapal mantra. Pada lehernya berkalung usus manusia. Pada telinga beranting paru -paru dan mengeramasi rambut dengan darah manusia.

Calon Arang menikmati hasil kerjanya. Ia tertawa-tawa melihat kematian yang terus berjatuhan. Bahagia melihat tangis penduduk Kediri yang meledak karena kehilangan keluarga. Persebaran penyakit tak bisa dicegah. Kian meluas sampai ke puncak-puncak gunung.

Para pendeta kerajaan malu bertemu rakyat, karena tidak mampu menolak teluh yang disebar Calon Arang. Raja Airlangga berduka melihat penderitaan yang ditanggung rakyatnya.

"Kewibawaan raja terganggu di tahta," tulis Toeti Heraty dalam Calon Arang Korban Patriarki. Teror pagebluk perempuan penyihir Calon Arang tidak bisa didiamkan.

Serbuan tentara kerajaan ke Jirah yang gagal karena mendapat perlawanan sengit Calon Arang, harus diganti dengan taktik lain.

Raja Airlangga memerintahkan patih dan para menteri utama untuk mengundang para pendeta, resi, pujangga dan guru. Semuanya berkumpul dan bersama-sama melakukan ritual pemujaan kepada Sang Hyang Agni, sekaligus meminta petunjuk.

Terbitlah petunjuk dari dewata yang menyebut nama Sri Munindra Baradah atau Mpu Baradah.

Seorang pendeta sempurna yang bertempat di pertapaan Semasana, Lemah Tulis. "Dialah yang dapat meruwat kerajaanmu, yang akan menghilangkan noda di dunia, membuat sejahtera dunia". Mpu Baradah bagi Raja Airlangga bukan sosok asing.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More